Melepas Penat di Gili Iyang: Pulau Oksigen dari Madura
Pernahkah SobatZie membayangkan berada di sebuah pulau kecil yang tenang, tanpa hiruk pikuk kota, udara bersih yang menyegarkan paru-paru, dan suara ombak sebagai pengantar tidur? Itulah pengalaman yang saya rasakan ketika menginap di Gili Iyang, sebuah pulau kecil yang terletak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Sebenarnya ini kali kedua saya ke sini, sebelumnya ada di tulisan ini. Karena masih penasaran, akhirnya saya ke sini lagi.
Sejarah Singkat Gili Iyang
Gili Iyang bukan hanya menawarkan pesona alam, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang menarik. Nama “Gili” dalam bahasa Madura berarti pulau, sementara “Iyang” dipercaya berasal dari kata “Aeng” yang berarti “aneh” atau “berbeda”. Dalam sejarah lokal, Gili Iyang dikenal sebagai pulau yang dihuni oleh orang-orang yang panjang umur. Hal ini dipercaya berkat kualitas oksigen di pulau tersebut yang sangat tinggi.
Penelitian dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2012 menemukan bahwa kandungan oksigen di Gili Iyang mencapai 21,5% hingga 23%, lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu wilayah dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania. Tak heran jika penduduk setempat banyak yang berumur panjang dan tampak sehat meski usia sudah lanjut.
Perjalanan Menuju Gili Iyang
Perjalanan saya dimulai dari Surabaya menuju Sumenep menggunakan mobil teman. Perjalanan darat memakan waktu sekitar 6-7 jam. Sesampainya di Pelabuhan Dungkek, saya menyeberang ke Gili Iyang menggunakan perahu nelayan kecil yang memuat sekitar 10-15 orang. Waktu tempuh laut sekitar 40-60 menit tergantung kondisi cuaca. Ombaknya cukup bersahabat waktu itu, dan sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan laut biru yang luas dan angin sejuk yang menenangkan.
Fasilitas dan Homestay
Setelah tiba di pulau, saya menginap di Homestay Gili Iyang, salah satu penginapan sederhana yang dikelola warga setempat. Jangan bayangkan resort mewah, karena fasilitas di sini masih terbatas. Namun justru kesederhanaan itu yang menjadi daya tarik. Homestay ini menawarkan kamar tidur bersih, kipas angin, dan kamar mandi dalam. Tidak ada AC karena udara di sini sudah cukup sejuk dan segar.
Listrik di Gili Iyang tersedia dengan sistem terbatas, biasanya hanya menyala pada sore hingga pagi hari. Jadi, pastikan kamu membawa power bank yang cukup dan lampu senter pribadi. Untuk makanan, para pemilik homestay menyediakan sajian rumahan yang khas Madura, seperti nasi jagung, ikan bakar, dan sambal pencit yang segar menggigit.
Keunikan Gili Iyang
Pulau ini kecil dengan dua desa utama yaitu Desa Banraas dan Desa Bancamara. Saya menghabiskan waktu berjalan kaki menyusuri desa, menyapa warga lokal yang ramah, dan mengamati kehidupan sederhana mereka. Salah satu hal yang mencolok adalah betapa banyaknya lansia yang masih aktif berkebun, menjemur ikan, atau sekadar bercengkrama di bawah pohon rindang.
Selain kualitas udaranya yang sangat baik, Gili Iyang juga menyimpan goa-goa alami, seperti yang bisa dijelajahi. Goa-goa ini dipercaya memiliki aliran energi alami yang memperkuat sistem pernapasan.
Aktivitas lain yang tak boleh dilewatkan tentu saja ke pantai. Perairan di sekitar Gili Iyang memiliki terumbu karang yang masih alami dan warna-warni ikan kecil yang menari-nari. Karena tidak ada penyewaan alat snorkeling profesional, saya menyarankan membawa sendiri dari rumah atau menyewa di Sumenep sebelum menyeberang.
Masyarakat yang Ramah dan Penuh Cerita
Salah satu hal yang paling membekas dari kunjungan saya adalah keramahan penduduk Gili Iyang. Mereka sangat terbuka terhadap wisatawan dan senang bercerita tentang sejarah dan kepercayaan setempat..
Penduduk percaya bahwa air dan udara Gili Iyang mengandung “energi alami” yang menyembuhkan. Apakah ini mitos atau fakta ilmiah, saya sendiri tak bisa memastikan, tapi sensasi segarnya udara di sini memang berbeda dari tempat lain.
Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan
Walau kecil, Gili Iyang punya banyak hal menarik untuk dilakukan. Ini beberapa kegiatan favorit saya:
1. Jalan Kaki Keliling Pulau
Pulau ini bisa dikelilingi hanya dalam waktu sekitar 2–3 jam jalan santai. Kamu bisa melihat ladang warga, pantai-pantai tersembunyi, bahkan menengok ke sekolah dasar dan mushola kecil yang menjadi pusat interaksi warga.
2. Berdiam diri di titik oksigen
Di sini ada bagian yang merupakan titik oksigen, seperti memiliki alisarn udara yang sangat bersih. Di sinilah spot favorit saya untuk duduk diam, menarik napas dalam-dalam, dan membiarkan paru-paru terisi penuh oleh oksigen murni. Bagi pencinta yoga atau meditasi, tempat ini terasa seperti ‘ruang penyembuhan alami’.
Beberapa penduduk sini kalau malam tidur di luar rumah, saya pun mengikuti kebiasaan ini. Kami tidur di depan homestay.
Setelah tengah malam, kami menuju titik oksigen yang tak jauh dari homestay. Kami menginap di sana sampai pagi.
Sekitar shubuh, tiba-tiba kami dikagetkan dengan sarapan yang sudah tersedia. Semuanya free. Namun kalau ke sini jangan lupa membayar seikhlasnya ya.
3. Menyaksikan Matahari Terbit dan Terbenam
Karena bentuk pulau yang mungil, kamu bisa menikmati sunrise dan sunset hanya dengan berjalan ke sisi timur atau barat dalam waktu kurang dari 30 menit. Pemandangannya? Menakjubkan. Langit oranye, laut biru keperakan, dan angin lembut yang menyapa kulit.
4. Menikmati kuliner Lokal yang Sederhana Tapi Menggoda
Jangan lewatkan mencicipi kuliner khas buatan warga. Makanan di sini didominasi oleh hasil laut segar dan bahan pangan lokal. Favorit saya adalah ikan bakar, nasi jagung, dan jenang madura. Semua dimasak dengan cita rasa rumahan yang penuh cinta.
Mengapa Gili Iyang Harus Masuk Bucket List?
Gili Iyang adalah paket lengkap buat SobatZie yang ingin healing tanpa hiruk-pikuk. Udara segar, warga ramah, laut jernih, dan suasana desa yang damai menjadikan pulau ini sempurna untuk melarikan diri sejenak dari rutinitas kota.
Bukan tempat untuk pesta atau glamour, tapi tempat yang membuatmu tidur lebih nyenyak, bernapas lebih lega, dan tersenyum lebih tulus. Bahkan tanpa Wi-Fi, saya merasa lebih ‘terhubung’ — dengan alam, dengan orang lain, dan dengan diri sendiri.
Tips Menginap di Gili Iyang
Jika SobatZie tertarik untuk merasakan sendiri pengalaman menginap di Gili Iyang, berikut beberapa tips dariku:
- Datang di Musim Kemarau
Hindari musim hujan karena perahu menuju pulau bisa batal berlayar jika cuaca buruk. Musim kemarau (April–Oktober) adalah waktu terbaik untuk berkunjung. - Bawa Peralatan Pribadi
Termasuk alat snorkeling, perlengkapan mandi, power bank, senter, dan obat-obatan pribadi. - Booking Homestay Lebih Awal
Hubungi pemilik homestay sebelum datang. Pilihan terbatas, jadi pastikan tempat menginap sudah tersedia. - Bawa Uang Tunai
Tidak ada ATM di pulau. Semua transaksi dilakukan tunai, termasuk sewa perahu dan belanja oleh-oleh. - Hormati Kearifan Lokal
Warga sangat menjunjung tinggi adat dan kesopanan. Berpakaianlah sopan dan jaga sikap selama berada di desa. - Nikmati Udara, Jangan Buru-Buru
Gili Iyang bukan tempat untuk berpacu waktu. Ini tempat untuk menyerap energi alam, meresapi ketenangan, dan menemukan versi dirimu yang lebih damai.
- Jaga kebersihan. Hindari membuang sampah sembarangan. Pulau ini masih sangat bersih, mari kita jaga bersama.
- Jangan lupa bawa masker atau buff. Walau udaranya segar, di musim kemarau jalanan bisa berdebu.
- Siapkan kamera atau ponsel dengan baterai cadangan. Banyak momen indah yang ingin kamu abadikan, dari senyum warga hingga lanskap yang eksotis.
Setelah menginap, saya menyadari satu hal, yaitu Gili Iyang bukan sekadar tempat liburan, tapi sebuah pelajaran tentang bagaimana hidup bisa dijalani lebih pelan, lebih sadar, dan lebih sehat. Di dunia yang serba cepat dan penuh polusi, tempat ini seperti suaka kecil yang menawarkan oksigen murni, ketenangan batin, dan keramahan manusia yang tulus. Meski fasilitasnya terbatas, namun jiwa saya seperti diisi ulang.
Di sini, waktu seolah melambat. Tak ada alarm pagi, tak ada klakson mobil, dan tak ada notifikasi ponsel yang mengganggu (sinyal pun terbatas, jadi siap-siap ‘detoks digital’ ya!).
Jika SobatZie mencari tempat untuk benar-benar beristirahat dari dunia, mengembalikan energi tubuh dan pikiran, Gili Iyang adalah jawabannya. Bukan hanya destinasi, tapi sebuah pengalaman menyatu dengan alam dan manusia.
1 Comment. Leave new
jadi pingin kesnaa.. ikut dunk mbaa