Kesehatan, dan lain-lain. Jadi lebih ke potensi (saya mupeng dengarnya hehehe).
- Potensi Entrepreneurship
- Potensi ilmu ekonomi dan manajemen
- Potensi ilmu kedokteran
- Potensi ilmu kesehatan
- Potensi ilmu hukum
- Potensi ilmu psikologi
- Potensi ilmu bahasa dan sastra inggris
- Potensi ilmu jurnalistik dan broadcast
- Potensi seni desain
- Potensi seni musik
- Potensi ilmu keolahragaan
- Potensi ilmu teknik mesin
- Potensi ilmu teknik arsitektur
- Potensi ilmu analisis ilmiah
- Potensi ilmu informatika
- Potensi ilmu tata boga
Beberapa siswa dari kalangan atas, 30% adalah anak-anak Panti, yang lain dari latar belakang yang beragam. Jadi yayasan punya panti yang anaknya disekolahkan di sini. Pembiayaan menggunakan subsidi silang.
Tim Faber Castell mengingatkan kami kalau acara sudah siap. Saya pun ke salah satu kelas yang disulap untuk pelatihan menulis. Di ruangan ini terdapat proyektor LCD dan AC. Pagi itu sekitar 50 siswa siap bermain-main dengan saya.
So, acara pelatihan kemarin lebih ke trik dan motivasi untuk menulis lebih banyak buku. Untuk teknik dasar, sebagian dari mereka dah paham.
Ada satu hal yang membuat saya kagum, dia memiliki rasa percaya diri dan kemampuan berbicara yang bagus. Jadi, meski dengan terbata, dia selalu menjawab pertanyaan dan menanggapi apa yang sampaikan. Lingkungan membuatnya tidak merasa rendah diri.
Selesai beres-beres laptop, saya meluncur ke ruang kepala sekolah.
Kami membicarakan alasan beiau membuat sekolah ini adalah karena pendidikan di Indonesia yang mewajibkan siswa untuk belajar banyak hal, cenderung baru fokus baru di perkuliahan (kecuali untuk SMK) dan obrol-obrolan yang lain. Kalau saya ketik di sini semua, ngelu jari saya hehehe.
“Masalah di sini adalah banyaknya wali murid yang belum paham dengan konsep pendidikan yang kami bawa. Mereka cenderung ke nilai ulangan. Ini anakku kok pelajarannya tidak sama,”
“Mantap Pak, senang sekali saya punya kesempatan datang ke sini.
Saya teringat dengan salah satu dosen S-2 di UNESA yang mengadakan study banding di Singapura. Saat itu siswa sibuk mengerjakan LKS yang dibuat guru, sedang guru menilai pekerjaan siswa dengan duduk di mejanya.
“Ibu, saya jauh-jauh dari Indonesia ingin belajar tentang metode pendidikan di sini, tapi mengapa Ibu duduk-duduk saja?”
“Pak, pelajaran bisa dipelajari sendiri. Mengapa saya duduk-duduk di sini, karena saya memberi kesempatan pada anak-anak untuk bekerja sama, komunikasi, ngobrol dengan teman. Pembentukan kharakter,”
Kurang lebih begitu kalimat yang disampaikan Pak Dosen.
Benar juga, sebagian besar kita kalau diminta kerja kelompok biasanya hanya beberapa orang yang mengerjakan. Yang pintar cenderung tidak mau memberi tahu, yang kurang nitip nilai. Atau hanya beberapa dari anggota kelompok yang mengerjakan. Tapi tidak semua seperti ini. hanya sebagian saja hehehe.
“Jadi siswa pintar yang biasanya dapat nilai A ujung-ujungnya ke guru, dosen, peneliti. Nilai B ke jaksa, pengacara, dokter. Sedang yang nilai C
menjadi anggota DPR, MPR. Karena siswa yang kurang bisa, biasanya sebelum ulangan mereka menraktir teman-teman biar nanti kalau ulangan diberi bantuan. teknik lobying nya hebat. Jadi dari kecil sudah mencari link agar membuat dia sukses. Beda dengan yang smart, dia selalu menutupi pekerjaannya agar tidak dicontek,” jokes dosen saya. Hahaha.. benar juga.
“Guru adalah role model bagi siswa, salah satunya dengan menulis. Paling tidak satu tahun satu buku atau satu tahun satu tulisan nanti
dikumpulkan jadi satu dengan guru-guru yang lain. Terkait penerbitan di ISBN, sekolah menyediakan”
suasana pelatihan |
Pembacaan
Cerpen Hayati karya Kang Irfan Hidayatullah oleh Anin |
Siswa praktik
menulis dengan gaya mereka masing-masing |
Siswa praktik
menulis dengan gaya mereka masing-masing |
Siswa menulis
dengan gaya mereka masing-masing sambil saya putarkan instrumental. Tak ada perintah harus duduk manis ^_^. Dengan begini imajinasinya lebih bebas. |
Naskah Siswa
|
Naskah
Pemenang |
Buku ini
berisi 11 Cerpen Komedi Terbaik Lomba Cerpen Faber Castell tahun 2013. Harganya murah pake banget. Hanya 15.000 bonus polpen cantik dari Faber Castell. |
Foto pemenang
lomba |
Foto bersama
pemenang dan Pak Iwan |
Tim Faber Castell bersama Bapak Kepala Sekolah
|
Alhamdulillah dapat dua buku dari penulisnya
langsung. Terimakasih Pak Sudarusman. |
Dua buku karya Pak Sudarusman
|
Brosur SMA Muhammadiyah 10
|
8 Comments. Leave new
Wah manajemennya keren banget tuh. Awalnya gimana ya sampai bisa jadi gitu. Merintis sistem yang nggak ada di sekolah lain pasti wow.
iya keren.. butuh keberanian yang besar untuk bisa beda dan bertahan…
seru ya Zie, hebat semangatnya
Mbak Maharani juga.. salut dengan produktivitasnya…
Ayo main main lagi ke Sekolah Kami. Dijamin sudah berbeda Sekolah INI dari 2 tahun yang lalu. :))
waaah.. iya nih.. lagi pingin main ke sana lagi buat nambah inspirasi.. prosedurnya bagaimana? kalau dulu kan sebagai pemateri.. sekarang sebagai mbak-mbak yang cari inspirasi heheh
Terima kasih kak Fauziah 😄
Baru baca, Zie. Sekolah ini memberi kesempatan untuk semua anak yang tidak pandai hard skills untuk bisa terdidik. Anak-anak yang model begini umumnya nggak cuma jadi pegawai suatu hari nanti, tapi bisa berpotensi menciptakan lapangan kerjaan sendiri. Karena di sekolah ini mereka dididik untuk punya karakter yang bagus, bukan cuma nilai ulangan yang bagus doang. Bagus nih.
Pertanyaan besarku, berapa persen dari anak2 sekolah ini yang masuk perguruan tinggi negeri? Atau, apakah ada paramater evaluasi yang lebih baik daripada mengukur angka submission ke perguruan tinggi yang baik?