Setelah membeli dan membaca buku Drunken Monster, saya tergerak untuk membeli episode berikutnya: Drunken Molen.
Entahlah, mengapa saya beli. Padahal saya tahu buku ini buku gila, abnormal, dan berbahaya.
Entahlah, mengapa saya beli. Padahal saya tahu buku ini buku gila, abnormal, dan berbahaya.
Di buku kedua, Pidi Baiq masih menceritakan kehidupan sehari-hari yang normal dibuat jadi tak normal karena dihiasi dengan keusilan dan pemikiran yang ajaib bin keren. Jadi kalau teman-teman mulai jenuh dengan rutinitas hidup, bisa baca buku ini. Dijamin tak akan bosan dalam menikmati hidup. Ada saja keanehan yang dilakukan Pidi.
Misalkan saja cerita pertama yang diberi judul “Naruto Bersyukur”. Bagian ini membuat saya tertawa sampai mata berair. Pada pengalaman ini, Pidi menceritakan tentang Timur yang me”namat”kan Game PS Naruto. Menamatkan game Naruto ini adalah sebuah perjuangan,menyebabkan Pidi ingin membuat syukuran atas tamatnya game Naruto yang dimainkan oleh Timur, anaknya.
Apa salahnya syukuran?
Apa salahnya syukuran?
Jadi sehabis Isya para tetangga dekat semua berkumpul di acara syukuran tamatnya game Naruto-nya Timur. Yang datang mengenakan sarung dan peci. Mereka betul-betul datang sebagaimana syukuran serius. Kemudian sang tuan rumah membuka acara syukuran itu:
“Singkatnya,
saya sebagai ayahnya, merasa.. apa ya, merasa apa salahnya, gitu. Bapak-bapak.Apa salahnya kalau saya adakan syukuran atas jerih payah anak saya, Timur ini, karena sudah bisa tamat menyelesaikan game Naruto. Karena menurut saya, pasti itu bukanlah hal mudah. Kita yang meskipun sudah tua dan dibilang sudah makan asam garam kehidupan ini, belum tentu juga memainkan game Naruto, lebih-lebih sampai menamatkannya” (hal.31).
saya sebagai ayahnya, merasa.. apa ya, merasa apa salahnya, gitu. Bapak-bapak.Apa salahnya kalau saya adakan syukuran atas jerih payah anak saya, Timur ini, karena sudah bisa tamat menyelesaikan game Naruto. Karena menurut saya, pasti itu bukanlah hal mudah. Kita yang meskipun sudah tua dan dibilang sudah makan asam garam kehidupan ini, belum tentu juga memainkan game Naruto, lebih-lebih sampai menamatkannya” (hal.31).
Bener-bener deh, apa yang ada di pikiran Pidi, sampai-sampai mengadakan syukuran karena anaknya selesai menyelesaikan
permainan.
permainan.
Ada juga yang tak kalah konyol. Pidi merayakan ulang tahun istrinya dengan mengundang ibu-ibu sekitar komplek paka surat undangan anak kecil tanpa memberi tahu sang istri terlebih dahulu. Bayangkan bagaimana paniknya sang istri saat para tetangga datang memberi ucapan selamat dalam keadaan tak ada makanan di rumah!
Ditambah lagi acara ultah tersebut didesain seperti acara ultah anak kecil. Memakai doorprize segala! Isi doorprize nya bikin geli.Contoh ada yang dapat uang seribu (benar-benar dikasih uang seribu), dapat rambutan, dan duku yang sudah dikupas. Aada juga yang isinya “mandi gratis di rumah saya” atau “foto gratis bergaya kingkong” aneh banget! Hahahah.
Hobbynya ngerjain orang dan menciptakan situasi-situasi absurd dalam rangka menghibur diri sendiri. Dalam buku ini, keusilannya sepertinya tidak terlalu mengganggu, karena biasanya ada juga reward yang diberikan pada orang yang dikerjai sebagai kompensasi. misal tukang serabi yang diborong abis sekedar biar dia bisa ngicipin rasanya jualan serabi.
Saya membaca tiap judul buku Pidi Baiq sambil senyum-senyum, terkikik sampai mengeluarkan air mata. Bukan hanya lucu, tapi saya membayangkan apa yang diceritakan ini memang terjadi padanya. Dan kembali memikirkan, betapa tahannya sang istri hidup bersamanya, yang sangat-sangat nyentrik hahahaha. Selain itu baca buku ini membuat saya ingin menyalurkan keinginan jahil yang lama tidak saya aktifkan.
Kalau boleh berpendapat, menurut saya buku ini adalah buku pelajaran PPKn. Ada banyak cerita yang lucu namun diakhiri dengan sesuatu yang menyebabkan kita akan merenung dengan dalam. Pidi menggunakan caranya sendiri dalam menyelipkan pesan-pesan moral di ceritanya. Kita dibawanya untuk menukik ke kesadaran iman, persaudaraan, kemanusiaan Hal-hal sepele yang sepertinya luput dari perhatian kita.
Mau nyari buku-buku Pidi lainnya ahh… 🙂