Menjalani kuliah S-2 dengan gaya belajar yang jauh berbeda dengan S-1 membutuhkan tenaga ekstra. Baik dari segi finansial, amunisi untuk tubuh, waktu belajar, dan partner berjuang. Apalagi untuk beasiswa yang mengharuskan dua tahun lulus, kalau lebih dari dua tahun bayar sendiri. Satu
makalah paling tidak bersumber dari 5-7 buku, 2 jurnal, dan sedikit bahan dari internet (boleh kurang).
makalah paling tidak bersumber dari 5-7 buku, 2 jurnal, dan sedikit bahan dari internet (boleh kurang).
Sempat kami menjadi angkatan 77. Berangkat jam tujuh pagi pulang jam tujuh malam. Tak jarang baru ke kos jam sepuluh malam karena harus nongkrong di Telkom untuk kerja kelompok. Nih, buktinya salah satu updates status teman sekelas …
malamnya lembur di Telkom |
Minggu-minggu terakhir tak kalah ekstrim. Sehari bisa presentasi 2-3 mata kuliah disamping ujian. Beberapa sempat ngedrop, bahkan ada yang masuk RS. Wooow pokoknya.
Alhamdulillah saya memiliki kelas yang kompak, jadi kalau ada yang sakit ada yang bantu mengerjakan tugas. Prinsipnya, kelas H P2TK DIKDAS harus lulus bareng!!! Bismillah semoga Allah mengijabahi. Aamiin.
Sssttt.. jangan terlalu ngeri dulu dengan S-2, sebenarnya bukan tanpa alasan kami harus ekstra belajar. Ini karena kami harus menyelesaikan waktu belajar satu semester dalam tiga bulan. Materi dan tugas yang harusnya kami lahap selama enam bulan, harus kami tuntaskan dalam waktu 2-3 bulan. Awal rencana masuk bulanSeptember 2015, kami baru masuk November 2015.
Insha Allah semester dua akan berjalan secara normal, satu semester dilaksanakan selama enam bulan.
Efek dari kerja keras di atas, selain kami saling membantu jika mengerjakan tugas. Akhir pekan adalah waktunya jalan-jalan. Beruntung di kelas saya banyak yang suka travelling, jadi kalau pas luang, tidak ada tugas, dan tidak ada jadwal presentasi kami jalan keliling Surabaya dan sekitarnya.
Namun rencana jalan-jalan untuk refreshing tak sepenuhnya berhasil. Mengapa? Karena sepanjang jalan, yag kami ingat adalah dosen dan materi kuliah. Ingatan kami sulit move on dari wajah ibu dan bapak dosen #eeaa.
Misalnya
1. Saat melewati sungai, ingat materi hubungan luas penampang dengan debit air
2. Pas lihat fotokopian, ingat kalau selama ini berat HVS 70gr itu miskonsepsi. Yang benar 70gsm
3. Tahu ada sumur, kami teringat pelajaran katrol.
4. Lihat tulisan di tempat wisata, ingat matkul bahsa Indonesia: EYD dan Sintaksis
5. Saat di Mangrove, Lombok, dan tempat wisata lain, teringat dimensi keanekaragaman di Kondas IPS. Keanekaragaman bahasa, adat, makanan,
dan budaya.
dan budaya.
6. Ilmu pencernaan juga menghantui saat kami wisata kuliner.
7. Pas bertemu dengan anak-anak yang mencari ikan di sungai dengan kaca, saya merasa tertohok. Ini anak kecil dah bisa menerapkan ilmu pencerminan dan titik fokus untuk mencari ikan. Mantaaap
8. Saat melihat ada debat, ingatan tertuju pada Filsafat Ilmu, “Orang yang menyalahkan harus tahu yang benar.” Dengan kata lain tidak hanya menyelahkan, tapi juga membenarkan
9. Melihat beragamnya latar belakang orang-orang yang saya temui, ingatan melayang pada pelajaran perkembangan anak. Perkembangan masing-masing orang berbeda. Baik perkembangan fisik, moral, bahasa, dan lain-lain
10. Seringnya kami mengambil gambar sebelum makan (dulu sebelum makan berdoa, sekarang ambil gambar baru berdoa hahaha) mengingatkan saya pada teori belajar. Tentang diagram maslow. Pada segitiga maslow, bagan paling bawah adalah kebutuhan fisik sedang di bagian atas aktualisasi diri. Dengan kata lain, kebutuhan fisik yang lebih banyak dari aktualisasi harusnya didahulukan. Namun sekarang beda, aktualisasi lebih berperan. Sepertinya teori ini mulai terbalik.Ehm.. tergantung pelakunya sih
11. Melihat perahu di Lombok, saya teringat masalah pembelajaran teman asal Lombok yang katanya murid-murid kadang ikut bekerja. Ini juga mengingatkan saya pada film Thailand yang berjudul Teacher’s Diary
12. Obrolan dengan bapak taksi tentang kasus pembunuhan di kampus sebelah mengingatkan saya akan pelajaran IPS. Kalau segala sesuatu pasti ada
sejarahnya, punya motif, ada latar belakang. Cara menyelesaikannya harus dengan berfikir yang dalam. Jadi ingat novel The Brain Charger karya Pizaro yang bahas kasus mutilasi. Pelaku melakukan mutilasi akibat terinspirasi oleh buku Carl Gustave Jung, Freud, dan teman-temannya.
sejarahnya, punya motif, ada latar belakang. Cara menyelesaikannya harus dengan berfikir yang dalam. Jadi ingat novel The Brain Charger karya Pizaro yang bahas kasus mutilasi. Pelaku melakukan mutilasi akibat terinspirasi oleh buku Carl Gustave Jung, Freud, dan teman-temannya.
13. Dan lain-lain, dan lain-lain …
Ehm… ini berarti mata kuliah yang kami ampu masuk dan mulai mengakar dalam ingatan #eeaa. NIM saya ….. .
Tiga bulan berjuang .. Alhamdulillah di kelas H Dikdas P2TK saya dipertemukan dengan partner yang super. Tiga bulan bersama, membuat kami seperti keluarga. Latar belakang usia, budaya, dan backgrond. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan dosen yang super duper cerdas, yang membuat (memaksa) kami memaksimalkan potensi otak. “Amati, buat pertanyaan, berpikir!!
Seperti Newton yang mengamati apel jatuh kemudian bertanya mengapa semua jatuh ke bumi terus menemukan gaya gravitasi,” pesan Pak Rektor, dosen Filsafat Ilmu.
Seperti Newton yang mengamati apel jatuh kemudian bertanya mengapa semua jatuh ke bumi terus menemukan gaya gravitasi,” pesan Pak Rektor, dosen Filsafat Ilmu.
“Belajar, belajar, belajar. Jangan sampai apa yang kita ajarkan ke murid-murid kita salah. Atau jangan-jangan Ibu bapak guru yang membuat anak malah miskonsepsi?” Ujar Ibu Roselyn. Hwuaaa.. semoga kalau selama ini saya salah mendidik, Allah mengampuni dosa saya. Aamiin.
Tiga bulan bersama, jiwaku kerap bertanya-tanya, bagaimana aku mampu melupakan….
Terimakasih Kelas H P2TK Dikdas…
Selalu berusaha tersenyum meski banyak tugas
|
Sebagian buku pegangan yang menginspirasi
|
Coba tebak ini siapa ^_^
|
Kalau lihat foto ini, saya jadi teringat kalau saya
pernah digigit ubur-ubur J |
Senjata kalau lagi lembur
|
Menjadi penunggu perpus pasca lantai 2
|
Sharing materi kuliah via wa
|
Srikandi kelas H P2TK Dikdas
|
Semangat kuliah sampai malam
|
Dinner bareng di Pak Dhe
|
Dinner bareng di Pak Dhe
|
Lapeer…
|
Serunya makan bareng
|
Makan bareng di Royal
|
Dinner bareng di mie ayam
|
Perjalaan makan siang ke kantin S-1
|
Sharing kepenulisan bersama Fauziah Rachmawati
|
Rame-rame tidur (jenguk) di RS
|
Jalan-jalan ke Pantai Kenjeran
|
Jalan-jalan ke Pantai Kenjeran
|
Lompaaaat…
|
@ PTPN IX Surabaya
|
@Masjid Muhammad Cheng Ho
|
@Taman Sakura
|
Masa kecil kurang bahagia |
@Taman Bambu
|
@Rumah Buku Mangrove
|
@Mangrove
|
@Mangrove
|
Nyoba menu Jepang
|
Masuk TV
|
nyasar |
Tetap senyum meski nyasar
|
*Nyasar: tahu hal baru di sudut Surabaya
|
Bertemu Mbak Izzah pemeran Nadia di KMGP
|
Nobar Tausiyah Cinta
|
@Bromo
|
Tugu Pahlawan Surabaya |
Patai Kuta Lombok |
Air Terjun Sendang Gile |
Air Terjun Tiu Kelep Lombok |
Air Terjun Tiu Kelep Lombok |
Air Terjun Tiu Kelep Lombok |
Bandara Lombok Praya Inti |
Bandara Juanda Surabaya |
@Gili Trawangan |
Pesta Durian |
Makan bareng @Air Terjun Sindang Gile |
@Senggigi |
Pantai Seger Lombok |
@Gili Trawangan |
Bersama Drs. Nasution, M.Ed., M.Hum., Ph.D |
Bersama Prof. Dr. Mustaji. M.Pd
|
Bersama Ibu Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd (saat
beliau milad) |
Bersama Ibu Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd (saat
beliau milad) |
Bersama Bapak Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M.Pd
|
Bersama Bapak Dr. Bambang Sugiarto, M.Pd
|
Bersama Ibu Roselyne Ekawati, S.Si., M.Sc., Ph.D
|
Bersama Bapak Prof. Dr. Warsono, M.S
|
1 Comment. Leave new
Ya ampun, S2 bisa seru begitu ya Zi. Ini jurusannya apa? Khusus untuk lulusan beasiswa ini aja kelasnya?