Kemarin saat pelajaran
Filsafat Ilmu, Prof. Dr. Warsono. M.S -Rektor UNESA– memberi pertanyaan, “apakah seorang
kuli bisa menjadi tukang, mandor, kemudian menjadi pemborong?”
Filsafat Ilmu, Prof. Dr. Warsono. M.S -Rektor UNESA– memberi pertanyaan, “apakah seorang
kuli bisa menjadi tukang, mandor, kemudian menjadi pemborong?”
Kami para mahasiswa dengan
mantap menjawab bisa.
mantap menjawab bisa.
Kemudian beliau tanya lagi,
“Bagaimana bisa?”
“Bagaimana bisa?”
Banyak argumen yang kami
sampaikan. Belajar mengamati lingkungan, belajar berpikir, selama ada interaksi
pasti ada pembelajaran, dan lain-lain.
sampaikan. Belajar mengamati lingkungan, belajar berpikir, selama ada interaksi
pasti ada pembelajaran, dan lain-lain.
“Kritis, kreatif, dan inovatif,” tiga kata kunci dari Pak Warsono
Sebagai pembelajar hendaknya
kita belajar berpikir, coba kalau Newton tidak berpikir ada sesuatu di balik
apel yang jatuh, apa yang menyebabkan? Mengapa ketika jatuh selalu jatuh ke
bumi. Pemikiran-pemikiran inilah yang menjadi sejarah gravitasi bumi.
kita belajar berpikir, coba kalau Newton tidak berpikir ada sesuatu di balik
apel yang jatuh, apa yang menyebabkan? Mengapa ketika jatuh selalu jatuh ke
bumi. Pemikiran-pemikiran inilah yang menjadi sejarah gravitasi bumi.
Kalau secara kasat mata, apel
jatuh ya jatuh saja. Selesai hehehe..
jatuh ya jatuh saja. Selesai hehehe..
Tapi di otak pembelajar, apel
jatuh bisa menjadi inovasi tak terduga.
jatuh bisa menjadi inovasi tak terduga.
Pembelajaran kemarin, membuat
saya teringat dengan salah satu buku yang saya tulis. Buku yang bercerita
tentang 10 Kunci Rezeki ala Sahabat Rosul Bab Abdurahman bin Auf.
saya teringat dengan salah satu buku yang saya tulis. Buku yang bercerita
tentang 10 Kunci Rezeki ala Sahabat Rosul Bab Abdurahman bin Auf.
Saat itu Rasulullah
mempersaudarakan beliau dengan Sa’ad bin Rabi’ Al Anshori, salah seorang kaya yang pemurah di Madinah.
mempersaudarakan beliau dengan Sa’ad bin Rabi’ Al Anshori, salah seorang kaya yang pemurah di Madinah.
Pada suatu hari Sa’ad berkata, “Wahai saudaraku Abdurahman,
saya termasuk orang kaya di antara penduduk Medinah, hartaku banyak. Saya
mempunyai dua bidang kebun yang luas dan dua orang istri. Pilihlah salah satu
di antara dua bidang kebunku itu. Kuberikan kepadamu mana yang kau sukai.
Begitu juga dengan salah seorang istriku, akan kuserahkan mana yang kamu
senangi, kemudian saya kawinkan kamu dengan dia.”
saya termasuk orang kaya di antara penduduk Medinah, hartaku banyak. Saya
mempunyai dua bidang kebun yang luas dan dua orang istri. Pilihlah salah satu
di antara dua bidang kebunku itu. Kuberikan kepadamu mana yang kau sukai.
Begitu juga dengan salah seorang istriku, akan kuserahkan mana yang kamu
senangi, kemudian saya kawinkan kamu dengan dia.”
Abdurahman menjawab, “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya
kepada Saudara, kepada keluarga Saudara, dan kepada harta Saudara.
Saya hanya minta tolong untuk menunjukkan di mana letak pasar di Medinah?”
kepada Saudara, kepada keluarga Saudara, dan kepada harta Saudara.
Saya hanya minta tolong untuk menunjukkan di mana letak pasar di Medinah?”
Dari informasi tentang pasar ini, Abdurahman membaca peluang
dengan menjadi kuli panggul. Setelah sukses mengamati pasar, beliau menjadi
seorang pedagang perantara yang mengambil peran sebagai pemasok bagi pasar di Medinah.
dengan menjadi kuli panggul. Setelah sukses mengamati pasar, beliau menjadi
seorang pedagang perantara yang mengambil peran sebagai pemasok bagi pasar di Medinah.
Dan dalam waktu singkat beliau bisa
membuat pasar baru milik umat Islam yang menerapkan sistem antiriba,
antimonopoli, administrasi yang baik, dan harga sewa yang
murah.
membuat pasar baru milik umat Islam yang menerapkan sistem antiriba,
antimonopoli, administrasi yang baik, dan harga sewa yang
murah.
Bagaimana proses detail Abdurahman bin Auf. Hal ini akan
penulis bahas di bagian Manajemen Bisnis Abdurahman bin Auf yang ada di dalam
buku saya.
penulis bahas di bagian Manajemen Bisnis Abdurahman bin Auf yang ada di dalam
buku saya.