Destinasi pertama kali saat ke Sumenep adalah Pantai Sembilan, kemudian lanjut ke Gili Iyang. Pantai Sembilan terletak di Desa Bringsang Kecamatan Kepulauan Gili Genting Kabupaten Sumenep. Masyarakat
dekat pantai menyebutnya Hawaii, ehm mungkin karena desainnya seperti di Hawaii kali ya? Hehhe. Untuk bisa sampai di Gili Genting kita harus menyeberang menggunakan perahu layar bermotor.
dekat pantai menyebutnya Hawaii, ehm mungkin karena desainnya seperti di Hawaii kali ya? Hehhe. Untuk bisa sampai di Gili Genting kita harus menyeberang menggunakan perahu layar bermotor.
Perjalanan menyeberangi laut dari pelabuhan Tanjung (Sumenep) ke Bringsang (Gili Genting) ditempuh waktu sekitar 45 menit. Biaya menyeberang cukup terjangkau yakni 10.000 per orangnya dan 10.000 juga untuk motor, oiya plus 2.000 untuk jasa memindahkan motor dari pelabuhan ke perahu.
Di atas perahu kita bisa menikmati keindahan laut yang mengelilingi Kepulauan yang ada di Kabupaten Sumenep. Perahu motor yang menyeberang menuju Gili Genting selalu ada setiap harinya
dari pagi sampai sore hari.
dari pagi sampai sore hari.
Sampai Pantai Sembilan kita disambut laut yang biru, air pantai yang bening, pasirnya yang putih dengan hembusan angin sepoi-sepoi. Namun karena kami ke sana mendekati Maghrib jadi pemandangan
birunya laut cepat tergantikan oleh senja.
birunya laut cepat tergantikan oleh senja.
Fasilitas di Pantai ini lumayan lengkap, dekat Pantai Sembilan ada masjid besar yang airnya bersih dan lancar, penginapan ditepi pantai, kamar mandi umum dekat pantai, banana boat,dan lain-lain.
Di sini listrik masih jarang, jadi kalau mau keluar pantai siap-siappemandangan gelap gulita. Renacananya kami menginap di rumah teman teman Mbak Amiy yang ada di pulau ini, namun karena
gelap, kami memilih mencari dekat pantai.
gelap, kami memilih mencari dekat pantai.
Karena kedatangan kami bertepatan dengan acara reuni salah satu SMA di Sumenep jadi kami kehabisan penginapan. Kamar mandi dan tempat wudhu dekat pantai juga sering penuh. Jadi kalau waktu sholat
tiba kami meluncur ke masjid, mandi juga di masjid.
tiba kami meluncur ke masjid, mandi juga di masjid.
Trus tidurnya bagaimana? Kami memilih beralas pasir dan berpayung bintang di tepi pantai. Alhamdulillah aman. Ini benar-benar pertama kalinya buat kami, tidur di tepi pantai, tidak bawa selimut apalagi
bantal, cukup tidur gitu saja di tepi pantai. Nekad hahhaha.
bantal, cukup tidur gitu saja di tepi pantai. Nekad hahhaha.
Sekitar jam 3 pagi kami terbangun, meluncur ke Masjid buat mandi, sholat malam, dan menunggu shubuh. Bapak tukang parker sampai hapal, karena tiap waktu sholat kami keluar pantai. Ini penting sekali biar
tidak ditarik karcis masuk dan parkir.
tidak ditarik karcis masuk dan parkir.
Alhamdulillah, kami berkesempatan menikmati sunset dan sunrise di sini. Luar biasa indah. Rasnaya saya ingin memotong pemandangan indah di depan mata dan memasukan ke dalam ransel kemudian
membawanya pulang. Andai bisa…
membawanya pulang. Andai bisa…
video keseruan kami
12 Comments. Leave new
Iihh foto-foto senjanya cakeep. Pakai kamera apa ini mba? *Kepodetect
Campuran Bun..ada yang pake DSLR ada yang pake hape..😉
Senjanya cakeep mbak. Aih aku udah lama gak lihat senja di tepi pantai gini 😀
Iya Mbak.. senjanya ngangenin..
aihhh senjanya cantik…pantai ini memang tidak mengecewakan,,,saya gak kapok kesini…pengen balek kesini lagi..hahaha
Toss mbak.. gantian Mb ya senja saya yang soang 😉
Wiih saluut tidur di pantai, kalau aku mungkin wes masuk angin wakakaka.
Karena g dapet penginapan ini Mas..heheh..
Senjanya cakeeep yaaaaa… ^=^ pingin bisa sampai sanaaaaaa..
Yuuuuk. ke sini mbak.. 😉
Aku kira tadi di Lombok. Soalnya namanya pakai Gili. Suasana senja di pantainya tampak romantis.
Hehe.. romantis..semoga bisa kesana ma pasangan.. aamiin