8 Pesan The World of The Marrried untuk Para Perempuan – Saya tak tahu kapan drama korea ini booming. Saya mengikuti mulai dari episode 1 menunggu seminggu dua kali. Alasannya karena suka sama pemainnya karena udah bermain apik di Drama Korea Sky Castle. drama keren tentang parenting. Macam-macam tipe orang tua mendidik anak. Kalau diminta nyebutin satu-satu namanya nggak paham wkwkw…
Lha di episode berapa, saya lupa, ada yang chat, “lihat ini?” Saya jawab lihat. Barulah saya tahu kalau nih drakor meledak. Betewe ini terlepas dari adegan ranjang ya. Monggo difilter, skip skip wkwkwk.
Kali ini saya tidak mau spoiler, cuman mau sharing hal-hal apa saja yang bisa dijadiin pelajaran dari film ini. Jadi tuh salah satu kebiasaan saya tiap nonton atau baca buku, harus ada sesuatu yang didapat, bukan cuma hiburan. Ya, mungkin ini beda dengan tim yang nonton film buat hiburan.
Berikut 8 hal yang bisa dijadikan pelajaran dari film The World of The Marrried
1. Pola asuh
Pola asuh, ini saya garis bawahi pada ibu Lee Tae Oh yang “nitip” anaknya ke menantunya (dokter Ji Sun Woo). Terlihat sekali di rumah tangga awal kalau istri lebih banyak menopang kehidupan keluarga. Sampai suami mengambil tabungan anaknya pula.
Beberapa kali saya menemui hal ini d kehidupan nyata. Dan karena murid saya tahun ini laki-laki semua, saya selalu pesan ke mereka untuk bertanggung jawab dan menjadi kaya. Menjadi kaya adalah keharusan. Semoga kita bisa masuk surga melalui harta kita.
Sebenarnya bukan di kata kaya sih, tapi bagaimana mereka berusaha. Itulah saya tidak melarang bahkan menganjurkan murid-murid untuk berdagang, mendalami passion, dan wajib bantu orang tua.
Karena terkadang ada kebiasaan kalau laki-laki kerjanya hanya cari uang. Oh No! Rasullullah saja jahit baju sendiri, bantu istri juga.
Di sinilah pola asuh orang tua sangat penting. Jangan sampai menantunya nanti sedih ketika menikah dengan anak yang kita didik.
2. Hindari niat menikah untuk mengubah seseorang
Dari beberapa buku yang saya baca, ada beberapa kecenderungan menikah untuk mengubah orang yang kita nikahi.
“Dia cantik tapi tidak berjilbab, semoga dengan nikah sama aku diam mau berjilbab,”
“Dia malas banget, semoga setelah nikah dia bisa rajin,”
“Dia pemarah, semoga setelah nikah bisa lembut”.
Dalam pikiran saya, hidayah itu di Allah. Bukan wewenang kita mengatakan kita mampu mengubah.
Kalau kata Raditya DIka, “nikah bukan untuk mengubah seseorang. Nikah ya nikah saja dengan orang yang kita suka.”
Di film ini terlihat di Yeo Da Kyung yang berharap Lee Tae Oh bisa berubah setelah ia nikahi. Namun faktanya? Seseorang yang sudah memiliki sifat tidak jujur akan sulit berubah. Heheh.
3. Pentingnya Kejujuran
“Satu kebohongan akan diikuti kebohongan yang lain,” kalimat ini benar adanya. Jika seseorang sudah melakukan satu kebohongan, ini akan menjalar di kebohongan yang lain.
Saya sendiri pernah mengalami dekat dengan orang yang obrolan sehari-harinya berisi hal yang tidak benar. Harus benar-benar memfilter apapun yang dibicarakan. Karena tidak semua yang dibicarakan adalah benar adanya.
4. Manajemen emosi
Salah satu yang saya pelajari dari film ini adalah manajemen emosi dr. Ji bagaimana dia bisa bersikap elegan saat menghadapi suaminya. Menunjukan kalau wanita itu kuat. Manajemen emosi ini juga saya temui di drakor VIP, film Athirah, dan beberapa film lain.
Namun betapa kuatnya perempuan atau ibu, akan rapuh juga kalau sudah terkait anak.
Ini terlihat di episode saat keluarganya terancam, ia lebih mementingkan keselamatan anak.
5. Pengorbanan ibu
Yes, seperti yang saya ungkap di poin 4. Pengorbanan ibu sangatlah besar. Entah si anak benar atau salah, ibu cenderung pasti membela hehe. Namun tidak semua sih, tetapi beberapa gitu. Inilah tak mudah mendidik anak. Semooga kita bisa menjadi ibu yang baik dan dibanggakan oleh anak-anak kita. Tssaaah.. nikah aja belon.
6. Menjaga penampilan
Sebenarnya saya bukan tipe perempuan yang menjaga penampilan banget, saya cuek. Saya adalah tipe perempuan yang berpendapat bahwa encernya otak itu lebih penting dari sekedar penampilan luar. Karena kita seorang ibu, mendidik putra putri.
Namun pola pikir ini sedikit saya ubah. Jaman sekarang gaes, harus bisa menempatkan diri dengan penampilan yang pas. Tidak perlu menor hanya bisa memadupadankan baju, membuat senang pasangan (halu, pasangan yang mana wkwkwk), terlihat cantiklah. Karena di luar sana, di tempat kerja pasangan mungkin, banyak perempuan cantik heheh.
Alhamdulillah pekerjaan menjadi blogger membantu saya buat dapet bedak wkwk. Segitunya ya saya, sampai nggak ada anggaran buat beli bedak. Iyalah saya lebih memilih beli buku dripada beli bedak wkwkw. Alhamdulillah Allah tahu yang saya butuhkan, beberapa brand bedak memberi saya produknya untuk diulas.
7. Hati-hati dalam memilih teman
Saya termasuk yang berteman dengan siapapun. Mulai dari Punk hingga Ustadz. Menyatu tapi tidak melebur. Namun tetap, untuk urusan curhat dan dekat harus pilih-pilih heheh. Pernah dibohongin teman? Pernahlah wkwkwk.
Di film ini dr Ji Sun Woo dikelilingi beberapa teman yang bermuka dua. Di awal-awal episode, teman yang ia anggap baik, malah bersekongkol menutupi kesalahan suaminya. dr Ji tidak hanya terjebak dalam toxic relationship dengan suaminya, namun juga toxic friendship.
8. Pentingnya perempuan menghasilkan
Saya sangat menghargai untuk para perempuan yang tidak bekerja di rumah, fokus ke anak-anak. Saya sangat mengacungi jempol. Karena ini luar biasa, dan menghasilkan di sini bukan berarti harus kerja di luar. Jaman sekarang, menghasilkan juga bisa dari dalam rumah.
Saya punya teman lulusan S-2 Prancis, doi memilih menjadi ibu rumah tangga sambil terus nulis, ikut lomba, ngeblog, dll.
Mengapa harus menghasilkan? Coba bayangkan Ji Sun Woo adalah perempuan rumahan yang tidak bekerja. Saat suami selingkuh apa yang akan dilakukannya?
Silahkan imajinasi teman-teman yang meneruskan heheh.
Betewe adakah yang baper saat menonton film ini? Atau film Korea yang lain? Kalau saya pernah baca, apa yang kita tonton akan mempengaruhi pikiran dan perasaan kita, karena sering kali melihat sesuatu maka tanpa sadar memori kita ikut terbawa, yang bisa jadi kejadiannya sama atau justru perasaan atau emosi kita saat kejadian itu ikut terakses kembali saat menonton. Ikut hepi, ikut sedih, ikut protes, ikut heboh. Wkwkwk… bahkan ada yang mengumpat di sosmed Yeo Da Kyung karena ia berperan sebagai pelakor. Segitunya ya.
Untuk film The World of The Marrried ini salah satu trik saya agar tidak terlalu terbawa emosi adalah melihat behind the scene. Melihat aktor dan aktris cekikikan bersama. Mereka hanya memainkan drama. Yeah hanya bermain peran wkwkwk. Mereka baik-baik saja. Actingnya bagus, sampai yang lihat terbawa.
17 Comments. Leave new
Wow swru juga filmnya. Dan benar sih, kita mah harus bisa mengapresiasi film dengan baik. Salah satunya mendapatkan manfaat atau hikmah. Saya juga termasuk orang yg belajar kehidupan dari film 😄
ah saya juga.
belajar kehidupan dari film dan buku.
terkadang dari curhatan teman, atau kejadian di diri sendiri.
Seperti katanya miss marple, tokoh detektifnya agatha christie selain mr.poirot, bahwa setiap kejadian pasti ada mirip-miripnya sama kejadian lain, tinggal kita pelajari agar tau cara untuk bisa mengatasinya.
Saya juga sesekali nonton drakor, Mbak Zie. Selain untuk saya pelajari saat menulis cerita, juga ceritanya memang bagus, dan pemainnya sangat natural. banyak ucapan bijak, dan pastinya pesan-pesannya ya, Mbak Zie. Salah satunya, sekali berbohong, akan bohonh terus.
Ya Allah aku sampe greget liat kelakuan netizen Indonesia kak.. hahaha, semuanya nyerang si pemeran istri kedua alias si peselingkuh itu..
Dr ji memang tenang banget. Suka liatnya.
Drakor yang sedang digandungi emak-emak seendonesia nih. Kalau saya pribadi berpendapat walaupun IRT, seorang perempuan mesti punya skill (jika menghasilkan uang itu nilai plus). Agar bukan saja saat bercerai, tapi ketika suami sakit parah atau meninggal mereka tahu apa yang mesti dlakukan untuk mencari nafkah.
Seluruh jagat media sosial sudah membahas drakor ini dan aku sama sekali belum nonton, hahaha … Sebagai bukan penggemar drakor sejati, rasa penasaran buat nonton mungkin nggak sebesar yang suka, ya?
Aku setuju bahwa setiap cerita mestinya bisa menyisipkan pesan dalam kehidupan. Ini tuh butuh dua sisi. Pembuat cerita pintar menyisipkan pesan dan penikmat cerita pintar memetik pesan itu.
By the way, tokoh yang main di Sky Castle yang manakah? Aku nonton juga. Tapi ingetnya yang di poster itu mainnya di Secret Affair.
Setujuu, perempuan tu harus bisa menghasilkan pundi rupiah sendiri tanpa tergantung ke siapapun hehe
Alu juga nonton drakor ini hehe gemasss banget sih sama alur ceritanya, kalau jadi Sun Woo sendiri aku lebih memilih untuk bodo amat dan pindah ke kota lain , lalu menjadi lebih sukses haha.
Alu juga nonton drakor ini hehe gemasss banget sih sama alur ceritanya, kalau jadi Sun Woo sendiri aku lebih memilih untuk bodo amat dan pindah ke kota lain , lalu menjadi lebih sukses haha
Wah sejak pandemi trus masuk bulan Ramadan saya udah jarang nonton drakor. Sibuk wfh dan bantuin anak2 yg school from home jg. Udah masuk list bakal ditonton sih The World After Couple Marrried ini. Beruntung dapet ulasannya yaa Bu Guru Azie, hehe… tfs^^
Ini Drakor yang lagi ngehitz di Wall FB. Belum nonton sih, tapi lihat2 reviewnya terus baca artikel ini, jadi paham, mengapa drakor ini banyak diminati oleh para wanita.
Salah satu tambahan dari sudut pandang saya sih, liat film ini adalah si istri terlihat sangat superior.
Dan terkadang ada ego lelaki yang tidak bisa menerima hal tsb. Lelaki tetaplah lelaki yang secara ego memiliki keinginan menjadi Hero, dielu-elukan dan berada diatas istri. Istri yang dominan terkadang meruntuhkan ego pria
Ini film yang pelakornya lebih cantik itu bukan sih mbak. Viral banget drama ini…
Ngomongin soal film aku juga belajar bnyk dari film.
Dari sebuah film ada 8 hal yang dipelajari dan kuat kesannya. Ini salah satu bagusnya drama Korea. Saya belum nonton. Masih rencana saja
Aku blm nonton nih drakor yang lagi ngehits ini hehehe
Tapi aku sepakat sih. Dari film kita bisa belajar banyak hal. Aku pribadi seringn banget pakai referensi dr film untuk menyelesaikan masalah aku. Makanya aku suka nonton film drama drpd action hehehe
Aku heran kenapa drakor ini booming & dibicarakan orang2 yg sering menghujat sinetron Indonesia. Soalnya, bagiku sih drakor ini sama aja kayak sinetron Indo hehe (no offense). Udah nyoba nonton 8 episode dan ngga paham apa menariknya. Ide cerita gini kan udah banyak.
Setuju banget sama point 2 dan point 8. Untuk point 2 tipikal perempuan kebanyakan ga semua sih yaitu punya kebiasaaan mengubah orang lain menjadi versi yg “baik” dimata si perempuan pdhal ketemunya aja udah gede gimana bisa dirubah coba itu karakter dan kebiasaan laki2 yg sdh dari orok ya begitu itu hehehe dan point no.8 perempuan pnya penghasilan sendiri itu penting spy berdaya dan pnya harga diri terutama di depan pasangan..spya tdk dikurangajari hehehe..