Ehm.. perjuangan banget bisa ke sini.
Kok bisa?
Iya. Bagaimana tidak? Hari Minggu, 25 November saya ke Malang berangkat dari Kepanjen 1 jam sebelum acara. Di tengah jalan ban motor bermasalah. Robek luar dalam. Alhamdulillahnya pas terasa goyah, di kiri jalan ada bengkel kecil. Alhamdulillah nggak sampai nuntun cari bengkel.
Menunggu dan menunggu ban dibenahi, alhamdulillah kelar juga. Saya berangkat dengan menambah kecepatan. Eeee… sampai Pakisaji ada karnaval. Allah… sabar… macet lagi.
Bebas dari karnaval, segera saya laju si motor. Alhamdulillah sampai outlate Queen Apple Jalan Kawi Atas No 23 dengan selamat. Ternyata ada yang belum datang. Dan ternyata acara mundur.. wkwkwkw…
Setelah berjuang menuju Malang, pastinya lapar, meski sudah makan siang. Hahaha.. pas banget di atas meja ada hidangan Queen Apple. Bisa nyemil. Saya toleh kanan kiri, mana Queen Story nya? Surprise kali ya.. biar kami penasaran.
Menjelang acara inti, kami diminta untuk makan siang dan ramah tamah. Amunisi yang pas sebelum launching. Acara dilanjut dengan sambutan Pak Muhammad Naim, selaku Perwakilan Direksi Queen Apple Group.
Oiya sebelum saya cerita Queen Story, saya cerita Queen Apple dulu ya. Brand yang dibawa Chef Farah Quinn ini terjual rata-rata 10 ribu perbulannya. Wooww…
Yes, nih produk menjadi alternative oleh-oleh kuliner khas dari Malang. Kok bisa banyak peminat? Ini menggunakan resep favorit chef Farah Quinn dengan memadukan buah-buahan lokal Malang yang segar dan berkualitas.
Lha karena berhasil menarik hati pelanggan, Chef Farah membuat gebrakan produk baru dengan harga lebih bersahabat: Queen Story.
Apa sih yang membuat Queen Story lebih unggul dibandingkan produk lainnya? Kepiawaian Chef Farah Quinn menjadi selling point terkuat. Selain itu, disaat yang lain lebih memilih “Kukus” yang dikena llebih mudah pembuatannya, Queen Story dibuat dengan cara “oven”. Cara pengolahan ini terbukti lebih membuat enak karena kering dan lebih renyah saat masuk ke mulut.
Queen Story juga menjadi lebih “beraroma” dibandingkan produk yang di kukus, karena kandungan airnya yang lebih sedikit. Kandungan air yang lebih sedikit ini juga membuat rasa Queen Story menjadi lebih otentik dan asli! Selain itu proses yang dioven juga lebih berasa daripada hanya sekedar di kukus.
Saat ditanya, “ini kan yang buat bukan Chef Farah, apakah bisa dijamin rasanya?”
Pak Muhammad Naim siang itu menjawab, “resep Farah Quiin ditulis dengan detail, jadi siapapun yang membuat pasti kualitasnya sama dengan yang dibuat Chef Farah. Berapa sendok tepungnya, coklat, dan lainnya. Semua tertulis.”
Muhammad Naim juga mengungkapkan, “Kami hadir dengan konsep yang sama, yakni kue lapis dan juga strudel. Pada varian terbaru kali ini, strudelnya berbasis pisang,” di hadapan wartawan.
Direktur Operasi Queen Apple dan Queen Story Malang Mohammad Naim menunjukkan produk baru Queen Story |
Wah.. inovasi baru nih, potensi yang dikembangkan dalam pembuatan strudel dan kue lapis mengandalkan rasa pisang. Buah ini merupakan potensi pisang di Kab. Malang dan daerah sekitarnya sangat tinggi. Usaha ini tentunya membantu usaha kecil di Kabupaten.
Varian Queen Story apa aja nih? Untuk kue lapis, terdiri dari dua varian rasa, yakni Strawberry Grape dan Matcha Chocolate. Sedangkan untuk varian strudel, ada ChocoBanana, ChocoCheese, Mango, Dates, Raisins, Lime dan Pineapple.
Harganya?
Queen Story hadir dengan ukuran 350 gram dengan harga di kisaran Rp 30 ribu.
Ramah di kantong bukan? Meski lebih terjangkau jika dibanding dengan produk Queen Apple, Queen Story memenuhi standar kualitas dari sisi rasa maupun kemasannya serta harganya. Ini saya buktikan saat mencoba nih kue. Untuk penampilan, jangan ditanya… penampilannya cakep.
Mau? Varian produk ini bisa didapat di semua outlate yang tersebar di Batu dan Malang. Cuzzz beli yuuk…