Beberapa kali saya mendengar beberapa lagu tidak sopan di TV, pasar, atau di jalan. Misalnya “Nganti kapan dadi bojo simpenan?” (sampai kapan jadi istri simpanan?), “Wedi karo bojomu” (Takut dengan suamimu), dan berbagai teks vulgar lainnya.
Mendengarnya saja saya risih dan malu. Sama sekali tidak ada nilai positifnya. Belum lagi terkadang ada anak-anak yang dengar dan bertanya maksud lagu itu apa? Selain itu kata-kata adalah doa, apa jadinya kalau apa yangdikatakan di lagu tersebut menjadi kenyataan.
Besar harapan saya agar para pencipta lagu mulai selektif dalam menggubah lagu ciptaannya. Masyarakat pun hendaknya bias memilih mana lagu yang positif, memotivasi, dan yang mempunyai nilai. Yang tak kalah penting, harus ada sanksi terhadap para pencipta lagu seronok tersebut. (Fauziah, Guru SD Islam As-Salam)