“Snorkelling”
satu kata yang memenuhi kepala saya sejak bulan April. Sebenarnya keinginan ini
sudah lama terlintas, namun baru muncul kembali ketika saya tahu kalau di
Malang ada tempat seru buat snorkelling.
Dalam bayangan saya sebelumnya, agenda ini hanya bisa dilakukan di Bali,
Bunaken, dan tempat-tempat di luar kota Malang.
satu kata yang memenuhi kepala saya sejak bulan April. Sebenarnya keinginan ini
sudah lama terlintas, namun baru muncul kembali ketika saya tahu kalau di
Malang ada tempat seru buat snorkelling.
Dalam bayangan saya sebelumnya, agenda ini hanya bisa dilakukan di Bali,
Bunaken, dan tempat-tempat di luar kota Malang.
Ternyataaaa Malang tak
kalah dengan pulau-pulau yang memiliki fasilitas snorkelling. Salah satu tempatnya adalah Pantai Tiga Warna di
daerah Sendang Biru. Saya browsing bagaimana prosedur ke sana, apa yang perlu
di siapkan, dan rute lokasi.
kalah dengan pulau-pulau yang memiliki fasilitas snorkelling. Salah satu tempatnya adalah Pantai Tiga Warna di
daerah Sendang Biru. Saya browsing bagaimana prosedur ke sana, apa yang perlu
di siapkan, dan rute lokasi.
Setelah dapat info,
saya ungkapkan ini ke Mbak Wahyunengsih, salah satu sahabat yang punya hobi
jalan-jalan. Setelah deal, saya memesan guide untuk tanggal 14 atau 16 Mei.
Sebagai guru yang hobi jalan-jalan tanggal merah adalah kesempatan.
saya ungkapkan ini ke Mbak Wahyunengsih, salah satu sahabat yang punya hobi
jalan-jalan. Setelah deal, saya memesan guide untuk tanggal 14 atau 16 Mei.
Sebagai guru yang hobi jalan-jalan tanggal merah adalah kesempatan.
Namun sayang, kata guide agenda snorkelling untuk tanggal itu sudah penuh. Belum rejeki. Kami
mengatur ulang jadwal, mencari tanggal merah berikutnya. Jatuhlah pilihan itu
pada tanggal 2 Juni. Kami bagi tugas. Saya memesan guide dan survey biaya
sedang Mbak Neng –panggilan saya ke Mbak Wahyunengsih- mencari kendaraan.
Alhamdulillah kata guide tanggal 2 Juni bisa. Yeaaai snorkelling…. Tak sabar saya menunggu hari itu.
mengatur ulang jadwal, mencari tanggal merah berikutnya. Jatuhlah pilihan itu
pada tanggal 2 Juni. Kami bagi tugas. Saya memesan guide dan survey biaya
sedang Mbak Neng –panggilan saya ke Mbak Wahyunengsih- mencari kendaraan.
Alhamdulillah kata guide tanggal 2 Juni bisa. Yeaaai snorkelling…. Tak sabar saya menunggu hari itu.
But
apa yang kami rencanakan tak semulus impian. Mendekati hari-H Mbak Neng sakit.
Saya mencoba menyemangati untuk sembuh, begitu juga dengannya yang berusaha
untuk ikut.
apa yang kami rencanakan tak semulus impian. Mendekati hari-H Mbak Neng sakit.
Saya mencoba menyemangati untuk sembuh, begitu juga dengannya yang berusaha
untuk ikut.
Hari Jum’at saya ada
janji dengan teman-teman Angkringan di perpustakaan Universitas Negeri Malang.
Saya sampaikan rencana snorkelling ke
Mas Arul Chaerullah. Kami mulai hitung-hitungan budget. Alhamdulillah Mas Arul
bersedia, “Nanti bisa pakai mobil saya,” alhamdulillah. Then.. biar perjalanan
menyenangkan kami menambah personal. Mas Arul mengajak teman kuliah dan saya
menawari FLP Malang. Kami koordinasi lewat telepon dan wa.
janji dengan teman-teman Angkringan di perpustakaan Universitas Negeri Malang.
Saya sampaikan rencana snorkelling ke
Mas Arul Chaerullah. Kami mulai hitung-hitungan budget. Alhamdulillah Mas Arul
bersedia, “Nanti bisa pakai mobil saya,” alhamdulillah. Then.. biar perjalanan
menyenangkan kami menambah personal. Mas Arul mengajak teman kuliah dan saya
menawari FLP Malang. Kami koordinasi lewat telepon dan wa.
Perkiraan biaya adalah
Rp 100.000,00 sampai Rp 150.000. ini meliputi bensin, guide Rp 75.000,00, tiket
masuk, parkir, sewa baju snorkelling
Rp 15.000,00 dan makan.
Rp 100.000,00 sampai Rp 150.000. ini meliputi bensin, guide Rp 75.000,00, tiket
masuk, parkir, sewa baju snorkelling
Rp 15.000,00 dan makan.
H-2 pemberangkatan.
Mbak Neng masih mual sepertinya hamil. “Kemungkinan terburuk saya sendiri,”
kata saya ke Mas Arul. Teman-teman FLP Malang belum bisa.
Mbak Neng masih mual sepertinya hamil. “Kemungkinan terburuk saya sendiri,”
kata saya ke Mas Arul. Teman-teman FLP Malang belum bisa.
Alhamdulillah mas Arul
berenam. 4 laki-laki dan 2 perempuan. Yess… saya ada teman perempuannya.
berenam. 4 laki-laki dan 2 perempuan. Yess… saya ada teman perempuannya.
Siang itu saya ngobrol
dengan Ruli via wa, tiba-tiba saya kepikiran untuk ngajak dia. Alhamdulillah
gayung bersambut. Jadinya kami
berdelapan.
dengan Ruli via wa, tiba-tiba saya kepikiran untuk ngajak dia. Alhamdulillah
gayung bersambut. Jadinya kami
berdelapan.
Sebelum berangkat saya
dan Mas Arul merancang perkiraan biaya, mobil, lokasi, peta, dan lain-lain.
Salah satu asyiknya kalau punya teman yang biasa berorganisasi adalah tak perlu
kita jelaskan jobdisknya,
masing-masing mencoba untuk membuat perjalanan menyenangkan. Nggak perlu banyak
orang yang penting jalan.
dan Mas Arul merancang perkiraan biaya, mobil, lokasi, peta, dan lain-lain.
Salah satu asyiknya kalau punya teman yang biasa berorganisasi adalah tak perlu
kita jelaskan jobdisknya,
masing-masing mencoba untuk membuat perjalanan menyenangkan. Nggak perlu banyak
orang yang penting jalan.
H-1 Mbak Neng wa dan
bilang kalau mau ikut. Asyiiik… akhirnya. Kami janjian berangkat besok sekitar 5.20.
Malam itu saya siapkan baju ganti, snack seadanya yang ada di kos saya masukin
tas (tidak sempat keluar), minyak kayu putih, vicks, balsem, dan perlengkapan
mandi.
bilang kalau mau ikut. Asyiiik… akhirnya. Kami janjian berangkat besok sekitar 5.20.
Malam itu saya siapkan baju ganti, snack seadanya yang ada di kos saya masukin
tas (tidak sempat keluar), minyak kayu putih, vicks, balsem, dan perlengkapan
mandi.
Hari H, sekitar jam
04.00 pagi Mbak Neng SMS kalau mual-mual dan bilang kalau tidak bisa. “Iya Mbak
jangan dipaksa, masih banyak hari lain. Sabar ya… semoga segera sembuh,”
04.00 pagi Mbak Neng SMS kalau mual-mual dan bilang kalau tidak bisa. “Iya Mbak
jangan dipaksa, masih banyak hari lain. Sabar ya… semoga segera sembuh,”
05.20 saya dan Ruli
siap-siap berangkat. Namun tidak jadi karena wa dari Mas Arul,”Setengah tujuh
siap nggih, niki ndak boleh keluar kecuali udh sarapan.” Gubraaaakkk..
siap-siap berangkat. Namun tidak jadi karena wa dari Mas Arul,”Setengah tujuh
siap nggih, niki ndak boleh keluar kecuali udh sarapan.” Gubraaaakkk..
“Ruli berangkatnya nunggu
aku kabarin, sekitar jam 6.30 di Bingso,” kurang lebih isi wa saya.
aku kabarin, sekitar jam 6.30 di Bingso,” kurang lebih isi wa saya.
Jam 06.30, “Mpun
Singosari. Rute: Griya Shanta-kos teman-Bingso,” wa dari Mas Arul saya forward
ke Ruli.
Singosari. Rute: Griya Shanta-kos teman-Bingso,” wa dari Mas Arul saya forward
ke Ruli.
Menunggu dan menunggu,
saya meneruskan ketikan sambil ditemani jam dinding hati yang mulai berkarat. Alhamdulillah
sekitar jam 8 Mas Arul dan rombongan sampai. Berangkaaaat….
saya meneruskan ketikan sambil ditemani jam dinding hati yang mulai berkarat. Alhamdulillah
sekitar jam 8 Mas Arul dan rombongan sampai. Berangkaaaat….
Di mobil kami saling
kenalan, ada saya, Ruli, Mbak Anis, Mbak Tantry, Mas Arul, Mas Syaiful, dan Mas
Anas.
kenalan, ada saya, Ruli, Mbak Anis, Mbak Tantry, Mas Arul, Mas Syaiful, dan Mas
Anas.
Untuk menuju Pantai Tiga Warna jika berangkat dari arah Kota Malang kami lewat Gadang-Bululawang-Turen. Sampai di pertigaan
pabrik senjata Pindad belok arah kiri, ikuti jalur sampai ada pertigaan belok
kekanan. Pada pertigaan tersebut sudah ada petunjuk jalannya untuk ke Sendang
Biru.
pabrik senjata Pindad belok arah kiri, ikuti jalur sampai ada pertigaan belok
kekanan. Pada pertigaan tersebut sudah ada petunjuk jalannya untuk ke Sendang
Biru.
Ketika sudah sampai didekat Sendang
Biru, ada petunjuk papan untuk mengarah ke Pantai Goa Cina atau Clungup. Ikuti
jalur hingga bertemu pertigaan lagi. Jika ambil kiri maka akan menuju kearah
tempat pelelangan ikan pantai sendang biru, ambil jalur tersebut. Setelah belok
kiri tidak lama kemudian dikanan jalan ada tulisan untuk mengarah ke Pantai
Clungup.
Biru, ada petunjuk papan untuk mengarah ke Pantai Goa Cina atau Clungup. Ikuti
jalur hingga bertemu pertigaan lagi. Jika ambil kiri maka akan menuju kearah
tempat pelelangan ikan pantai sendang biru, ambil jalur tersebut. Setelah belok
kiri tidak lama kemudian dikanan jalan ada tulisan untuk mengarah ke Pantai
Clungup.
Karena lewat gang-gang kecil, bagi
pengendara mobil dapat memarkir mobil di sekitar Gereja. Sebenarnya tempat
parkir di dalam, tapi kalau kehabisan tempat bisa di pinggir jalan. Awalnya kami
parkir di luar, pas sampai dalam diminta parkir dalam oleh petugas.
pengendara mobil dapat memarkir mobil di sekitar Gereja. Sebenarnya tempat
parkir di dalam, tapi kalau kehabisan tempat bisa di pinggir jalan. Awalnya kami
parkir di luar, pas sampai dalam diminta parkir dalam oleh petugas.
Buat yang mengendarai sepeda motor, tinggal
ikuti jalan terus, ketika ada pertigaan ambil jalan lurus sampai bertemu dengan
Pos Pantai Clungup.
ikuti jalan terus, ketika ada pertigaan ambil jalan lurus sampai bertemu dengan
Pos Pantai Clungup.
Sebelum ke Pos Clungup ada keributan
kecil diantara kami yang menyebabkan saya, Ruli, Mbak Tantry, dan Mbak Anis
berangkat duluan. Sambil menghilangkan rasa “sebel” kami foto-foto (emang
dasarnya narsis semua wkwkwk).
kecil diantara kami yang menyebabkan saya, Ruli, Mbak Tantry, dan Mbak Anis
berangkat duluan. Sambil menghilangkan rasa “sebel” kami foto-foto (emang
dasarnya narsis semua wkwkwk).
Alhamdulillah
setelah sekitar 30 menit berjalan sampailah kami ke Pos pantau pantai Clungup yang
terbuat dari bale-bale bambu. Sederhana tapi penuh makna, karena seakan ingin
menyatu dengan alam.
setelah sekitar 30 menit berjalan sampailah kami ke Pos pantau pantai Clungup yang
terbuat dari bale-bale bambu. Sederhana tapi penuh makna, karena seakan ingin
menyatu dengan alam.
Sampai pos
saya menghubungi guide. Tba-tiba guide tidak bisa dihubungi! Saya menuju mas
mas yang ada di pos. Saya sampaikan kalau saya sudah pesan guide dengan tujuan
snorkelling. Mas di Pos yang bernama Mas Theo mencari data saya. Nihil!
saya menghubungi guide. Tba-tiba guide tidak bisa dihubungi! Saya menuju mas
mas yang ada di pos. Saya sampaikan kalau saya sudah pesan guide dengan tujuan
snorkelling. Mas di Pos yang bernama Mas Theo mencari data saya. Nihil!
“Mbak
menghubungi siapa?” tanyanya.
menghubungi siapa?” tanyanya.
Saya tunjukan
nomor guide yang saya dapat dari searching di internet. Mas Theo mengecek nomer
itu.
nomor guide yang saya dapat dari searching di internet. Mas Theo mengecek nomer
itu.
“Maaf Mbak,
nomernya tidak terdeteksi,”
nomernya tidak terdeteksi,”
“Lha terus?”
“Kunjungan
ke Pantai tiga warna penuh,”
ke Pantai tiga warna penuh,”
Gubraaaak…
Saya memandangi
teman-teman. “Tapi saya sudah pesan Mas,” suara saya melas.
teman-teman. “Tapi saya sudah pesan Mas,” suara saya melas.
Bersambung….:)
Malang, Mei 2015