Whuaaa Lombook.. alhamdulillah..
Lebay! Baru nyampek Lombok aja udah senang banget! Hahaha..
Lebay? Ehm.. sebenarnya lebih ke bersyukur sih, akhirnya bisa sampai Lombok dan keliling Lombok bareng teman kuliah. Tak terbayangkan sebelumnya. Kalau ingat peristiwa sekitar dua tahun lalu, nggak mungkin rasanya bisa traveling seperti ini. Thanks Allah.
Bertujuh: saya, Bu Nur Khasanah (Tarakan), BU Vitta (Gresik), Pak Suwaib (Nunukan), Pak Budi (Lombok, Pak Yuli (Wonosobo, dan Pak Ajin (Purbalingga) mulai merencanakan perjalanan ini ketika ujian menumpuk, tepatnya saat Bu Nur masuk RS. Dengan bekal rupiah seadanya dan modal nekad kami berangkat ke Lombok dengan tiket pesawat termurah.
Pantai Kuta Lombok adalah destinasi pertama yang kami kunjungi ketika sampai pulau keren ini.
Pantai ini memiliki pasir putih serta lautan biru yang membentuk setengah lingkaran dan berkelok. Tak hanya itu, pantai
menawan ini juga dikelilingi oleh hijaunya perbukitan.
menawan ini juga dikelilingi oleh hijaunya perbukitan.
Jika diamati, ada yang berbeda pada pantai satu ini dengan pantai lain. Apa itu? Pasirnya! Pasir di Pantai KutaLombok memiliki butiran-butiran pasir yang relatif besar dan berbentuk seperti merica.
So, saat teman-teman berjalan menyusuri pinggir pantai tanpa alas kaki maka akan merasakan sensasi yang berbeda dan nyaman ketika menginjak pasir pantai ini.
Ketika perjalanan ke Pantai Kuta Lombok, saya membayangkan suasana ramai turis lokal dan internasional, banyak orang berjemur, dan berselancar. Namun bayangan saya jauh dari kenyataan. Pantai ini masih sangat sepi pengunjung, terlebih lagi pada hari kerja. Kami hanya bertemu dengan bapak-bapak tentara.
Namun suasana seperti ini malah yang menyenangkan. Kita akan merasakan seperti mempunyai pantai pribadi hehehe, hanya ada sedikit pengunjung dan ditambah beberapa penjual pernak-pernik khas Lombok yang hilir mudik menawarkan.
Deburan angin pantai, merdunya suara ombak, dan pemandangan yang menakjubkan, sangat cocok buat yang ingin menghilangkan penat terhadap rutinitas sehari-hari.
Tak hanya menawarkan kemolekan pantai nan syahdu, pada bulan-bulan tertentu pantai ini menjadi tempat diselenggarakannya salah satu budaya Lombok yang bernama Upacara Bau Nyale. Nyale diadakan pada satu kali dalam setahun (biasanya bulan Februari atau Maret), di mana para pelaut mencari cacing Nyale di laut.
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat sekitar pantai, dahulu ada seorang putri berparas sangat cantik dan berambut panjang yang bernama Putri Mandalika. Banyaknya lamaran dari pangeran dan pemuda membuat Sang Putri bingung untuk
mengambil keputusan, maka ia pun terjun ke laut.
mengambil keputusan, maka ia pun terjun ke laut.
Sebelum terjun, ia berjanji akan kembali satu kali dalam setahun. Rambut panjang Putri Mandalika inilah yang kemudian menjelma menjadi Nyale (cacing laut). Maka untuk memperingati sekaligus menanti kedatangan Putri Mandalika, masyarakat setempat
mengadakan upacara Nyale. Masyarakat juga meyakini bahwa pasir berbentuk merica yang terdapat di Pantai Kuta Lombok ini merupakan sarang nyale yang jumlahnya jutaan.
mengadakan upacara Nyale. Masyarakat juga meyakini bahwa pasir berbentuk merica yang terdapat di Pantai Kuta Lombok ini merupakan sarang nyale yang jumlahnya jutaan.
Kata teman saya yang berasal dari Lombok, saat Upacara Bau Nyale pantai ini dibanjiri ratusan manusia. Ehm.. boleh dicoba
nih, mengenal lebih dekat kebudayaan Indonesia yang unik dan menarik. Tapi saya Cuma ikuta saja, nggak bakal ikut makan cacingnya.. hehehe
nih, mengenal lebih dekat kebudayaan Indonesia yang unik dan menarik. Tapi saya Cuma ikuta saja, nggak bakal ikut makan cacingnya.. hehehe
4 Comments. Leave new
masyaAllah keren. bukan pecinta pantai sih, tapi kalau ke Lombok bisa jadi list tempat yg mesti didatangi kayaknya 🙂
Iya mbak Lina.. Harus mampir ke sini..
Sudah lama mau mengunjungi lombok. MUdah-mudahan tercapai suatu hari nanti. Pantai Lombok ini bisa jadi salah satu destinasinya… ^_^
Aamiin.. Smg disegerakan Mas Koko.. 😉