Reading Challenge, salah satu program FLP Jawa Timur yang membantu saya menghabiskan koleksi buku yang selama ini masih tertata rapi di
almari, belum terbaca, dan teriak-teriak minta dibaca.
almari, belum terbaca, dan teriak-teriak minta dibaca.
Bayangin, sekitar empat bulan sekali selalu ada bazar buku di Malang, belum lagi kalau ada toko buku mengadakan promo, trus kalau tiba-tiba ada
diskon gedhe dari penerbit, parahnya kalau ada BBW bisa khilaf habisin tabungan. Duh.. ini adalah godaan buat booklover. Di satu sisi event ini menyenangkan sekali karena kita dapat buku murah. Tapi di sisi lain, ada perasaan bersalah karena masih banyak buku yang belum terbaca. “Tapi sayang kalau tidka beli,
mumpung murah,” ini bisikan yang menggoda iman saya buat beli.
diskon gedhe dari penerbit, parahnya kalau ada BBW bisa khilaf habisin tabungan. Duh.. ini adalah godaan buat booklover. Di satu sisi event ini menyenangkan sekali karena kita dapat buku murah. Tapi di sisi lain, ada perasaan bersalah karena masih banyak buku yang belum terbaca. “Tapi sayang kalau tidka beli,
mumpung murah,” ini bisikan yang menggoda iman saya buat beli.
Bicara buku, saya pernah yang namanya eneg dengan benda satu ini. Sampai bertahan sekitar enam bulan tidak beli saking enegnya. Kok bisa
ya? Saya juga heran. Padahal saya penggemar benda segi empat ini.
ya? Saya juga heran. Padahal saya penggemar benda segi empat ini.
Jadi ceritanya tahun 2013 saya menang lomba menulis Mizan. Hadiahnya buku sekulkas. Buku itu saya bagi buat perpus sekolah, teman, saudara, dan
koleksi pribadi. Nggak habis! Bahkan sampai hari ini masih ada yang rapi di dalam plastik. Puas banget rasanya dapet satu box besar buku, tapi ya itu setelah itu males beli buku karena banyak buku yang belum terbaca. Memang ya., yang namanya berlebihan itu tidak baik.
koleksi pribadi. Nggak habis! Bahkan sampai hari ini masih ada yang rapi di dalam plastik. Puas banget rasanya dapet satu box besar buku, tapi ya itu setelah itu males beli buku karena banyak buku yang belum terbaca. Memang ya., yang namanya berlebihan itu tidak baik.
Oke kembali ke Reading Challenge FLP Jatim. Program seperti apakah ini? Program ini adalah tantangan untuk merutinkan aktivitas membaca setiap hari. Kelas RC terbagi menjadi empat, diantaranya adalah
a. Kelas R (Kelas Reader)
b. Kelas MR (Kelas Middle Reader)
c. Kelas HR (Kelas High Reader)
d. Kelas SR (Kelas Super Reader)
Dulu awal di kelas R (Kelas Reader) saya menikmati sekali, karena target harian hanya 5 halaman perhari. Santai tapi pasti. Alhamdulillah dalam satu bulan saya bisa menghabiskan 3.438 halaman (10 buku). Meski bukan di peringkat pertama saya sangat puas. karena bagi saya program ini adalah untuk mengalahkan diri sendiri yang beberapa bulan terakhir lebih suka nonton film daripada baca buku. Jadi bagi saya, ketika saya bisa memperbanyak jumlah halaman buku dari bulan-bulan sebelumnya, saya sudah menang.
Prosedur di kelas ini jika peserta tidak membaca selama 3 hari berturut-turut atau tidak setor laporan atau tidak memenuhi target membaca 5 halaman per hari, maka ia dinyatakan tidak naik kelas. Meskipun ia sudah membaca tapi ternyata ia tidak bisa laporan karena pulsa internet habis misalnya, maka tetap akan mendapat tanda peringatan. Laporan juga tidak boleh diwakilkan (horror nggak sih, nggak bisa diwakilkan hehehe)
Alhamdulillah bulan berikutnya saya naik kelas ke kelas MR (Kelas Middle Reader). Prosedurnya beda dengan kelas reader. Kelas ini lebih menantang. Satu hari minimal 15 halaman dan dengan tema buku tertentu. Misalnya sejarah, politik, agama, novel dari penulis yang menerima nobel, biogragi, dan lain-lain. Kami harus menghabiskan buku tersebut dalam 8 hari.
Strategi di kelas ini adalah pilih buku yang tipis heheh. Jadi setelah habis kita bisa laporan dan ganti buku yang lain. Lha saya sempat salah strategi saat tema biografi. Saya pilih biografi Said Nursi yang tebal. Akibatya tidak sampai target.
Di kelas MR, saya belajar mau membaca buku dengan tema yang kurang saya suka. Misal politik, jadi biar saya suka, saya pilih politik islam yang berkisah Sahabat Rasulullah. Membaca buku dengan tema ditentukan sangat berguna buat saya yang malas menyentuh koleksi buku tebal-tebal. Ya, saya suka koleksi berbagai tema buku, tapi untuk baca kadang saya memilih. Yang penting punya duluan, heheh.
Alhamdulillah dengan tertatih saya naik kelas ke kelas HR (Kelas High Reader), ya meski bukan di urutan pertama. Seperti yang saya bilang, bagi saya program ini adalah usaha untuk mengalahkan rasa malas membaca pada diri sendiri.
Saya yakin kelas ini pasti seru dan menantang, yaiyalah yang awalnya kelas diisi seabrek peserta, mulai surut jadi 17 peserta. Terakhir di kelas HR tinggal 11 peserta. Saya berharap masih bisa bertahan di tengah kesibukan yang ada *sok sibuk
Terimakasih FLP jatim yang telah membuat program ini.