Wisata Sejarah Gratis di House of Sampoerna – Sepertinya akan ada agenda jalan-jalan rutin sejak saya di Surabaya. Mengapa? Karena saya punya teman satu tim yang tidak betah berdiam diri di kos dan banyak wisata gratis di Surabaya. Setelah sebelumnya kami nekat ke Gunung Bromo (padahal saat itu status Bromo waspada) sekarang giliran House of Sampoerna. Salah satu tempat wisata sejarah d Surabaya. Masih dengan personil yang sama: Bu Nur dari Tarakan, Pak Budi dari Lombok, dan Pak Waib dari Nunukan. Ehm.. perkenalan kami cukup singkat, bisa dikatakan kami hanya kenal nama. Namun karena satu passion yang sama (baca travelling) kami jadi sering jalan bareng.
Ini adalah kali kedua saya ke House of Sampoerna. Dan tetap.. Tidak ada rasa bosan. Berapapun banyaknya kita singgah ke tempat yang sama, akan terasa beda jika ke sana dengan orang-orang yang berbeda.
Perjalanan dimulai dari Royal Plaza. Dari Royal naik bis JMP, turun Jembatan Merah. Sampai Jembatan Merah, kami disambut oleh becak-becak yang menawarkan jasa ke Museum dengan harga 10.000. Karena beasiswa belum turun (baca: kantong kering), kami memilih jalan kaki saja. Hemat euy.. Dan ternyata, perjalanan ke tekape dengan jalan kaki hanya butuh waktu 10 menit saja.
kafe |
Sampai di House Sampoerna, kami langsung menuju lobi kafe untuk daftar naik bus herritage. Kami mendaftar untuk perjalanan jam 12.30. Sambil menunggu bis datang, kami keliling museum sambil ngadem. Sampai di pintu museum, kami disambut penjaga museum yang berusia masih muda.
“Selamat pagi, good morning,” sapa penjaga pintu dengan ramah. Selain dengan senyum petugas, kami juga disambut aroma cengkeh dan tembakau yang menyerebak. Oiya, Museum House of Sampoerna ini merupakan bangunan tua buatan tahun 1864 yang memiliki dua buah lantai.
Di lantai pertama ada replika warung sederhana bernuansa ndeso milik pendiri PT Sampoerna, yaitu Liem Seeng Tee dan istrinya, Siem Tjiang Nio. Replika warung sederhana tersebut lengkap berisi stoples makanan, keranjang buah-buahan, aneka cengkeh dan tembakau sebagai cikal-bakal perusahaan rokok ini. Di depan replika warung teronggok tembakau dari berbagai daerah. Selain itu juga ada pencetak pelat kuno, miniatur warung rokok, alat penggiling tembakau, kisah hidup pendiri Sampoerna, dan perkembangan bisnisnya, perangko jaman dahulu.
Di lantai satu juga akan kita temui dua buah sepeda tua yang digunakan pendiri Sampoerna untuk berdagang ketika masih muda. Mereka adalah saksi bisu perjuangan Liem Seeng Tee kecil yang memulai hidup mandiri dengan bekerja keras semenjak masih kecil. Di bagian kanan ruangan menampilkan properti ruang kerja, properti ruang keluarga Liem Seeng Tee selama menjalankan perusahaannya. Ada pula koleksi kebaya serta foto keluarga dari masa ke masa.
alat pencetak label korek api |
Wisata Sejarah Gratis di House of Sampoerna
Naik ke lantai dua, kita akan antai kedua berfungsi sebagai tempat penjualan merchandise dari House of Sampoerna. Aneka magnetic fridge, polo shirt, gantungan kunci, pin, aneka batik tulis dan masih banyak lagi ragam merchandise yang dijual dengan kualitas prima. Dari lantai 2 ini kita juga bisa melihat ruang melinting rokok yang hingga saat ini masih difungsikan. Ya, meskipun Sampoerna sudah membuat pabrik yang modern di lokasi yang lain, tetapi untuk menghargai sejarah berdirinya perusahaan Sampoerna, ruangan melinting rokok tetap dipertahankan di gedung ini. Mantap dah.
HP: menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh |
Selesai dari lantai dua kami beralih ke samping museum. Kebetulan saat itu ada acara yang diadakan oleh salah satu perusahaan broadband jadi kami numpang foto di logo 3 hehehe…
menunggu beasiswa yang belum juga turun..huhuhuhu.. |
Di belakang museum, ada mushola dengan kamar mandi yang tertata dengan rapi. Di dekat mushola, ada art gallery yang berisi lukisan-lukisan keren abis. Ada foto perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Tempatnya artistik dan adem, bikin betah :).
Bung Tomo |
salah satu sopy di art gallery |
House of Sampoerna juga dilengkapi dengan cafe, namun sayang kami tidak mampir ke cafe tersebut. Semoga lain kali ada kesempatan mampir ke sana.