Madura, salah satu pulau yang saya incar untuk destinasi travelling. Mengapa Madura? Karena di sini bener-bener wonderful Indonesia. Ada api abadi yang unik, ada pulau oksigen yang memiliki kandungan oksigen lebih tinggi dari Laut Mati di Yordania alias memiliki oksigen tertinggi di dunia, ada bukit jaddih yang menawan, dan beberapa eksotisme alam lain.
Daaaaan…menjadi seorang traveler, membuat itinerary adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan. Dimana kita mengatur budget dan destinasi mana saja yang akan kita kunjungi.
Jadi saat merencanakan travelling ke Madura 2D1N saya membuat rute perjalanan. Pertama dari Surabaya ke Madura saya motoran ma teman. Berangkat jam 05.30 pagi menuju pelabuhan perak. Biasanya kami lewat Suramadu, tapi kali ini pingin lewat laut.
Setelah membayar kapal dan menaruh motor di dalam kapal, kami menikmati pendangan laut Surabaya sambil merasakan sensai diayun ombak. Sekitar 1 jam kemudian sampailah kami di Pelabuhan Kamal. Dari pelabuhan Kamal, kami menuju destinasi pertama yaitu Bukit Jaddih.
Hari pertama..
- Bukit Jaddih
Bukit Jaddih terletak tidak jauh dari Pelabuhan Kamal. Kondisi jalan ke sini bagus, tapi di separuh perjalanan, kita akan melewati jalanan kampung yang sepi. Satu catatan penting, sepanjang jalan tak ada petunjuk letak Bukit Jaddih. Mulai dari jalan raya, jalan kampung, bahkan belokan daerah kampung. Satu tanda hanya satu yaitu di gang masuk Bukit Jaddih.
Memasuki area wisata, kami ditarik 2.000 saja. Teman-teman kalau ke sini hati-hati, ada beberapa pungutan liar yang beredar.
Sesampai lokasi, rasa takut selama perjalanan terobati dengan pemandangan luar biasa Di sini ada tiga tempat wisata. Bukit Kapur, kolam, dan goa.
Setelah puas keliling, kami melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Saronggi untuk menyeberang ke Pelabuhan Bringsang Gili Genting.
- Pantai Sembilan Gili Genting
Kami menyeberangi laut dari pelabuhan Tanjung (Sumenep) ke Bringsang (Gili Genting). Biaya menyeberang cukup terjangkau yakni 10.000 per orangnya dan 10.000 juga untuk motor, oiya plus 2.000 untuk jasa memindahkan motor dari pelabuhan ke perahu. Perjalanan sekitar 45 menit.
Pantai Sembilan terletak di Desa Bringsang Kecamatan Kepulauan Gili Genting. Masyarakat dekat pantai menyebutnya Hawaii.
Fasilitas di Pantai ini lumayan lengkap, penginapan ditepi pantai, kamar mandi umum dekat pantai, banana boat,dan lain-lain.
Rencananya kami menginap di sini, namun apa daya, kedatangan kami bersamaan dengan acara reuni satu SMA di Sumenep jadi kami kehabisan penginapan.
Trus tidurnya bagaimana? Kami memilih beralas pasir dan berpayung bintang di tepi pantai.
Menikmati sunset, bintang gemintang, dan sunrise di Pantai Sembilan benar-benar hal luar biasa yang saya alami. Jadi lebih banyak bersyukur mendapat kesempatan ke sini.
Keesokan paginya, kami meluncur ke Pantai Kahuripan
Hari Kedua
- Pantai Kahuripan
Kami tahu nama ini dari bapak-bapak di kapal. Beliau menyarankan kami ke sini karena sunrise di sini bagus. Jadi ya, meluncurlah kami ke sini. Hitung-hitung masihh satu pulau juga.
Tak ada biaya masuk ke sini, pantainya alami dan sepi. Sejauh mata memandang, kita akan dimanjakan dengan ujung pantai. Ya, dari ujung ke ujung adalah pantai.
Puas menikmati pantai, kami menuju ke Gili Iyang, pulau oksigen yang saya ceritakan di depan tadi.
Video Pantai Sembilan
- Gili Iyang
Untuk ke sini kami nyebrang dari Gili Genting ke Sumenep lagi. Kemudian membawa motor ke pelabuhan Dungkek.
Sampai pelabuhan, kami menunggu kapal berangkat. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Gili Iyang sekitar 1 jam. Harga karcis penumpang 10.000 dan karcis motor 20.000. Saat perjalanan kesana saya kebarengan dengan sapi, bahan makanan, bahan makanan, dan sayur-sayuran. My first experience. Melihat sapi nyebur laut terus naik ke perahu, pengalaman liat sapi-sapi itu buang kotoran di dalam kapal plus sebelah saya muntah-muntah di laut.
- Titik Oksigen
Sesampai Gili Iyang, kami menunggu giliran motor kami diturunkan. Saya tak sabar ingin pergi ke titik oksigen. Katanya oksigen di sini kandungannay terbesar di dunia.
Kami berkeliling pulau penggunakan motor. Buat teman-teman yang tidak membawa motor, di sini ada odong-odong yang siap mengantar keliling pulau.
Jalanan sepi, hijau, dan sejuk. Benar-benar saya merasakan hawa dingin di sini. Kata penduduk sekitar, kalau ke Pulau Oksigen sebaiknya menginap. Karena lebih terasa beda dan manfaatnya bagi tubuh.
- Fosil Ikan Paus
Lanjut ke Fosil Ikan Paus yang terdampar di pantai Pulau Gili Iyang. Kata guide lokal, beberapa tahun lalu, tepatnya Oktober 2010 pernah terdampar ikan paus besar berukuran kurang lebih 25 meter di pesisir Banraas. Tulang bangkai ikan paus itu, kini menjadi “fosil” dari tulang ikan paus. Tumpukan tulang-tulang itu dikumpulkan dan ditata di tepi pantai.
- Pantai Batu Canggah
Pantai Batu Cangga merupakan tebing dekat lautan yang indah dan memesona. Arti kata nama ini adalah pantai yang memiliki beberapa tiang yang besar.
Tak ada tarif resmi tiket masuk ke sini. Seikhlasnya. Kalau ke sini kita harus mencari bapak pemegang kunci terlebih dahulu.
Rute ke sini curam dan ekstrim namun tidak menyurutkan langkah kami untuk menyusurinya.
Sesampai tepi pantai, saya benar-benar berdecak kagum. Pemandangan pantai dengan tiang yang besar dan dikelilingi lautan lepas, airnya masih biru, jernih, dipayungi birunya langit dan putihnya awan. Deburan ombak yang menghantam bebatuan, semilir angin, dan pemandangan laut lepas seakan menghipnotis. Nyaman banger berlama-lama di sini. Tempat ini benar-benar membuat saya takjub. Kuereeen pokoknya.
- Goa Sarepah
Perjalanan lanjut ke Goa Sarepah. Mirip dengan Batu Canggah, kalau ke sini harus mencari juru kunci terlebih dahulu.
Kami ke sini ditemani guide lokal. Teman-teman kalau ke sinii baiknya mencari guide lokal juga. Tak ada tarif khusus, tarifnya seikhlasnya. Pemandangan di dalam goa luar biasa, rugi kalau nggak mampir!
- Api Tak Kunjung Padam
Kami menikmati sunset di atas kapal dari Gili Iyang menuju Sumenep. Dari sini kami mampir ke Api Tak Kunjung Padam atau api abadi
Api Tak Kunjung Padam dikelilingi dengan pagar-pagar yang tidak begitu tinggi. Jika tanah disekitar titik api ini digali maka akan timbul nyala api yang besar berwarna biru. Jika tanah di luar area yang telah dipagari digali, kita masih menemukan semburan nyala api baik di dalam dan di luar pagar. Ada lebih 50 titik semburan nyala api yang ada di ini. Wowww.. amazing
Yeah.. itulah perjalanan saya 2 hari 1 malam keliling Madura. Sebenarnya masih banyak destinasi yang lain. Lain kali semoga bisa ke sana lagi. Aamiin
Punya pengalaman travelling menarik? Yuk ikutan Wonderful Indonesia Blog Competition.
18 Comments. Leave new
saya belum pernah ke Madura. Insya allah suatu hari nanti. Kalau makan satenya sih, sering ^_^
aamiin…
di Madura sdh ada pesawat sekarang hehhe
Wuih keren. Saya save, ya. Insya Allah nanti ke Madura
siaaap
wiuuh, itu tempat keren banget yah, aku aja baru tahu, hihihi. luar biasa kalo bisa ke sana, btw itu fosil boleh dipegang yah
boleh mbak…yuuk kesini
Aku penasaran dengan oksigen tertinggi ini pasti segar banget ya semoga nanti bisa ke Madura
khusus pulau oksigen ada di sini https://www.duniazie.com/2017/05/pesona-gili-iyang-yang-menakjubkan.html
Bisa jadi tempat tujuan kalo nanti melancong ke Jawa Timur nih. Keren2 tempatnya mbak.
aseeek
Gili Labak mana?
ini yang gili labak
https://www.duniazie.com/2016/01/gili-labak-vitamin-sea-dosis-tinggi.html
Waaah madura ya, besok ke sana ��
nambah hari.. jangan cuma k gili labak aja ahhahah
Itu tanah yang mengeluarkan api kalau kehujanan mati atau tetap nyala ya?
iya mb..
Mbaaaak, itu beneran fosil paus? Wuiiiih…
Semigauatu hari bisa ke Madura. Alam indonesia ini memang luar biasa