bagian depan Candi Simping |
Perjalanan pulang dari Kampung Coklat, tak sengaja saya melihat papan petunjuk yang bertuliskan Candi Simping 1 km. Karena searah, sekalian saya mampir ke Candi Simping atau Candi Sumberjati. Namun sayang, belum rejeki saya, Candi Simping tutup. Jadi saya hanya bisa melihat dan mengambil gambar dari luar
pagar.Pertama melihat Candi ini, hati saya trenyuh, berharap apa yang saya lihat hanya mimpi. Keadaan Candi Simping yang memprihatinkan.
Menelusuri Candi
Simping: Makam Raden WijayaTerlantar
Candi yang terletak di Dusun Krajan Desa Sumberjati Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar yang merupakan makam Raden Wijaya -raja pertama Kerajaan Majapahit yang wafat tahun 1309 Masehi-. Keadaannya tak utuh lagi.
Di candi ini dulu pernah ditemukan arca Harihara, Dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Raden Wijaya. Arca Harihara yang masih dalam kondisi bagus dan utuh ini sekarang disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Penegasan tentang keberadaan candi ini tertulis dalam Kitab Negarakertagama Pupuh XLVII/3 bagian yang ketiga, yang berbunyi:
… tahun Saka Surya mengitari bulan (1231 Saka atau 1309 M), Sang Prabu (Raden Wijaya) mangkat, ditanam di
dalam pura Antahpura, begitu nama makam dia, dan di makam Simping
ditegakkan arca Siwa…
dalam pura Antahpura, begitu nama makam dia, dan di makam Simping
ditegakkan arca Siwa…
Awalnya saya mencoba positif thinking, mungkin memang bentuk candinya kecil-kecil. Tapi masak makam raja sederhana sekali? Mengingat Penataran, Borobudur, dan Prambanan yang megah. Untuk mengobati rasa penasaran saya, saya coba searching bentuk Candi Simping yang asli. Dan asli membuat saya terbelalak! Bentuknya berbeda jauh dengan Candi Simping yang sekarang!
gambar Candi Simping yang asli. sumber: |
Saat ini, candi Simping hanya berupa lantai pondasinya atau kaki candi saja. Batu – batu candinya sendiri telah ditata rapi di pinggir areal candi. Beberapa telah
direkonstruksi ulang, seperti puncak candi yang diletakkan di sudut areal candi dengan tinggi sekitar dua meter. Sementara bangunan utuhnya telah runtuh.Candi ini terbuat dari bahan dasar batu andesit, berbeda dengan candi-candi yang ditemukan di wilayah Trowulan.
direkonstruksi ulang, seperti puncak candi yang diletakkan di sudut areal candi dengan tinggi sekitar dua meter. Sementara bangunan utuhnya telah runtuh.Candi ini terbuat dari bahan dasar batu andesit, berbeda dengan candi-candi yang ditemukan di wilayah Trowulan.
Candi Simping menghadap ke arah barat dengan ukuran panjang 10,5 meter dan lebar 8,2 meter. Di sisi barat ada tangga (flight step) yang dulu digunakan sebagai jalan masuk ke ruang candi.
Menurut sketsa dari Balai Purbakala, rekonstruksi Candi Simping tergambar bentuk candi yang ramping tinggi ke atas dengan ketinggian sekitar 18 meter. Sepintas, bentuk candi mirip Candi Sawentar dan Candi Kidal. Dan karena ketiadaan dana, Candi Simping ini tak pernah direkonstruksi. Padahal, Kitab Negarakertagama mencatat bahwa Raja Hayam Wuruk pernah merenovasi candi ini pada tahun 1285 Saka (1363 M).
Sayang saya tidak bisa masuk dan mengambil gambar dari jarak dekat. Hanya mengambil dari dari luar area saja. Berikut foto Candi Simping yang saya ambil dari luar pagar.
loket masuk |
peraturan |
bagian tengah candi |
salh satu sudut candi |
keadaan Candi Simping |
reruntuhan |
sumur tua di dekat candi |
Ahli Konservasi untuk Candi Simping
Melihat keadaan Candi Simping yang terlantar, selain akibat runtuh, juga karena ausnya bebatuan, debu dan kotoran yang menempel di lantai, dinding, dan relief candi. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, Candi Simping juga mengalami ancaman lain berupa guyuran hujan abu vulkanik dari gunung Kelud.
Hal yang diperhatikan seputar perawatan batu candi, mulai dari penggaraman, munculnya lubang pada bebatuan, pertumbuhan lumut, sampai keretakan bebatuan.
Semoga pihak terkait bisa memberi perhatian pada tempat sejarah, bukti peradaban luhur nenek moyang. Candi Simping, kecil namun sangat berarti, harus
kita lestarikan dan jaga. Apalagi dengan mengunjungi Candi Simping serasa melihat puzzle masa lampau dimana bebatuannya menunggu untuk disatukan dengan yang lainnya hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Semoga Indonesia bisa lebih menghargai, menjaga, dan bangga pada sejarah negeri sendiri.
kita lestarikan dan jaga. Apalagi dengan mengunjungi Candi Simping serasa melihat puzzle masa lampau dimana bebatuannya menunggu untuk disatukan dengan yang lainnya hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Semoga Indonesia bisa lebih menghargai, menjaga, dan bangga pada sejarah negeri sendiri.
10 Comments. Leave new
Salam kenal, mbak fauziah
Salam kenal mb eka rosaria 😉
Salam kenal, mbak fauziah
salam kenal Mbak Eka… terimakasih sudah berkunjung ke blog saya 🙂
wah.. sayang bgt itu. padahal warisan budaya
Iya mb Lina.. Sayang sekali..
wah.. sayang bgt itu. padahal warisan budaya
wow keren ya! Indonesia memang penuh dengan keanekaragaman, cek disini Beautiful Indonesia untuk lihat keanekaragaman Indonesia lainnya ya
Iya..Indonesia ketje.. meluncur k alamat mbak..
Iya..Indonesia ketje.. meluncur k alamat mbak..