Gili Trawangan, alhamdulillah Allah memberi kesempatan saya menginjakan kaki di pulau nan eksotis penuh pesona ini.
Ada dua pilihan untuk sampai di Pulau Gili Trawangan. Pakai fast boat 85.000 atau public boat 19.500. Bisa ditebak, kami memilih yang 19.500 ;). Bedanya, yang mahal memiliki tempat duduk yang lebih nyaman dan perjalanan lebih cepat. Naik public boat, duduknya lumayan nyaman hanya saja kalau bersamaan dengan penjual sayur dan ikan ini yang harus nahan bau. Hehehe.
Pembelian tiket baiknya beli di loket yang resmi. Karena sepanjang jalan menuju tempat penyeberangan ada banyak kios loket yang rata-rata pemberangkatannya menunggu sekitar satu jam. DI tempat yang resmi, kami menunggu tak begitu lama, hanya sekitar 15 menit.
Oiya ketika sampai di gerbang masuk tempat penyeberangan, akan ada banyak cidomo yang menawari tumpangan. Saran saya tidak usah naik. Karena ternyata jaraknya dekat. Buat yang belum pernah, pasti tergoda untuk naik. Harga yang ditawarkan lumayan 60.000 untuk enam orang. Saat itu kami tawar 30.000 mau. Lha baru foto-foto bentar lha kok dah sampai..hahaha.. Tahu gitu jalan kaki.
Ada pemandangan tidak mengenakan ketika menunggu kapal berangkat. Apa itu? Banyaknya bir yang dibawa menuju Trawangan. Bisa dibayangkan buat apa di sana. *enggan buat nerusin kalimat.
suasana di atas kapal |
menikmati perjalanan |
alhamdulillah sampai |
Dari hasil membaca beberapa sumber, ternyata dahulu Gili Trawangan adalah tempat pembuangan narapidana. Pada waktu itu karena semua penjara sedang penuh, raja yang berkuasa membuang 350 orang pemberontak Sasak ke pulau ini. Baru sekitar tahun 1970-an pulau ini dijadikan tempat persinggahan orang orang Bugis dari Sulawesi yang kemudian menetap turun temurun disini bersama warga Sasak dan Bali.
Sekarang, ketika memasuki Trawangan, yang terasa adalah nuansa “pesta”, ramai penuh hingar bingar musik dari cafe dan hilir mudik turis dalam dan luar negeri. Serasa di Bali.
Buat teman-teman yang di sini, ada baiknya bawa kaca mata kuda. Pemandangannya itu lo… tapi seperti apa pemandangan di depan,yang penting hati selalu dijaga insha Allah aman.
Di Gili Trawangan, tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.
Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving, snorkeling, bermain kayak, berselancar, dan bersepeda. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau. Saya dan teman-teman memilih menyewa sepeda untuk keliling pulau.
Bagaimana pesona Trawangan yang membuat saya gagal move on?
Ini dia hasil tangkap layar kamera kami..
Baca juga: 5 Tips Mencari Tempat Makan Murah di Gili Trawangan
perjalanan pulang |
bukan LGBT heheh |