Sepuluh hari terakhir Ramadhan ngapain? Bikin kue? Keliling mall? Atau itikaf? Pilihan ada masing-masing diri kita.
Saya sih kadang ketiga-tiganya #eh. Namun sejak kenal dengan Masjid Abu Bakar di daerah Dieng sekitar tujuh tahun kemarin, saya dan teman-teman reuni rutin itikaf di sini. Sebelumnya saya keliling masjid di Malang.
Masjid Taqwa Batu, Masjid Usman, Masjid Muhajirin, dan Masjid Raden Patah (MRP) Universitas Brawijaya. Awalnya, rutin di MRP, namun karena proses pembangunannya bertahun-tahun, pindahlah ke Abu Bakar.
Alasan memilih Masjid Abu Bakar karena tempatnya aman, nyaman, tertutup, kamar mandi bersih, ada buat jemur pakaian, suara imam mantab, dan kadang kedatangan tamu dari Timur Tengah. Plus dua poin ini makanan enak dan tidak mungkin kelaparan tengah malam. Heheh..
Oke bicara tentang itikaf, selama itikaf ngapain? Ini dia aktivitas seru saat itikaf
1. Cari masjid yang kondusif
Masjid yang kondusif dan aman sangat penting sekali untuk menjadi pertimbangan saat I’tikaf. Nggak asyik kalau pas I’tikaf tapi hati was-was dan tidak bisa khusyu’.
2. Bikin target I’tikaf
Di sepuluh malam terakhir yang istimewa ini bakal rugi banget kalo kita nggak punya targetan ibadah. Karena pahalanya naik berkali kali kali kali kali lipat. Jadi, bikin wishlist, apa saja yang bakal kita kerjain saat I’tikaf. Bisa untuk kebaikan diri sendiri bisa untuk orang lain. Ehm.. bagi saya ketika berbuat
baik untuk orang lain, itu juga berarti baik pada diri sendiri. Kan tabungan energy positif heheh.
baik untuk orang lain, itu juga berarti baik pada diri sendiri. Kan tabungan energy positif heheh.
3. Sholat
Sudah pasti ini, kita bisa puas sholat wajib dan sunnah di sini. Oh iya, di masjid Abu Bakar, jamaah tidak diizinkan memakai sajadah. Why? Selain
karena sudah disediakan alas sholat yang nyaman juga biar shoft kita rapat. Jaga-jaga kalau tiba-tiba di tengah rokaat ada yang ‘ijin’ keluar, kita bisa langsung mengisi shoft tersebut. Tidak perlu ada kalimat “itu sajadahnya siapa, kalau aku pake boleh apa tidak” atau “kalau bersangkutan kembali ke sini bagaimana?”
karena sudah disediakan alas sholat yang nyaman juga biar shoft kita rapat. Jaga-jaga kalau tiba-tiba di tengah rokaat ada yang ‘ijin’ keluar, kita bisa langsung mengisi shoft tersebut. Tidak perlu ada kalimat “itu sajadahnya siapa, kalau aku pake boleh apa tidak” atau “kalau bersangkutan kembali ke sini bagaimana?”
Di sana sudah otomatis kalau ada shoft kosong langsung diisi.
4. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Sudah menjadi rahasia umum kalau membaca Alquran hati akan menjadi tenang dan jiwa menjadi tentram. Kalau tidak, berarti harus bertanya pada diri sendiri, mengapa begitu?
Selain itu, kalimat ini juga yang membuat saya semangat ’Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.’’ (HR Muslim).
5. Memperbanyak dzikir
Orang yang i’tikaf dianjurkan untuk memperbanyak zikir. Tentu saja, yang diutamakan adalah amalan-amalan yang disyariatkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti: bertasbih, takmid, tahlil, istighfar, dan sebagainya.
6. Kelas ilmu
Biasanya di beberapa masjid, ada kelas khusus buat yang itikaf. Misalnya kelas belajar baca Al-Qur’an, kelas memahami isi Al-Qur’an, kelas Bahasa arab, kelas hadist, dan lain-lain.
7. Mengurangi hubungan dengan orang banyak
I’tikaf berarti tinggal di suatu tempat, bisa juga berdiam diri di masjid untuk lebih mendekatkan diri ke Allah. Ketika sebagian besar waktu kita buat Allah,
penduduk masjid akan paham dan masing-masing akan sibuk dengan mendekatkan diri dengan Allah.
penduduk masjid akan paham dan masing-masing akan sibuk dengan mendekatkan diri dengan Allah.
Namun bukan berarti tidak ada aktivitas sama sekali dengan orang lain. Ada tapi mungkin terbatas. Misalnya menata makanna untuk berbuka, saling sapa,
muroja’ah, dll.
muroja’ah, dll.
8. Berdoa
Berdoa adalah meminta kepada Allah atas apa yang kita inginkan, baik yang terkait dengan kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat. Berdoa apaaaa saja.
Terkait berdoa, saya dan teman-teman mempunyai kebiasaan duduk melingkar, menulis mimpi, kemudian membacakannya. Yang tidak kebagian membaca berarti mengamini. Tahun kemarin ada beragam umur di lingkaran kami. Mulai umur sekitar 9 tahun sampai 30an tahun. Ada murid saya juga. Jadi mereka tahu apa saja mimpi bu gurunya ini… heheh..
Salah satu mimpi sayakan bisa mengendarai motor dan mobil, murid saya nyeletuk, “sudah besar ibu tidak bisa motoran?” mendengar itu saya cuma senyum-senyum dan bilang “doain ya,”
9. Berburu Lailatul Qadar
salah satu malam itu ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan! Bahasa kerennya sih Lailatul Qadar atau Malam Kemuliaan. Seru lo, kami semua sibuk mojok baca Qur’an sendiri-sendiri. Heheh..
Sembilan kegiatan di atas yang biasa mewarnai saya dan teman-teman. Ada pengalaman unik saat itikaf dua tahun kemarin. Saat i’tikaf saya bertemu dengan seorang anak perempuan dari SD lain sebut saja Sholehah. Di situ juga ada beberapa murid saya. Lha otomatis mereka berteman. Sama saya juga berteman. Sholehah memanggil saya “Mbak Zie” dan murid-murid saya memanggil saya “Bu Zie”. Sholehah penasaran kok anak-anak itu manggil saya “Bu,”. Mungkin dipikir saya sama seperti mbak-mbak kuliahan yang i’tikaf hehehe.
Setelah tahu saya guru SD, ia langsung minta ortunya pindah ke SD tempat saya mengajar, saya pikir ini hanya keinginan sesaat atau bercanda. Ndak tahunya, Sholehah benar-benar datang ke SD untuk mengurus surat pindah. Ya Allah serius ternyata.
Kebetulan pula dia kelas V, saya walikelasnya. Berbunga-bungalah ia. Namun pertemuan itu tak berlangsung lama.
Empat bulan menjadi murid saya harus diakhiri. Saya mendapat beasiswa untuk lanjut belajar ke luar kota. Sholehah merajuk heheh. Saya katakan kalau guru di sini baik semua dan saya pasti main ke SD.
Alhamdulillah Sholehah sekarang kelas VI dan Alhamdulillah saya lulus lebih awal jadi masih bisa berkumpul dengan anak-anak, meski tidak menjadi walikelas lagi.
I’tikaf membawa banyak berkah… ^_^
7 Comments. Leave new
Yang nomor satu aku setuju bgt mbak.. Buat itikaf kudu cari masjid yg nyaman apalagi untuk akhwat…
Seru banget ya itikaf di masjid, tahun ini pengen ngajak bocah ah semoga terlaksana aamiin
aamiin .. iya Mbak.. banyak yang bawa bayi juga… 🙂
Tipsnya sangat membantu neh … makasih ya
alhamdulillah.. makasih Bang Ale.. 🙂
Setuju, jad inget tahu kemarin, bareng2 sama teman-teman kost itikaf. Tapi tidak semuanya ikut, penuh perjuangan ngajaknya juga, ada yang mau ada yang gak mau..hehe
Tapi memang seru, semoga di Ramadhan ini bisa lebih baik lagi 🙂
Aamiin Ya Robb…
Iya nggak semua mau diajak..tapi jalan aja.. di masjid banyak temannya juga kok..😉