Pentingnya Menebar Kebaikan
Sejak Usia Dini
Pentingnya Menebar Kebaikan
Sejak Usia Dini
Dalam hidup saya membutuhkan penyeimbang. Penyeimbang antara kerja untuk mencari uang dan kerja untuk sosial. Bukan karena saya banyak uang, bukan. Karena pekerjaan sosial tidak melulu uang. Not because I have too, but because want to. Hidup saya pas-pasan, alhamdulillah saat itu S1 dapat beasiswa prestasi, S-2 juga beasiswa P2TK.
Sejak mahasiswa ikut beberapa komunitas relawan. Mulai dari pendamping anak jalanan, punk, pengemis, hingga pengidap HIV Aids. Merasakan luntang-luntung di dalam ambulan karena tidak ada rumah sakit atau tempat rehabilitasi yang menerima pasien HIV stadium 4.
Mengajari anak punk sholat di masjid, tapi baru masuk saja sudah mendapat lirikan tajam dari jamaah, eh maaf heheh. Pernah dimanfaatkan calon anggota dewan untuk ambil video menjelang pemilu. Saat itu salah satu calon dewan yang tahu saya dekat dengan anak jalanan. Beliau ingin bertemu di tempat saya biasanya ngumpul. Syuting memperlihatkan kebersamaan dengan anak-anak jalanan binaan. Cuma datang sekali itu, habis itu ngilang. Wkwkwkw.
Bahkan pernah warga binaan dapat serangan fajar agar memilih partai tertentu. Langsung kami sampaikan, kalau milihnya sesuai hati nurani, bukan karena diberi. Beneran deh aktif di kegiatan semacam ini menjadi buruan calon dewan untuk pencitraan.
Pernah juga saat itu kami mau menyekolahkan adik-adik binaan ke sekolah-sekolah negeri. Karena jaman itu, jaman 2008 ada woro-woro sekolah murah atau bahkan gratis. Pernah ditolak beberapa sekolah juga, namun partner saya tak kehabisan akal. Sebelum kami ke sekolah dituju, kami menghubungi wartawan terlebih dulu. Kalau diminta bayar, panggil tuh wartawan. Pasti kepala sekolah takut. Ya ampun ada-ada aja usaha kami saat itu. Kalau ingat hal ini jadi senyum-senyum sendiri.
Saat aktif di kegiatan sosial, tak sedikit keajaiban yang saya temui. Seperti saya bilang di awal, saya bukan dari keluarga berada. Saat itu biaya untuk sekolah adik-adik kurang. Di pekan yang sama saya harus berangkat lomba. Akhirnya uang untuk lomba saya sisihkan untuk adik-adik ini. Rezeki milik Allah, inshaAllah ada rezeki lain.
MashaAllah, sebelum saya berangkat lomba, salah satu dosen memanggil. Mengucapkan selamat karena bisa maju lomba babak berikutnya, sambil menyelipkan uang saku. Ajaibnya uang saku dari dosen sama dengan yang saya sisihkan buat adik-adik. Tidak sampai satu minggu uang itu Kembali. Alhamdulillah. Pengalaman ini tidak sekali dua kali, namun berkali-kali.
Sekarang, saat menjadi guru, saya tanamkan ke anak didik untuk semangat menjadi kaya. Umat Islam harus kaya. Semoga kita ke surga berkendara harta. Seringkali saya dengungkan cerita dermawannya Rasulullah dan para sahabat. Zuhud itu orang kaya yang sederhana. Bukan orang yang tidak memiliki uang dan berlaku seadanya. Kalau tidak punya uang, trus gaya hidup seadanya ya harus dong. Kan emang nggak ada dana. Tapi kalau orang kaya tapi tidak memperlihatkan kayanya, loyal, dan gaya hidup sederhana. Ini luar biasa.
Mengapa harus sejak dini?
Berdasarkan hasil penelitian dari Cornell University di Amerika Serikat yang melakukan serangkaian percobaan pada 72 anak usia prasekolah, dari umur tiga sampai lima tahun.
Temuan menunjukkan bahwa anak yang bisa saling berbagi ketika diberikan pilihan yang sulit menyebabkan mereka melihat dirinya menjadi seseorang yang baru, ini melatih kepribadian mereka menjadi lebih dermawan dan merasakan kebaikan berbagi.
Sudah menjadi rahasia umum kalau Rasulullah dan para sahabat kaya sekali. Namun meski kaya beliau zuhud dan lebih banyak menyedekahkan hartanya ke jalan Islam. Kalau saya pernah baca, ketika masa Rasulullah, sedekah yang dilakukan sangat total. Ibaratnya, tidak hanya kisaran Rp 1 juta atau Rp 2 juta tapi miliaran bahkan triliunan rupiah. Dan harta yang kita miliki itu sebenarnya adalah harta yang kita sedekahkan. Saku kita kelak di akhirat.
Makan bersama menjadi salah satu kebiasaan kami di kelas. Loyalitas anak-anak di sini terlihat sekali. Mana yang tidak mau berbagi, mana yang suka berbagi, dan mana yang biasanya makan menyendiri.
Kadang saya bawa lauk banyak untuk memancing mereka berbagi. Kadang saya iseng bawa lauk sedikit untuk melihat kepekaan mereka. Alhamdulillah sekarang kami tak ragu untuk makan satu nampan bersama.
Pernah saya buat game, makan satu nampan 4-5 anak. Makannya tidak boleh menekuk tangan. Tangan harus lurus. Mereka mencoba makan dengan tangan sendiri, tapi nasi malah berantakan. Butuh beberapa menit untuk mendapat jawaban ini. Alhamdulillah setelah menemukan jawabannya, makan bisa lebih tenang. Bagaimana caranya? Caranya dengan suap-suapan.
Sebagai guru tak jarang kita mendapat ada alat tulis ketinggalan. Bahkan pernah diantar orang tua ke sekolah. Bahkan pernah adayang lupa bawa tas. Yang lupa bawa tas ini saya menemuinya setahun 1-2 kali.
Karena pembelajaran must go on, mau tidak mau harus pinjam ke teman. Dan kalimat sakti saya melucur, “siapa yang mau berbagi kebaikan dengan meminjami alat tulis?” atau “siapa yang ingin sedekah?” “atau siapa yang mau berbagi pahala?”
Langsung dah beberapa siswa menawarkan alat tulisnya untuk dipinjam.
Keluarga adalah orang terdekat dari siswa. Beberapa kali saya memberikan form isian untuk menebar kebaikan ke keluarga. Missal setrika, menyapu, mengepel, mencuci piring, membantu memasak, memijat, dan lain-lain.
Berbagi bisa ke siapa saja. Salah satunya ke tetangga. Keluarga lain yang dekat dengan keluarga kita.
Kadangkala, karena kita jarang pernah berbagi, kita tidak tahu kalau ada orang lain yang ternyata membutuhkan apa yang kita miliki namun tidak kita perlukan.
Misalnya, “kayaknya bajunya masih bisa dipakai nanti” atau “aduh, masih bagus, sayang ya disingkirkan.” Selalu ada alasan yang akan meruntuhkan niat awal saat memulai sesuatu.
Berbagi kebaikan tidak hanya ke manusia. Bisa juga ke makhluk Allah yang lain seperti hewan dan tumbuhan. Di kelas untuk tema binatang dan tumbuhan, siswa membawa binatang yang dipelihara di rumah. Lucu-lucu ada yang membawa ayam, kucing, ikan, burung, dan lain-lain.
Kerja kelompok selain untuk menumbuhkan sikap kerjasama dan kekompakan, juga bermanfaat untuk mengecek perkembangan loyalitas siswa. Kerja kelompok untuk mebuat sesuatu, membawa barang dari rumah. Siapa yang membawa, siapa yang hanya ikut-ikutan saja.
Mendaur ulang sampah plastic ini bisa dengan mendaur ulang sampah, ecobricks, atau membuat kerajinan. Biasanya ada jam khusus untuk anak-anak mengumpulkan sampah dari kelas tetangga. Kami mengumpulkan untuk ecobrick dan daur ulang. Namun sayang belum semua rencana terealisasi. Karena corona, kegiatan ini berhenti.
Selain itu tak lupa mengajari anak-anak menyimpan sampah kecil dalam saku/tas jika belum menemukan tempat sampah.
Kelas kami memiliki beberapa project. Salah satunya social project. Project ini terdiri dari 2 anak. Mereka melakukan berbagai kegiatan sosial, merekamnya, kemudian saya upload di youtube
Meski kelihatan sepele, kebiasaan menyapa dan tersenyum memberikan pengaruh positif bagi anak-anak dan lingkungannya. Selain itu dapat mempererat rasa kekeluargaan dan meningkatkan kebahagiaan.
Beberapa waktu lalu saya melihat web dompet dhuafa. Pas baca programnya, kok rasanya klik. Kebaikan berbaginya kece dan aplikatif.
Betewe Dompet Dhuafa itu apa sih. Dompet Dhuafa adalah lembaga nonprofit milik masyarakat Indonesia yang mengangkat harkat sosial kemanusiaan dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat Infak Sedekah Wakaf). Untuk menjaga kepercayaan public, Dompet Dhuafa bersifat independen. Seluruh dana dikelola secara profesional. halal, legal, dan masuk akal. Berita baiknya Dompet Dhuafa mendapatkan penghargaan dari Baznas (Badan Zakat Nasional) kategori lembaga dengan administrasi dan pengoperasian dana terbaik. Mantap dah.
Lha mumpung Ramadhan nih. Yuk kita semangat berbagi. dari yang wajib dulu ya. Membayar Zakat. Zakat ini masuk rukun Islam keempat jadi tidak main-main hukumnya. Wajib heheh
Zakat ada dua macam
Zakat fitrah bisanya berupa bahan makanan pokok yang dibayar yang ditentkan sesuai dengan kadar yang telah disyaratkan oleh hukum syariat islam yaitu, 1 Sha’ (2,5 kg atau 3,1 liter) setiap muslim.
Zakat fitrah dikeluarkan atau dibayarkan pada malam hari raya idul fitri dengan tujuan untuk mensucikan jiwa.
Untuk memudahkan kita membayar zakat. Dompet Dhuafa membuat inovasi yang praktis banget. Jadi teman-teman bisa langsung klik dompetdhuafa.org/zakat
lanjut mengisi formulir seperti di bawah ini
Pembayaran bisa dengan
Berikut Rekening atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika : http://www.dompetdhuafa.org/donasi/konfirmasidonatur#rekeningdd/
Jika melalui Perbankan, pastikan untuk mengkonfirmasikan Donasinya dengan mengisi form konfirmasi di sini http://www.dompetdhuafa.org/donasi/konfirmasidonatur
Jadi Masih ragu untuk berbagi?
Berbagi dengan orang lain adalah bentuk terbaik mensyukuri apa yang telah kita dapatkan.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
40 Comments. Leave new
Bener banget mbak. berbagi itu gak harus menunggu kaya. bahkan ketika susahlah saatnya kita berbagi karena kita diuji sama Allah. bakalan dibalikin berlipat lipat. subhanallah ya keajaiban berbagi itu.
Iya mb.. Bener banget keajaiban berbagi itu luar biasa
Subhanallah, keren mbak Zie, semoga selalu semangat berbagi meskipun banyak rintangan ya
Aamiin Ya Allah.. Doa yg sama buat mb tika
Bulan Ramadhan mumpung semua amalan dilipatgandakan memang harus diperbanyak kegiatan yang baik ya mbak contohnya berbagi dengan sesama. Tak harus menunggu kaya, semampunya saja.
Betul mb.. Tak usah mnunggu Kaya.. Tapi malah bikin kaya hehe
Keren sekali mbak zie, selalu salut dengan kegiatan menebar kebaikannya. Saya suka lihat cerita mbak zie di medsos. Selalu menginspirasi
Sama mb.. Aku juga Suka liat postingan mb eny d medsos..hidup sehat terus hehe
Wah hebat Mbak Zie, ternyata pernah mendampingi anak jalanan kayak punk. Ini PR banget sih karena mereka udah kadung mendapat stigma negatif sebagai rebel yang meresahkan padahal sebenarnya bukan ya. Salut sampai ngajarin mereka shalat, pasti enggak mudah. Mga jadi amal jaroyah, Mbak. Aku setuju, memang untuk bisa bersikap derwaman anak-anak mesti diajar sejak belia. Duo Xi juga sering saya ajak ngider nasi biar mereka tahu orang lapar tuh ada dan kita bisa bantu. Asal bantunya jangan kayak anggota dewa, habis manis sepah dibuang xixixixi. Enak bantunya ke Dompet Dhuafa aja, banyak programnya, jelas distribusinya. Gampang pula donasinya. Alhamdulillah….
aamiin makasih doanya Om..
betul jangan sampai anak jalanan ini jadi bahan buat pencitraan wkwkkw
Semangat berbagi mbak zie. Semoga kita termasuk golongan yang gak Eman buat menebar kebaikan. Menjadi orang bermanfaat untuk orang lain
aamiin.. iya mb.. cita-cita itu.. bermanfaat bagi orang lain
MasyaAllah, semoga semakin banyak orang kyk mb zie yang ringan sedekah
miris rasanya pas baca politikus yg cuma numpang syuting hzzzz
aamiin.. mksh doanya Ica
Subhanallah, semoga bisa terus menebar kebaikan ya, karena kita tidak tahu kebaikan mana yg bisa membawa ke surga
aamiin Ya Rob.. iya mb.. berusaha terus..smg menjadi amal jariyah. aaamiin
Anak-anak adalah aset bangsa di masa depan. dengan pendidikan ilmu dan akhlak yang baik, diharapkan bisa membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik…
nice article mbak zie.. sangat inspiratif.. 👍👍👍👍
Betul banget Om.. Pemimpin ke depan ya anak2 ini..
Mksh Om
Berbagi itu indah ya mba, gk usah nunggu kaya. Semampu kita saja. Semoga dgn sering menebar kebaikan disekitar kita, orang-orang bisa merasakan manfaatnya. Aamiin
Betul.. Kaya itu relatif heheh..
Yupppp…betul skalee….
Tetap semangat berbagai ya mbak… Dompet Dhuafa kian bersinar…
Yuhuuu semangat berbagi Mas Hariadi
banyak memberi banyak rejeki ya mba
Iyess Ibook
Berbagi itu memang harus sejak dini ya biar anak2 berasa kalau penting
Iya mb.. Betul pake banget
Terkadang kebaiakan yang sedang kita usahakan malah dimanfaatkan orang lain. Hadeh. … Terus berbagi kebaiakan mbak.
Wkwkwk.. Gpp.. Urusan dia sama Allah itu. Yang penting kita nggak
Keajaiban sedekah memang luar biasa. Banyak orang mengira kecukupan harta adalah yang utama untuk bahagia. Padahal nyatanya saat diri mampu berbagi walaupun di saat yang sulit, disitulah letak adanya kepuasan.
Setuju, berbagi itu sekarang ya jangan nanti-nanti, sekecil apapun kontribusi kita insya Allah bermanfaat..
Setuju, berbagi itu sekarang ya jangan nanti-nanti, sekecil apapun kontribusi kita insya Allah bermanfaat.. oh iya Zie komenku sebelumnya hapus ya nanti broken link..
Sekarang berbagi kebaikan sudah sangat mudah ya Mbak, bisa dilakukan dengan ponsel di genggaman. Dompet Dhuafa ini sudah sangat berpengalaman dalam kegiatan-kegiatan filantropis di berbagai daerah di Indonesia
Baca tulisan ini jadi teringat pas masa-masa kuliah.
Pernah aktif jadi relawan di sebuah komunitas. Aktivitasnya berbagi untuk orang yg membutuhkan.
Menfaatnya besar banget. Bikin hati lembut. Gampang simpati.
Berbagi memang harus diajarkan sejak dini, berbagi mainan, berbagi makanan.
Kebiasaan berbagi akan membawa kebaikan, bagi dirinya sendiri maupun bagi yang ditolongnya.
Jadi ingat dulu jaman masih kuliahan aku juga sering banget ikut aksi sosial gitu mba. Pernah fokus untuk anak jalanan juga. Seru dan menyenangkan. Tapi sejak 7 tahun belakangan ini beda temanya hehe
Memang perlu dicontohkan sejak dini, ya… Kebiasaan baik Bu Guru Zie ini patut ditiru ^_^
Anak belajar dari lingkungan sekitarnya. Kita perlu berbuat baik selalu agar ditiru 🙂
keren banget sih mbak Zie ini selalu menginspirasi dengan ide-ide cemerlangnya. Eh ternyata dermawan juga, masyaallah. Semoga mbak Zie sehat selalu dan berkah rezekinya dunia akhirat, amiin
Kalau lihat prohram berbagi yg kreatif seperti Dompet Dhuafa ini pasti tergerak jg ingin ikut sumbangsih ya. Insyaallah petugasnya amanah dan bantuan tersalurkan kpd yg benar2 membutuhkan.