Pernah mengalami sakit yang berkepanjangan, koma, berduka, perasaan tidak berguna, dan rasa bersalah karena
sering merepotkan?
sering merepotkan?
Moment ini adalah moment yang paling menantang bagi saya. Kehidupan saya terbalik seratus delapan puluh derajat. Sebelumnya aktivitas saya tinggi,
seperti tidak ada capeknya, dan alhamdulillah selalu sehat. Namun roda berputar, ada saat dimana memang harus benar-benar istirahat.
seperti tidak ada capeknya, dan alhamdulillah selalu sehat. Namun roda berputar, ada saat dimana memang harus benar-benar istirahat.
Sehari-hari sendiran, hanya tidur, mengetik, dan membaca buku dalam sepi. Bahkan pernah untuk sholat saja harus dengan duduk. Perbedaan siklus keseharian yang terlalu mendadak dan tidak terlalu mendapat dukungan.
Alhamdulillah saat-saat seperti itu saya memiliki orang tua yang super perhatian dengan kesehatan saya. Membantu biaya rumah sakit dan mencarikan dokter terbaik. Bahkan meski berjauhan, orang tua mengirim obat empat hari sekali. Karena obat itu tidak bisa dibeli langsung banyak. Empat hari sekali dengan oper beberapa kendaaraan umum bahkan sering kali sampai rumah tengah malam. Saat itu saya tidak memungkinkan untuk pulang
Kesibukan beliau tidak
membuat telat untuk mengirim obat. Obat yang saya belum bisa membelinya sendiri karena harganya mahal. Apalagi empat hari sekali harus nyetok. Kalau ingat itu rasanya ada yang berembun di hati. Semoga saya bisa membahagiakan ibu dan bapak aamiin.
membuat telat untuk mengirim obat. Obat yang saya belum bisa membelinya sendiri karena harganya mahal. Apalagi empat hari sekali harus nyetok. Kalau ingat itu rasanya ada yang berembun di hati. Semoga saya bisa membahagiakan ibu dan bapak aamiin.
Alhamdulillah dengan obat rutin kesehatan saya cepat pulih. Bahkan banyak yang heran, harusnya belum bisa dan belum boleh banyak gerak, tapi saya sudah kemana-mana.
Saat saya terjatuh dan “dibuang”, orang tua juga menjadi yang pertama perhatian dengan keadaan saya. Memang kasih sayang orang tua tidak ada habisnya dan saya, saya merasa tidak bisa membalas semua itu. Kebaikan beliau berdua terlalu sempurna.
Banyak pertanyaan, cepat sekali saya move on dan bangkit. Itu adalah berkat orang tua dan sahabat-sahabat yang selalu support. Kita tak memiliki waktu untuk meratap. Skenario Allah adalah yang terbaik dan saya percaya pasti ada hikmah dari setiap peristiwa yang menimpa kita. Sekarang.. alhamdulillah kehidupan saya kembali normal. Kembali dengan aktivitas dan kembali sehat. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Ya bersama kesulitan selalu ada kemudahan dan ribuan kejutan yang indah dari Allah.
Setelah mengeja setiap detik yang terlewat dan mentafsir hikmahnya saya jadi tahu bahwa #MemesonaItu adalah saat kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.
Bisa jadi kulit orang tua saya semakin hari semakin bertambah keriputnya, mungkin tubuh tidak seindah ketika masih muda, atau mungkin menjadi agak pelupa. Namun bagi saya itu tak mengurangi pesona.
Teman-teman juga tak mungkin kebaikannya itu bertahan hingga bertahun-tahun jika itu hanya berpura-pura baik. Kebaikan mereka murni tanpa pamrih menemani dan menjaga saya agar terus tersenyum. Sampai-sampai saya sudah lupa kapan terakhir menangis. #MemesonaItu juga saat
kita peka. Peka terhadap sekitar. Peka terhadap keadaan seseorang, menaruh empati, dan memosisikan diri saat berada di posisi tersebut.
kita peka. Peka terhadap sekitar. Peka terhadap keadaan seseorang, menaruh empati, dan memosisikan diri saat berada di posisi tersebut.
Tak peduli betapa sibuk orang tua saya tapi tetap mengirimi saya obat sampai sembuh dengan kendaraan umum dan rela menunggu bis di terminal. Seandainya bisa, saat itu ingin sekali saya bisa tinggal sementara dengan ortu sampai sembuh. Tapi keadaan tidak memungkinkan. Meskipun begitu ortu selalu support dengan apa yang saya kerjakan dan memberikan fasilitas yang saya butuhkan.
Kepekaan dan empati teman-teman terhadap kondisi saya juga membuat haru. Tiap hari mereka silih berganti datang ke kos saya untuk menemani. Bahkan ada yang ikut nge-kos satu kamar sampai saya benar-benar pulih.
Bagi saya mereka benar-benar memiliki pesona yang tak akan pernah pudar. Karena pesonanya terpancar dari hati.
Jadi cara tampil #MemesonaItu adalah dengan selalu bermanfaat bagi sesama dan memasang sinyal empati pada diri kita. Karena #MemesonaItu dari dalam dan bukan polesan.
Ini arti #MemesonaItu versi saya. Bagaimana arti #MemesonaItu versi teman-teman? Ikutan nulis yuk…
Mekanisme:
– Tulisan minimal 500 kata.
– Gunakan bahasa yang baik dan sopan, tidak SARA dan saru.
– Lomba ini terbuka untuk UMUM.
– Untuk bloggers, bisa tulis di blog masing-masing.
– Selain blogger, bisa langsung ikut di .
– Periode lomba mulai 10 Maret sampai 10 April 2017.
Mau tahu hadiahnya? Ini diaaa…..
10 Comments. Leave new
Sehat sehat ya mba agar bisa terus menginspirasi dan memesona. *_*
aamiin.. Makasih doanya Mbak Prima 🙂
Alhamdulillah ya Mbak bisa bangkit dari keterpurukan dan melanjutkan hidup kembali, saya juga ikut senang melihatnya. orang tua memang akan selalu ada untuk kita. cinta mereka tulus dan tak bersyarat.
Alhamdulillah.. 😃
"Memang kasih sayang orang tua tidak ada habisnya dan saya"
"Orang tua" is always the best!!
Semoga mereka sehat selalu dan panjang umur.
aamiin
Thanks doanya Freddy..
MasyaAllah ortunya perhatian banget ya Mbaakk. Moga sellau sehat.
Aku ketinggalan lomba ini, moga2 ada lomba sejenis nantinya hehe
aamiin…
iya mbak nunggu lomba berikutnya 🙂
Saya selalu terpesona dengan orang yang bermanfaat bagi orang lain. Mereka punya gerak yang lebih baik daripada saya meskipun seandainya kami satu pemikiran.
🙂