Travelling adalah cara kami melepas penat sesaat. Semester tiga harus lebih bisa mengolah otak, hati, dan body karena akan banyak kejutan di sini. Dan inilah kami, saat mahasiswa DIKDAS konsentrasi IPA dan IPS travelling bareng. Pekan ini saya (IPA) nungguin hasil validasi sedang teman saya Bu Diah (IPS) nungguin jadwal sidang kompre.
Perbedaan jadwal tak membuat kami tak bisa jalan bareng. Enam jam yang begitu berarti.. kos-Tanjung Perak-Kamal-Bukit Jaddih-Ayam Sinjay- Jembatan Suramadu-menyisir pantai kenjeran-kos, mulai jam 05.30 sampai jam 11.30.
Di tulisan kali ini saya akan cerita Bukit Jaddih saja. kawasan yang terletak di Kecamatan Socah, Desa Jaddih Kabupaten Bangkalan Madura-Jawa Timur. Salah satu tempat wisata eksotis di Bangkalan.
Kata Bu Diah, lokasi yang mirip dengan Tebing Breksi yang ada di Kota Jogjakarta. Di sini teman-teman akan melihat bongkahan bahkan guratan-guratan kapur putih yang berukuran raksasa. tebing-tebing kapur di tempat ini ada yang terbentuk secara alami dan batan manusia. Beberapa akibat pahatan para penambang kapur yang mengais rejeki selama bertahun-tahun sehingga membentuk sebuah tebing bahkan bukit yang sangat eksotis dan artistik. kawasan
yang cukup luas ini dihiasi dengan pemandangan yang masih alami karena terdiri dari bukit-bukit nan hijau.
yang cukup luas ini dihiasi dengan pemandangan yang masih alami karena terdiri dari bukit-bukit nan hijau.
Konon kabarnya objek wisata di Bangkalan kebanyakan harus melewati daerah sepi, rawan tindak kejahatan, dan banyak pungli. Jyaaa.. kebetulan pas kami ke sana bukan hari libu, cuma cewek berdua, sepi. Tambah ndredeg..
Dengan mengucap Bismillah dan berdoa semoga diberi keselamatan, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi bukit kapur Jaddih.
Bukit Jaddih ini terletak gak jauh dari Pelabuhan Kamal dan pusat kota Bangkalan, dengan kondisi jalan yang bagus. Tapi di separuh perjalanan, kita harus melewati jalanan kampung yang agak sempit dan berkelok-kelok serta banyak polisi tidur yang bikin kaget, sepi banget, dikelilingi hutan bambu, dan salak. Selain itu rumah penduduk yang satu dengan yang lainnya jaraknya berjauhan. Bikin was-was.
Satu catatan penting, sepanjang jalan tak ada petunjuk letak Bukit Jaddih. Mulai dari jalan raya, jalan kampung, bahkan belokan daerah kampung. Satu tanda hanya satu yaitu di gang masuk Bukit Jaddih. Alhamdulillah google map membantu perjalanan kami.
Ternyata lokasi bukit Jaddih tidak jauh dari makam. Setelah makam ada belokan ke arah kiri, lha itu gang menuju bukit Jaddih. Memasuki area wisata, kami ditarik uang masuk sebesar 2.000 saja, sepertinya sih pungutan liar dari warga setempat. Kami pasang muka sok berani, jaga-jaga kalau ada pungli seperti di cerita penduduk. Terlebih plat motor teman AA. Kelihatan banget kalau bukan penduduk asli.
Makam sebelum gang ke Bukit Jaddih |
Setelah membayar 2.000, kami melewati jalanan berkapur dengan kondisi bergelombang sejauh 200 m. Kemudian, akan bertemu dengan jalan bercabang, kiri ke arah kolam renang, kanan ke bukit jaddih. Dari persimpangan ini kita sudah bisa melihat keindahan bukit kapur.
Di sini ada tiga tempat wisata. Bukit Kapur, kolam, dan goa. Lha karena kondisi sepi dan tak ada parkir resmi, kami hanya di Bukit Jaddih. Nggak jauh-jauh dari sepeda. Di sebelah kanan dan kiri jalan terdapat danau alami yang sepertinya terbentuk karena cekungan akibat penggalian bukit kapur. Langit yang sedang cerah-cerahnya saat itu semakin menambah keindahan di bukit Jaddih.
Sesampainya di Bukit Jaddih, rasa takut, was-was, dan penat seketika hilang. Kami dibuat terkesima dengan keindahannya. Allahu Akbar, Allah memanjakan mata kami
Kamipun berhenti di dekat danau. Memarkir motor dengan biaya 5.000. Dan, tidak usah ditanyalah ya buat apa, mau foto-foto dulu lah, haha.
Tidak lama setelah berhenti, ada rombongan mobil yang lewat menuju ke bagian atas bukit kapur. Ternyata ada dua pasang pengantin yang foto prewedding di sini. Emang nih tempat bagus buat acara apapun, termasuk prewedding.
Aslinya bukit ini adalah lokasi penambangan kapur liar yang masih aktif sampai sekarang. Dulunya tempat ini cuma bukit kapur biasa yang pada
akhirnya diambil bagian per bagian tubuhnya sehingga menciptakan lanskap baru yang indah dan bisa dijadikan tempat wisata. Di balik keindahan yang disajikan, kita harus untuk lebih berhati-hati jika mengunjungi daerah ini, karena ada kemungkinan terjadinya longsor dan di kawasan tebing terdapat banyak alat-alat berat bahkan kendaraan besar yang berlalu-lalang yang dipakai untuk mengangkut material kapur.
akhirnya diambil bagian per bagian tubuhnya sehingga menciptakan lanskap baru yang indah dan bisa dijadikan tempat wisata. Di balik keindahan yang disajikan, kita harus untuk lebih berhati-hati jika mengunjungi daerah ini, karena ada kemungkinan terjadinya longsor dan di kawasan tebing terdapat banyak alat-alat berat bahkan kendaraan besar yang berlalu-lalang yang dipakai untuk mengangkut material kapur.
Oiya alhamdulillah kabar soal preman di tempat wisata tidak kami alami, malah warganya pada baik-baik semua. Yaa meskipun masih ada
pungutan liar sih. Saat itu kunci motor Bu Diah jatuh, kami diteriaki bapak yang di dekat kolam. Alhamdulillah.
pungutan liar sih. Saat itu kunci motor Bu Diah jatuh, kami diteriaki bapak yang di dekat kolam. Alhamdulillah.
Trus pas pulang, kami tanya arah ke ibu-ibu dekat Bukit. Beliau menjawab dengan ramah, “Lewat sana saja Mbak, kalau yang situ sepi,” Alhamdulillah. Sebenarnya banyak yang bisa dikembangkan dari tempat wisata ini. Mulai dari merapikan administrasi, memberi penanda arah, sampai desain di dalamnya. Many thanks to Allah bisa ke sini. Wonderfull day pokoke
Hasil jepret-jepret pake Nikon D3300 ^_^
Bukit Jaddih: Tambang Kapur nan Menawan |
Peta menuju Bukit Jaddih
Pelabuhan Kamal-Bukit Jaddih |
Jembatan Suramadu-Bukit Jaddih |
2 Comments. Leave new
ih keren banget loh itu batuan
iya… luar biasa..