Setelah prosesi haji selesai, kami ada waktu sekitar 1 minggu di Mekah. Setelah itu balik ke Indonesia. Lha seminggu ini saya buat silahturahim dan jalan-jalan/rihlah. Saya pingin ke Telefric di Al Hada, Taif yang ada di salah satu 8 Destinasi Wisata Andalan Thaif.
Awalnya saya ragu bisa nggak ya. Karena tidak masuk di fasilitas haji, pihak KBIH juga tidak ada rencana ke sana. Trus kesana sama siapa? Kalau sendirian jelas tak mungkin. Jauh euy. Alhamdulillah Allah mengabulkan doa saya. Di grup Umroh Backpacker alias Ubepe teman-teman berencana rihlah ke sana. Saya langsung daftar. Mumpung di sana heheh.
Meski sebenarnya saya takut ketinggian. Flying fox atau ayunan di atas bukit aja nggak berani. Apalagi telefric, lebih tinggi euy. Tapi Ketika ke Thaif pingin banget naik kereta gantung, kapan lagi? Cuman takut. Bismillah melawan rasa takut.
Tanggal yang disepakati, Tanggal 18 Agustus 2019, kami kumpul di Hotel Ajyad Makarim jam 09.00. hampir semua hotel yang saya temui di Mekah ada mallnya, kalau bukan mall bisa juga deretan toko.
Pengalaman Unik Sebelum ke Telefric Thaif
Saat itu Mbak Anna, adiknya Mbak Novi mau beli ponsel. Katanya ponsel di sini harganya lebih murah. Masuklah kami ke salah satu toko di situ, tanya-tanya harga.
Saya dan mbak Novi nawar harga, nggak dapet. Trus Mbak Anna nyoba pakai Bahasa Arab, eh dapet murah plus bonus diminta ambil 3 benda bebas. Kami berbusa-busa pake Bahasa inggris zonk. Ini bentar aja pake Bahasa arab deal. Wkwkw.
Karena diminta ambil 3 barang bebas, saya bilang mau jam tangan, tapi nggak boleh karena mahal. Ternyata ada syarat batas harga. Penjual mengarahkan kami ambil gantungan kunci, tasbih, dan barang murah lainnya. Kami pasang kode, jangan yang murah. Cari yang mahal hahaha! Kan gratis. Ampuun dah perempuan.
Setelah pilih-pilih, kami milih 3 Crème 21 warna oranye yang ukuran besar. Kalau dirupiahin, harga cream buatan Jerman ini lumayan. Awalnya bapak penjual tidak mau. Karena mahal. Mbak Anna agak memaksa, memakai Bahasa Arab. Kalau saya dengar artinya kurang lebih memuji bapak penjual dan mendoakan tokonya laris. Alhamdulillah deal.
Jadi buat teman-teman kalau mau belanja dapat harga murah, bisa pakai Bahasa Arab atau kalau nggak bisa, bawa teman yang bisa bawa Bahasa Arab. Harusnya waktu ke pasar saya ajak nih. Cuman waktu kami tiba di Mekah berbeda. Ini saya mau pulang, mreka baru nyampe. Jadi saya Madinah dulu baru Mekkah. Mbak Novi dan Mbak Anna Mekkah dulu baru Madinah. Kloter agak terakhir. Saya kloter pertama.
Perjalanan ke Telefric Thaif
Setelah peserta ngumpul semua, kami ke Thaif naik Hiace. Oiya Thaif yang terletak di lembah Pegunungan Asir ini juga memiliki julukan ‘Qoryatul Muluk’ atau desa para raja. Disebut demikian karena di kota sejuk ini, terutama di daerah As-Safa, bertebaran vila-vila para amir dan konglomerat Arab Saudi.
Kereta gantung yang kami kunjungi di dekat Hotel Ramada. Perjalanan sekitar 1 jam dari Mekah. Lha selama perjalanan kami melewati vila-vila konglomerat Saudi. Sepanjang perjalanan Mbak Butet menjelaskan apa saja yang kami lewati. Alhamdulillah bersyukur sekali satu mobil dengan Mbak Butet.
Thaif layaknya perjalanan Batu-Pare Jawa Timur atau Bogor Jawa Barat. Kelokan demi kelokan serta jalan tanjakan mewarnai sepanjang perjalanan. Keindahan liukan jalan itu akan terlihat dari ketinggian yang membentuk seperti huruf S. beberapa kali kami teriak saking tajamnya tikungan. Kami gemeter, eee pak soir nyantai. Udah pengalaman.
Kanan kiri jalan terhampar jurang-jurang cadas serta gunung yang dihiasi rerumputan di beberapa bagiannya hingga terlihat begitu menawan. Di tambah cuaca berkabut, membuat suasananya mirip di Indonesia.
Harga Tiket Telefric Thaif
Sesampai di telefric, kami antri membeli tiket. Harga tiketnya 80 riyal, sekitar 320k kalau dirupiahkan. Baiknya beli tiket dikoordinir jadi satu, biar pas naik bisa dekat urutannya dengan kata lain tidak terpisah. Antrian ditelefric panjang euy. Kami menunggu sambil melihat sekeliling. Tidak bisa jauh-jauh hanya sekitar situ saja biar tidak ketinggalan rombongan.
Dag Dig Dug di atas Telefric
Alhamdulillah setelah dapat antrian, naiklah kami. Berkelompok 4-5 orang. Deg-degan? Pastinya. Saya kaku banget pas masuk. Mulut komat-kamit merapal dzikir. Saya bayangin kereta gantung (cable car) yang akan melintasi sepanjang areal perbukitan batu dari ketinggian. Tinggiiii…
Dalam perjalanan rasa dag dig dug saya alihkan ke pemandangan yang menakjubkan.
Beberapa menit di awal saya hanya terdiam, belum berani buka ponsel. Yang lain udah foto-foto dan ambil video. Setelah nyaman, baru saya ambil ponsel.
Alhamdulillah bisa mengalahkan rasa takut, bisa menikmati pemandangan. Karena kalau tegang, pemandangan seasyik apapun bakal kurang seru. Seru ya melintasi tebing yang tinggi dan curam, sesekali terlihat memandang elang yang meliuk terbang tinggi, jalanan seperti liukan ular terlihat kecil dari atas. Tak hanya itu, di sana juga ada monyet monyet liar yang berlari dari tebing ke tebing dan warna-warni waterpark. MashaAllah sungguh pertunjukan alam yang luar biasa ciptaan Allah.
Sampai finish, kami sholat. Tempat sholatnya unik, masuk ke Lorong-lorong. Setelah itu cari snack, ngobrol-ngobrol, lanjut ke tempat parkir untuk pulang. Jadi jalan antara berangkat dan pulang beda. Pak sopir dan teman-teman yang tidak naik, lewat jalur darat. Kami bertemu di tempat parkir.
Perjalanan ke tempat parkir bakal kita temui bangunan yang unik dengan background gunung menjulang. Jadi selama perjalanan, tetep foto-foto hahah.
Begitulah pengalaman menarik kita ke kota Taif Kota yang terkenal dengan kisah Rasulullah dilempari batu pada saat awal dakwah Islam sampai-sampai disebut ‘Tahun Kesedihan’, saat itu Nabi Muhammad mencari tempat untuk menemukan pendukungnya. Beliau melakukan perjalanan ke Thaif untuk menemui Kabilah Tsaqif, penguasa Thaif, guna meminta pertolongan dan perlindungan. Namun bukannya mendapat perlindungan, di tempat itu Rasulullah mendapatkan perlakuan buruk dari penduduk Thaif. Kaum Tsaqif melempari Rasulullah Saw. sehingga kakinya terluka.
Yang bikin mashaAllah lagi adalah Rasulullah tidak membalas perlakuan buruk itu dengan balasan serupa, melainkan dengan doa. Nabi berdoa, “Aku malah mengharap agar Allah SWT menjadikan anak cucu mereka orang yang menyembah-Nya, meng-Esakan-Nya, dan ridak mensekutukan-Nya dengan sesuatu”.
Doa Rasullullah itu didengar oleh Allah dengan bukti bahwa sekarang penduduk Thaif telah menjadi orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta memiliki pemandangan alam yang indah. Sangat menarik buat kami. Luar biasa.
Jarang sekali saya ingin ke satu tempat dua kali atau lebih. Namun saat di Thaif, saya ingin lagi. Saya bermimpi bisa ke sini saat malam, menikmati kerlip lampu kota Thaif dari atas telefric kemudian nginap di hotel Ramada yang dekat dengan telefric. Paginya melihat pemandangan indah dari jendela kamar hotel, yaitu seperti suatu Negeri di atas awan. Menatap lekat Puncak gunung Al Hada berada diatas awan. Mohon doanya.
4 Comments. Leave new
Hi mbak salam kenal saya permas, setelah membaca artikel yg mbak posting saya merasa tertarik untuk liburan ke taif. Kebetulan saya sedang di mekah menunggu untuk hajj di minggu dpn. Saya berencana untuk pergi ke kota taif. Hanya saja saya masih bingung untuk akses pergi kesana. Jika berkenan boleh minta petunjuk nya mbak terima kasih sebelumnya
Hi mbak salam kenal saya permas, setelah membaca artikel yg mbak posting saya merasa tertarik untuk liburan ke thaif. Kebetulan saya sedang di mekah menunggu untuk hajj di minggu dpn. Saya berencana untuk pergi ke kota thaif. Hanya saja saya masih bingung untuk akses pergi kesana. Jika berkenan boleh minta petunjuk nya mbak terima kasih sebelumnya
Hai Kak Permas, salam kenal.. waktu ke Thoif kami sewa mobil. Agar akses cepat. Jadi bisa bareng beberapa teman buat sewa :). Selamat jalan-jalan 🙂
Want to book an alluring Bunbury Escorts for dating or companionship? Choose this Queen of senses—the sexy model escort who is expert in art of flirting and erotica.