The Grand Launching of BINUS Malang – Perkembangan dunia digital di Indonesia sedang mengalami percepatan yang luar biasa. Seperti yang kita alami, dulu kita mengandalkan sistem manual, sekarang semua sudah bisa dikerjakan hanya lewat sentuhan tangan dan dari depan layar smartphone.
Namun di sisi lain perkembangan ini memiliki dampak negatif. Maraknya kasus kenakalan siswa karena gadget banyak beredar baik di media massa dan media online. Beberapa sekolah melarang siswa membawa gadget bahkan tidak memperbolehkan menggunakan gadget.
Teknologi ibarat pisau bermata dua. Bagaimana kita memanfaatkannya. Di sinilah kita butuh pengetahuan dan karakter positif. Karena jika generasi inilah yang kelak akan memberi warna dunia melalui pengetahuan dan teknologi.
Esensinya adalah gimana nemuin problem yang ada dan nyata serta solusinya. Modern problems need modern solutions gaess…
Karena itulah saat melihat flyer The Grand Launching of BINUS @Malang dengan tema “When digital technology meets entrepreneurship in creating value” tanggal 23-26 Oktober 2019 saya membatin, acara ini pas banget buat generasi milenial. Ehm.. tak hanya milenial dink, tapi juga orang tua yang ingin memahami dunia anak.
Karena generasi sekarang udah beda jauh dengan generasi jaman dulu. So, memasuki dunia mereka penting banget Gengs..
Acara ini sebagai jawaban dari tantangan dunia digital, nggak tanggung-tanggung BINUS menghadirkan orang-orang super keren yang terjun langsung dalam perusahaan digital terkemuka Indonesia.
Oke, kita kupas satu-satu ya…
-
Gojek: Mengolah Masalah Klasik Menjadi Inovasi Digital
Di sesi ini Adrianus Johan (Product Manager of GOJEK) dan Kornelius Samuel (Product Engineer of GOJEK) memaparkan tema “Digital Technology Entrepreneurship and Global Innovation”,
Duet cetar membahana ini bercerita tentang usaha awal Gojek hingga bisa sampai sekarang. Jadi tuh ya, Gojek dulunya cuma call center di rumah salah satu kerabat Nadiem Makarim (CEO GOJEK yang sekarang jadi Mas Menteri Pendidikan)
Usaha GOJEK sama dengan ojek pada umumnya. Sama-sama ngangkut orang. Namun, yang membedakan teknologi. Yakni aplikasi, jadi tak perlu tuh kita cari gojek di gang depan, tapi sig ojek bisa dipesan lewat hape dan datang langsung di depan rumah kita.
Gojek membawa perubahan yang siginifikan lewat problem-based innovation-nya. Sekarang nggak cuma ngangkut orang tapi juga merambah ke layanan lainnya. Ada 27 fitur dalam aplikasinya sekarang.
Berkat GOJEK juga, banyak orang tua yang tergerak beli hape canggih. GOJEK bisa membuat orang tua saya melek teknologi. Awal-awal dulu tidak mau karena ribet. Tapi lama-lama bisa merasakan kemudahan
Berita baiknya, karya anak bangsa ini sekarang merambah ke beberapa negara di ASEAN. Tak hanya itu Go Food, dinobatkan sebagai food service terbesar di Asia. Hal ini tentunya berdampak pada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang bergabung dengan Go Food kan? Benar! Go Food mengalami perluasan pasar dan naik kelas, seperti dari mikro ke kecil dari kecil ke menengah.
2. Grab: Berkembang dengan Prinsip Gotong Royong
Sesi berikutnya ada “The Emergence of a Digital Technology Entrepreneur Ecosystem” disampaikan oleh Igel Zibriel (VP of Area Business Development at Grab Indonesia).
Doi bercerita kalau Grab mampu melakukan lompatan besar. Dari yang awalnya hanya 12 kota, sekarang 224 kota di Indonesia. Dan ini hanya dalam kurun waktu 1.5 tahun!
Kok bisa? Hal itu dikarenakan prinsip gotong royong yang membentuk digital ecosystem dan social solution untuk masalah safety riding, pollution, congestion, dan predictability. Tak hanya itu Grab merupakan Unicorn ke-5 di Indonesia. Unicorn adalah sebuah perusahaan startup yang nilai valuasinya mencapai 1 million. Klau terbesar kelima berarti berapa tuh pendapatannya? Heheh…
“Grab hadir untuk menyejahterakan para mitra, jadi mereka bisa punya penghasilan tetap.” Ujar Mas Igel Zibriel
3. Tokopedia: Memperhatikan apa yang diperlukan masyarakat kekinian
Dari Tokopedia atau Toped sharing tentang “Where Digital Technology Meets Entrepreneurship in Creative Value” . materi ini disampaikan oleh Felix Yuwono (Lead Product Manager at Tokopedia).
Rahasia sukses Tokopedia adalah Focus on consumer, growth mindset, dan make it happen make it bigger. Jadi tuh ya, marketplace ini rise tapa saja yang diperlukan masyarakat kekinian. Jadi bat teman-teman yang mau jualan. Udah #MulaiAjaDulu bareng Tokopedia.
4. KG Media
Masih semangat baca kan? Sekarang sharing dengan Andy Budiman (CEO of KG Media) tentang “The Challenges of Digital, Technology & Entrepreneurship in Emerging Markets”.
Pak Andy menyampaikan kisah struggle-nya perusahaan media cetak yang berhasil melakukan inovasi ke ranah digital dan bagaimana cara Kompas Gramedia menaklukan pasar digital di Indonesia. Seperti yang kita tahu, sekarang koran pun bisa dibawa lewat layar hape. Lebih rapi terekam lewat jasa digital.
Materi ini sangat pas buat blogger macam saya. Koran bekas oasti akan dialih fungsikan menjadi barang lain atau dibuang. Namun berita lama yang ditulis lewat media online, bisa mendapat kesempatan berada di page one google.
5. Binus Malang:
Pas lihat bangunan kampus ini, kesan awal saya adalah out of the box . menyatukan gaya modern dengan balutan natural yang awesome! Rasanya pingin banget mengulik lebih dalam tentang nih kampus.
Pak Stephen Wahyudi Santoso, BSE, MSIST selaku President of BINUS Higher Education manyampaikan kalau bangunan kampus ini terinspirasi dari candi tikus yang ada di Mojokerto. Keren ya…
Oiya sesi kali ini ada sharing dengan Pak Stephen Wahyudi Santoso, BSE, MSIST selaku President of BINUS Higher Education; George Wijaya Hadipoespito, M.Sc, MBA selaku Vice President of BINUS Higher Education; Dr. Ir. Boto Simatupang, MBP selaku Rektor BINUS @Malang; serta Judi Arto selaku Marketing Director BINUS Group.
Binus University ini sebenarnya udah ada di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung dan Malang. Di Malang Binus beralamatkan di Green Boulevard No. 1 Araya, Purwodadi, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur i.
Mengapa BInus hadir di Kota Malang, karena Malang memiliki potensi yang besar di dunia pendidikan. Iyes..Malang Kota Pendidikan. Lha Binus berpikir kalau menghadapi perkembangan dunia pendidikan yang cepat dan terus mengalami perubahan, bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi juga Institusi Pendidikan.
Karena itu di era industry 4.0 Binus hadir sebagai Digital Technopreneur Center dengan program kewirausahaan berbasis teknologi digital untuk mendorong pertumbuhan Digital untuk teman-teman di Indonesia Timur. Jadi dari Jawa Timur untuk Indonesia Timur heheh.
Bagaimana teknisnya? Teknisnya dengan berkuliah selama 2 tahun di kampus asal, 1 tahun kuliah di BINUS Jakarta atau BINUS Bandung serta 1 tahun mengambil salah satu program enrichment dari 5 jalur yang disediakan. J
Jalur yang disediakan apa saja? Jalurnya melalui Internship (company/industry), Research, Community Development, Start-Up Business, Study Abroad (kuliah di University partner di luar negeri).
Apa udah ada hasilnya? Kan baru launching. Ada dong.. di acara tersebut juga hadir para alumnus Binus yang siap berbagi. Siapa saja? Ini dia ajaran alumni BINUS yang sukses dengan karirnya sebagai Technopreneure:
Kieandy Susanto (Co-Owner at PT. Indonesia Global Solusindo (ISGS))
Matius Kelvin (Co-Founder at Accelist Lentera Indonesia)
Lidya Dameycelina Rias (Founder at Booka.id)
Edy Budiman (Founder and CEO Dewaweb)
Arifa Tan (CEO PT. IDStar Cipta Teknologi)
Muhammad Egha (Co-Founder & CEO at DELUTION ENTERPRISE)
Joshua Kevin (Founder Talenta.co)
Tyovan Ari Widagdo (Founder Bahaso.com)
Yassa Singgih (President at Men’s Republic)
Keren kan? Keren banget!
Jadi yuk yang punya cita-cita jadi #DigitalTechnopreneur merapat. Kita manfaatin teknologi dengan bijak dan menghasilkan. Bukan sebaliknya kita yang dimanfaatin teknogi heheh.
2 Comments. Leave new
Binus ini memang banyak mencetak enterpreneur, terutama di dunia startup digital. Keren banget!
Bener banget mb