Salah satu yang menjadi semangat saya dalam menulis adalah komunitas. Komunitas yang asyik buat jalan, memberi masukan pada karya kita, memberi semangat, dan selalu membuat saya “panas” jika tidak produktif. Salah satunya Angkringan Pejuang Tinta.
Semangat itu ada di Forum Lingkar Pena (FLP). Kemampuan menulis saya tak lepas dari yang namanya FLP. Teman-teman FLP sangat banyak berpengaruh dalam hidup dan tulisan saya.
Selain FLP, saya juga melakukan pertemuan rutin dengan beberapa teman. Teman-teman yang mau diajak intensif nulis, teman-teman FLP juga. Intinya tak jauh-jauh dari kata FLP. Hanya saja pertemua hanya terdiri empat orang dan lebih intens. Kadang dua minggu sekali, tak jarang seminggu sekali. Target kami adalah istiqomah menulis, tembus media, ikut lomba, dan masuk dalam antologi
buku. Syukur-syukur punya buku bareng atau buku sendiri.
buku. Syukur-syukur punya buku bareng atau buku sendiri.
Sebenarnya ini terinspirasi dari pengalaman saat saya mahasiswa. Saat itu saya ikut Kompetisi Mahasiswa. Saya satu kelompok dengan teman satu kos bernama Fika. Karya tulis kami tentang Malang Town Square (Matos), pembahasan kami lebih ke tata letak Matos.
Karena saya dan Fika adalah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), bahasan ini sangat berat ndak nyambung bahkan. Karena itu dosen meminta kami mencari mahasiswa Geografi sebagai teman satu tim.
Bertemulah kami dengan Asif, adik angkatan di Universitas Negeri Malang.
“Meski saya lebih muda, tapi di sini saya diminta melatih mbak. Jadi saya senior hehehe” kurang lebih kata Asif saat itu di depan RR UM.
Karena deadline mepet, kami bertemu seminggu sekali. Saya lupa harinya, seingat saya waktu itu ba’da shubuh dan ba’da isya. Asif
mahasiswa super rajin. Saya dan Fika sering melongo lihat buku-buku bacaannya.
mahasiswa super rajin. Saya dan Fika sering melongo lihat buku-buku bacaannya.
Endingnya tulisan kami tidak masuk PIMNAS, tapi ilmu dari Asif sangaaaaaaat berguna. Saya masuk PIMNAS dari karya tulis yang lain. Terimakasih buat Asif, mahasiswa Geografi angkatan tahun 2005 Universitas Negeri Malang salah satu guru menulis karya tulis saya. Alhamdulillah karya tulis saya yang ikut PIMNAS diterbitkan Elexmedia Komputindo.
Sekitar 2009 saya kepikiran membuat kelompok lagi. Gayung bersambut, Pak Syaiful –teman FLP Malang- juga menyampaikan kalau pingin belajar intensif. Jadi saya bersama Pak Syaiful Bahtiar sekarang ketua FLP Jember, Ai el Afif yang menjadi lomba LMCR dua kali berturut-turut, dan Nanik Tri Widyastuti pernah masuk nominasi LMCR dan memenangkan beberapa lomba.
Alhamdulillah tulisan kami sering masuk media, menang lomba, dan masuk dalam antologi. Selain itu kami juga membuat cerita estafet yang berjudul Zig Zag. Cerita estafet ini menjadi cerita bersambung di majalah sekolah Coret milik Putera Indonesia Malang (PIM).
Kelompok berikutnya bersama Agung Prabowo, Cahya Andina, dan Fahmi. Pertemuan kami berisi sharing penulisan dan pembuatan cerita estafet. Hanya saja karena letak kami yang berjauhan, jadi komunikasi hanya melalui wa. Dan ini butuh perjuangan
^_^.
^_^.
Satu bulan terakhir saya ngrumpi dengan Mas Arul Chairullah ketua FLP Hadramat pertama, Mas Adhi pebisnis yang memiliki investasi di beberapa tempat, dan Mbak Dian mahasiswa S-2 universitas Negeri Malang. Saya? Tetap seperti dulu, pendidik yang suka menulis (belum naik tingkat).
Saat kumpul dengan Mas Arul, Mas Adhi, dan Mbak Dian ini tercetuslah nama Angkringan Pejuang Tinta. Tidak resmi ini sih, wong di BB nama grupnya “…”. Pembuat grup tidak tahu kalau ternyata nama grup BB tdak bisa diganti. Dan pembuat grup itu adalah saya J
Saat itu Mas Adhi urun nama “penulis hebat” atau “pejuang pena”, Mbak Dian “konspirasi tinta”, dan Mas Arul “angkringan nulis”. Akhirnya saya ambil satu kata dari masing-masing ide. Kata Angkringan dari Mas Arul, pejuang dari Mas Adh, dan Tnta dari Mbak Dian. Jadilah “Angkringan Pejuang Tinta”.
Waktu, tempat dan apa yang dibahas di angkringan-angkringan ini sesuai kesepakatan. Waktu kami mencari hari dimana kami luang. Pernah dulu kami ngobrol di teras kos saya ba’da shubuh. Saking sulitnya cari waktu luang. Kadang di kos saya, di karpet rumput, di DPR (Di bawah Pohon Rindang), dan di tempat makan. Sifatnya nyantai pake banget.
Alhamdulillah satu bulan bersama angkringan yang baru dibuat ini ada tiga tulisan kami yang dimuat di media massa dan semoga menyusul tulisan-tulisan yang lain. Aamiin.
Banyak yang bilang pingin nulis, tapi masih bingung. Monggo gabung. Cukup empat orang saja. Syaratnya satu: istiqomah nulis hehehe.
Semangat buat semua personil Angkringan Pejuang Tinta
Malang, 9 April 2015