Setelah puas menikmati pemandangan di Pantai Toraja, saya bersama teman
FLP Jatim dan FLF Sumenep menyusun acara untuk menyeberang pulau. Tepatnya ke
Pulau Gili Labak. Namun karena pagi itu laut surut, kami harus menunggu pasang.
FLP Jatim dan FLF Sumenep menyusun acara untuk menyeberang pulau. Tepatnya ke
Pulau Gili Labak. Namun karena pagi itu laut surut, kami harus menunggu pasang.
Pukul 10 hujan turun dengan derasnya. Niat yang semula
berapi-api mulai luntur. Tidak mungkin kami naik perahu selama kurang lebih 2,5
jam sambil hujan-hujanan. Mana ini adalah pengalaman pertama saya naik perahu.
berapi-api mulai luntur. Tidak mungkin kami naik perahu selama kurang lebih 2,5
jam sambil hujan-hujanan. Mana ini adalah pengalaman pertama saya naik perahu.
Namun ada rasa tidak enak ke bapak perahu… Kami
sudah pesan perahu untuk ke Gili Labak sejak pagi tadi. Meunggu dan
menunggu…alhamdulillah sekitar jam 11 siang hujan mulai reda. Alhamdulillah
lagi di jam yang sama air laut mulai naik.
sudah pesan perahu untuk ke Gili Labak sejak pagi tadi. Meunggu dan
menunggu…alhamdulillah sekitar jam 11 siang hujan mulai reda. Alhamdulillah
lagi di jam yang sama air laut mulai naik.
So… tamasya ke Gili Labak terwujud.. yeaai…
Oiya… keberangkatan kami tanpa persiapan apapun.
Kami tidak membawa baju ganti, sunblock, topi, kacamata, payung, dan kebutuhan
lain. Bahkan saat itu kami belum makan siang.
Kami tidak membawa baju ganti, sunblock, topi, kacamata, payung, dan kebutuhan
lain. Bahkan saat itu kami belum makan siang.
Bismillah dengan bekal kamera hape dan tongsis kami
berangkat ke Pulau Gili Labak dengan naik perahu.
berangkat ke Pulau Gili Labak dengan naik perahu.
Pulau Talango |
Sepanjang perjalanan saya jauhkan pikiran dari kata
mual, pusing, dan mabuk. Saya menikmati perjalanan dengan bermain air dan
foto-foto bersama teman-teman.
mual, pusing, dan mabuk. Saya menikmati perjalanan dengan bermain air dan
foto-foto bersama teman-teman.
Di tengah perjalanan, tepatnya di tengah laut. Perut
saya lapar, ini mengakibatkan kepala saya pusing.
saya lapar, ini mengakibatkan kepala saya pusing.
Alhamdulillah teman-teman FLP Semenep menyiapkan nasi
bungkus. Jadilah kami makan siang di atas perahu ditemani deburan ombak yang
kadang masuk ke perahu dan angin laut yang membuat jilbab berkibar. Masha Allah
seru banget! Makan siang dengan berayun-ayun di atas perahu dan ditemani
percikan air laut.
bungkus. Jadilah kami makan siang di atas perahu ditemani deburan ombak yang
kadang masuk ke perahu dan angin laut yang membuat jilbab berkibar. Masha Allah
seru banget! Makan siang dengan berayun-ayun di atas perahu dan ditemani
percikan air laut.
Maksi di atas perahu |
Perjalanan ke Pulau Gili Labak, kami melewati Pulau
Talango dan Pulau Oksigen (sayang belum bisa mampir). Menurut penelitian, Pulau
oksigen yang berada di Sumenep ini memiliki kandungan oksigen terbesar kedua
sedunia. Whuuaaa bikin penasaran. Semoga tahun ini bisa ke sana. Aamiin.
Talango dan Pulau Oksigen (sayang belum bisa mampir). Menurut penelitian, Pulau
oksigen yang berada di Sumenep ini memiliki kandungan oksigen terbesar kedua
sedunia. Whuuaaa bikin penasaran. Semoga tahun ini bisa ke sana. Aamiin.
Oiya, di atas perahu saya melihat beberapa kupu-kupu
terbang. Masha Allah.. sulit rasanya untuk percaya ketika melihat kupu kecil warna kuning, hijau,
dan putih bisa terbang melalui laut yang sedemikian luas itu. Memesona…
terbang. Masha Allah.. sulit rasanya untuk percaya ketika melihat kupu kecil warna kuning, hijau,
dan putih bisa terbang melalui laut yang sedemikian luas itu. Memesona…
Singkat
cerita, penantian panjang pun mulai membuahkan hasil. Sebuah pulau yang masih
perawan nan cantik mulai terlihat meski kapal belum bersandar di bibir Pantai
Gili Labak. Panoramanya seakan-akan melambaikan tangan ke saya. Ada yang
meminta saya agar segera sampai dan menikmati jernihnya air. Mata saya
dimanjakan dengan pemandangan pulau kecil dengan pasir putih, laut biru, dan
hijau pohon yang rimbun… paduan warna yang eksotis. Apalagi kalau senja..
benar-benar vitamin sea dosis tinggi.
cerita, penantian panjang pun mulai membuahkan hasil. Sebuah pulau yang masih
perawan nan cantik mulai terlihat meski kapal belum bersandar di bibir Pantai
Gili Labak. Panoramanya seakan-akan melambaikan tangan ke saya. Ada yang
meminta saya agar segera sampai dan menikmati jernihnya air. Mata saya
dimanjakan dengan pemandangan pulau kecil dengan pasir putih, laut biru, dan
hijau pohon yang rimbun… paduan warna yang eksotis. Apalagi kalau senja..
benar-benar vitamin sea dosis tinggi.
Gili
Labak seperti surga kecil di Sumenep, keindahannya adalah kreasi Allah Yang
Maha Sempurna. Tidak hanya mengandalkan pasir putih dan beningnya air layaknya
pulau Lombok, Gili Labak juga mengenalkan kecantikan alam
bawah laut. Di beberapa titik tertentu pulau ini memiliki pemandangan yang luar
biasa. Karang laut yang menawan dibalut dengan ikan-ikan cantik yang berenang
di sekitarnya menambah keanggunan sisi bawah laut pulau ini.
Labak seperti surga kecil di Sumenep, keindahannya adalah kreasi Allah Yang
Maha Sempurna. Tidak hanya mengandalkan pasir putih dan beningnya air layaknya
pulau Lombok, Gili Labak juga mengenalkan kecantikan alam
bawah laut. Di beberapa titik tertentu pulau ini memiliki pemandangan yang luar
biasa. Karang laut yang menawan dibalut dengan ikan-ikan cantik yang berenang
di sekitarnya menambah keanggunan sisi bawah laut pulau ini.
Sesampainya di Pulau Labak kami berputar mencari spot
yang bagus, sholat di tepi pantai, berjalan kaki kurang lebih 30 menit berkeliling
pulau yang memiliki luas 5 hektar, mengamati aktiviats penduduk setempat (dari
sumber yang saya dapat, pulau ini dihuni sekitar kurang lebih 35 kepala
keluarga), dan menikmati senja sambil
main air di laut. Benar-benar! Liburan kali ini saya puas banget! Menyatu
dengan alam yang anggun, udara bersih, dan laut yang tenang.
yang bagus, sholat di tepi pantai, berjalan kaki kurang lebih 30 menit berkeliling
pulau yang memiliki luas 5 hektar, mengamati aktiviats penduduk setempat (dari
sumber yang saya dapat, pulau ini dihuni sekitar kurang lebih 35 kepala
keluarga), dan menikmati senja sambil
main air di laut. Benar-benar! Liburan kali ini saya puas banget! Menyatu
dengan alam yang anggun, udara bersih, dan laut yang tenang.
Spot andalan dari pulau ini adalah keindahan biota
bawah laut. Hamparan gugusan terumbu karang dan warna-warni keberagaman ikan
lautnya akan membuat betah berlama-lama berwisata disana.
bawah laut. Hamparan gugusan terumbu karang dan warna-warni keberagaman ikan
lautnya akan membuat betah berlama-lama berwisata disana.
Yang perlu
diperhatikan saat pergi ke Pulau Gili Labak adalah
- Bawa makanan sendiri,
di sini tidak ada rumah makan, adanya warung kecil yang berjualan snack. - Bawa tenda buat yang
mau nginap. Di Pulau ini tidak ada penginapan. Tapi seru juga kalau bisa kemah
dan menikmati api unggun di tepi pantai (mupeng). - Bawa air tawar
sendiri. Di pulau ini tidak menyediakan air tawar. Biasanya air tawar menjadi
fasilitas saat kita menyewa perahu. - Baju ganti, karena kalau sudah sampai sana tidak
mungkin tidak masuk ke air. - Sunblock agar kulit kita tetap terjaga.
- Kamera underwater, ini yang belum saya punya. Semoga
ada rejeki tambahan buat beli. Aamiin. - Obat-obatan pribadi buat jaga-jaga. Harapannya sih
terus sehat dan fit. - Cover bag, agar tas yang kita bawa tidak basah.
Apalagi kalau tiba-tiba pas di tengah laut hujan turun. - Lampu charge buat
yang mau kemah. Karena tidak ada listriik di siang hari. Karena terpencil,
listrik hanya dinyalakan saat malam hari saja. - Kantong sampah!Saat saya ke sana, pantai lumayan bersih jika
dibandingin dengan Ngliyep, Toraja, dan Jumyang. Mungkin ini karena belum
begitu banyak yang datang ke sini. Namun seiring dengan semakin populernya
pulau ini pasti kunjungan ke sini akan meningkat dengan cepat. Jadi para
wisatawan diwajibkan membawa kantong sampah dan tentunya sampah itu harus
dibawa pulang. WAJIB.
Rute ke Gili Labak
Untuk menempuh Gili Labak kita harus
menuju ke Sumenep terlebih dahulu. Buat teman-teman yang berangkat dari
Surabaya, bisa naik bis tujuan Sumenep dari Bungurasih. Biaya bis patas sekitar
40.000-50.000 sedang bis ekonomi sekitar 30.000-40.000. Setelah itu lanjut
menyewa perahu yang menuju Gili Labak. Ongkos perahu PP sekitar
600.000-800.000. Harga tersebut tidak pasti, jadi tergantung para penelusur
bernegoisasi dengan pemilik perahunya. Saat itu kami dapat harga 600.000.
menuju ke Sumenep terlebih dahulu. Buat teman-teman yang berangkat dari
Surabaya, bisa naik bis tujuan Sumenep dari Bungurasih. Biaya bis patas sekitar
40.000-50.000 sedang bis ekonomi sekitar 30.000-40.000. Setelah itu lanjut
menyewa perahu yang menuju Gili Labak. Ongkos perahu PP sekitar
600.000-800.000. Harga tersebut tidak pasti, jadi tergantung para penelusur
bernegoisasi dengan pemilik perahunya. Saat itu kami dapat harga 600.000.
Sulit
rasanya meninggalkan pulau nan cantik ini tanpa membawa oleh-oleh. Maka
rangkaian foto di Gili Labak sepertinya bisa menjadi kenang-kenangan. Hampir
setiap sudut Gili Labak sangat layak diabadikan. Ini dia pemandangan Gili Labak
yang sangat memukau.
rasanya meninggalkan pulau nan cantik ini tanpa membawa oleh-oleh. Maka
rangkaian foto di Gili Labak sepertinya bisa menjadi kenang-kenangan. Hampir
setiap sudut Gili Labak sangat layak diabadikan. Ini dia pemandangan Gili Labak
yang sangat memukau.
Kehebohan di atas perahu |
Kehebohan di atas perahu |
Langit di atas Pantai Gili Labak |
Menikmati senja di atas perahu |
Bahkan saat senja menyapa, kami enggan untuk meninggalkan pulau ini |
persiapan pulang |
menikmati senja di atas perahu |
sayonara |
pulaaaang |
kika: Pak Rafif, Zie, Utha |
2 Comments. Leave new
Waaaah mupeeeng aku mbak
Mdh2n kesampean bs ksana aamiin
Oia,klo smpet mampir2 y mbak di blog aku ^^
djayantinakhla.com
Aamiin..iya mbak..main2 k sana..seru banget..
Siip.. Bakal main k blog Mbak..