Beberapa waktu lalu, saya mendapat bingkisan cantik warna
merah dengan pita menawan. Ketika saya buka, bingkisan itu berisi gaun warna
putih. Ibu saya kaget ketika melihatnya, “jangan-jangan itu dari orang yang
suka ma kamu?” tanya ibu.
merah dengan pita menawan. Ketika saya buka, bingkisan itu berisi gaun warna
putih. Ibu saya kaget ketika melihatnya, “jangan-jangan itu dari orang yang
suka ma kamu?” tanya ibu.
“Tidak tahu Bu,” jawab saya.
Saya amati gaun berhiasan warna perak dengan seksama. Mata
saya tertuju pada krah gaun. Selain merk
penjahit yang membuat dahi saya berkerut juga karena model krahnya adalah model
leher yang saya suka. Ingatan saya terbang ke nama salah satu sahabat. Dia
pernah tanya bagaimana model baju kesukaan saya.
saya tertuju pada krah gaun. Selain merk
penjahit yang membuat dahi saya berkerut juga karena model krahnya adalah model
leher yang saya suka. Ingatan saya terbang ke nama salah satu sahabat. Dia
pernah tanya bagaimana model baju kesukaan saya.
Dia kah orangnya? Membeli kain dan asseosoris,
mendesain, trus menjahitkan sesuai
ukuran saya. Saya coba hubungi sahabat saya itu, “Ndak Ukh, aku nggak ngasih
itu,”
mendesain, trus menjahitkan sesuai
ukuran saya. Saya coba hubungi sahabat saya itu, “Ndak Ukh, aku nggak ngasih
itu,”
Lha terus siapa?
Rasa penasaran dengan pengirim kado misterius ini tenggelam
dengn banyaknya deadline dan aktivitas, sampailah pada tahun baru hijriah saat
saya memakai gaun ini ke sekolah dalam rangka peringatan tahun baru hijriyah.
dengn banyaknya deadline dan aktivitas, sampailah pada tahun baru hijriah saat
saya memakai gaun ini ke sekolah dalam rangka peringatan tahun baru hijriyah.
Pulang sekolah, saya janjian dengan Firsty. Melihat baju
saya, dia tanya saya beli dimana. Akhirnya saya cerita sejarah baju ini. Saya
sebutkan nama penjahit yang tertera di bagian krah baju.
saya, dia tanya saya beli dimana. Akhirnya saya cerita sejarah baju ini. Saya
sebutkan nama penjahit yang tertera di bagian krah baju.
“Mbak, itu penjahit mahal. Letaknya di dekat kosku,”
katanya.
katanya.
“Ha? Beneran? Ayo kesana! Tapi alasannya apa?”
“Sekalian aku tanya harga jahit kebaya buat wisudaku Mbak,”
usul Firsty.
usul Firsty.
Berdua, kami meluncur ke penjahit di daerah Kerto depan UIN.
Terlihat banyak gaun warna-warni di dalam rumah ibu penjahit. Firsty
tanya-tanya masalah jenis kain dan hiasan yang pas untuk wisudanya dan tentang baju
yang saya pakai. Siapa yang memesan baju ini.
Terlihat banyak gaun warna-warni di dalam rumah ibu penjahit. Firsty
tanya-tanya masalah jenis kain dan hiasan yang pas untuk wisudanya dan tentang baju
yang saya pakai. Siapa yang memesan baju ini.
Ibu penjahit mengamati baju saya, “Ini sudah lama ya Mbak?”
tanya beliau, kuanggukan kepala.
tanya beliau, kuanggukan kepala.
“Dulu yang buat pakaian ini karyawan saya, saya lupa siapa
yang pesan. Kalau tidak dosen UiN ya dosen Brawijaya.”
yang pesan. Kalau tidak dosen UiN ya dosen Brawijaya.”
Aku dan Firsty berpandangan. “Jangan-jangan Mbak ****,”
tebak Firsty.
tebak Firsty.
“Iya, aku juga nebak dia, tapi katanya bukan.”
Untuk memastikan, saya memperlihatkan foto sahabat saya.
Saat melihat foto sahabat saya, ibu
pemilik usaha jahitan menggelengkan kepala. Ehm…
Saat melihat foto sahabat saya, ibu
pemilik usaha jahitan menggelengkan kepala. Ehm…
Setelah tanya-tanya selesai, saya dan Firsty pamit pulang.
Di jalan, kami berdua mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemberi hadiah
misterius. Dan kami menyerah.
Di jalan, kami berdua mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemberi hadiah
misterius. Dan kami menyerah.
***
Beberapa bulan berikutnya, sahabat yang saya kira pemberi
hadiah itu menginap di kos. Saya cerita tentang pencarian pemberi hadiah ke
penjahit. Dia tertawa. Akhirnya, malam itu saya paksa mengaku. Dan dia mengaku
kalau memang benar dirinya yang telah memberi hadiah itu.
hadiah itu menginap di kos. Saya cerita tentang pencarian pemberi hadiah ke
penjahit. Dia tertawa. Akhirnya, malam itu saya paksa mengaku. Dan dia mengaku
kalau memang benar dirinya yang telah memberi hadiah itu.
“Kok kadonya nggak ada namanya?” tanyaku.
“Aku lupa, benar-benar lupa. Saat itu terburu-buru,” katanya
memberi alasan.
memberi alasan.
“Tapi kamu suka kan?” tanyanya.
“Suka bangeeet.. Makasih ya Mbak,”
Piuh..”lupa” alasannya simpel banget! Alasan simpel yang
berhasil membuat saya tanya ke beberaa teman dan kepoin penjahitnya.. Hahaha..
Eniwey, makasih banyak Mbah Wahyunengsih atas hadiahnya… Semoga Allah memberi
hadiah terindah-Nya untukmu… Baby sehat, disayang suami, dan bahagia dunia
akhirat.
berhasil membuat saya tanya ke beberaa teman dan kepoin penjahitnya.. Hahaha..
Eniwey, makasih banyak Mbah Wahyunengsih atas hadiahnya… Semoga Allah memberi
hadiah terindah-Nya untukmu… Baby sehat, disayang suami, dan bahagia dunia
akhirat.
bagian atas |
bagian bawah |
2 Comments. Leave new
waaa bagus banget bajunyaaaa… sukaaaa.
kalau ultahku kemarin yg bikin girang jingkrak2 pas dapet buku. ngasih saya buku sama aja dgn ngasih 'Cinta' hehe..
Makasih mbaaak…
Cie cinta cie..
Hayo siapa yg ngasih :ng