
Sebagai seorang travel blogger, saya terbiasa tidur di banyak tempat, dari kamar hotel mewah di Bali, homestay di pegunungan, kabin kapal kecil di tengah laut, sampai. Tenda.
Tapi lucunya, justru di rumah sendiri saya kadang sulit tidur nyenyak.
Setiap kali kembali dari perjalanan panjang, tubuh memang lelah, tapi pikiran masih berputar. Kadang saya hanya menatap langit-langit, membiarkan waktu lewat hingga dini hari.
Saya berpikir, mungkin ini jet lag atau efek stres karena pekerjaan. Tapi setelah memperhatikan, ternyata bukan. Masalahnya ternyata sederhana, kamar tidur sendiri belum “siap” untuk menenangkan.
Saat Kamar Tak Lagi Menenangkan
Pernahkah Sobat Zie merasa tubuh ingin tidur, tapi kamar terasa terlalu panas, cahaya terlalu silau, atau sprei terasa kasar di kulit?
Saya mengalaminya. Dan jujur, rasanya membuat tidak nyaman, karena rumah seharusnya jadi tempat kita pulang.
Sebagai traveler, saya belajar bahwa setiap tempat punya caranya sendiri memberi kenyamanan. Tapi di kamar, kenyamanan itu harus kita ciptakan sendiri.
Maka aku mulai memperhatikan hal-hal kecil di kamarku. Mulai dari pencahayaan, suhu ruangan, aroma yang menenangkan, sampai satu hal yang ternyata paling berpengaruh adalah kain yang menyentuh kulit saat tidur.
Perubahan Kecil yang Mengubah Banyak Hal
Setelah banyak perjalanan, saya mulai sadar kalau kualitas tidur bukan soal seberapa empuk kasur, tapi suasana yang menyelimutinya. Lampu terlalu terang, suhu terlalu panas, atau kain yang terasa kasar di kulit, bisa bikin tidur jadi gelisah.
Maka saya mulai bereksperimen. Saya ubah tata letak kamar, kurangi barang-barang berlebih, dan akhirnya mengganti sprei dan bedcoverku. Ternyata, “sentuhan kecil” itulah yang membuat perbedaan besar.
Saya memilih Sprei & Bedcover Hawaii by My Love, dan rasanya seperti menemukan versi baru dari kata nyaman. Bahannya menggunakan 100% Microtex, lembut di kulit.
Yang paling saya sukai, motifnya tidak monoton. Warna-warnanya segar, dengan corak yang modern dan tropical, mengingatkan saya pada suasana pantai di Bali, atau taman bunga di Ubud. Kamar yang dulu terasa biasa saja, kini seperti punya energi baru.
Sebagai traveler, saya selalu mencari hal-hal praktis dan tahan lama. Nah, bedcover ini ternyata diproses dengan teknologi computerized quilting, jadi jahitannya rapi dan tidak mudah rusak
Dan bonusnya, warna tidak mudah luntur karena memakai teknologi disperse print, penting banget buatku yang suka cuci rutin setelah pulang dari trip panjang.
Setelah beberapa malam, saya sadar tidurku jadi lebih cepat dan lebih dalam. Bangun pagi terasa segar, bahkan sebelum alarm berbunyi. Mungkin itulah kenapa tagline mereka pas banget:
“Ringankan Harimu.”
Dan saya setuju, karena tidur yang berkualitas memang membuat hari terasa lebih ringan, lebih jernih, dan lebih siap menghadapi petualangan baru.
Sedikit Tips Dari Saya
Setelah bertahun-tahun tidur di banyak tempat, saya punya beberapa kebiasaan sederhana yang selalu saya gunakan agar tidur lebih cepat dan lebih pulas. Sobat Zie juga bisa mencobanya di rumah yaks.
- 🌙 Matikan cahaya terang. Gunakan lampu kuning hangat atau lampu tidur agar otak tahu waktunya beristirahat.
- 🌿 Gunakan aroma lembut. Diffuser dengan lavender atau eucalyptus membantu menenangkan sistem saraf.
- 🧺 Ganti seprai seminggu sekali. Kebersihan kain sangat memengaruhi kualitas tidur.
- 💧 Pilih bahan breathable. Seperti Microtex Hawaii by My Love, lembut, dan tidak menahan panas.
- 🛏 Rapikan tempat tidur setiap pagi. Tubuh akan lebih mudah rileks malam hari saat melihat ruang tidur yang tertata rapi.

Sobat Zie nggak perlu renovasi besar-besaran untuk menciptakan kamar yang menenangkan.
Kadang, cukup “sentuhan kecil” seperti mengganti sprei dan bedcover, sudah cukup membuatmu tidur lebih tenang dan bangun dengan senyum.
Sebagai traveler, saya belajar banyak hal dari jalanan, tapi justru dari kamar sendirilah saya belajar arti beristirahat dengan sepenuh hati.
Kadang, nggak perlu liburan jauh untuk merasa damai. Cukup ubah hal kecil di kamar, dan biarkan kehangatan serta kelembutan menyambut pulang setiap malam.
Menulis pengalaman ini membuat saya sadar, selama ini kita terlalu sering mencari ketenangan di luar diri. Padahal, rumah yang nyaman bisa jadi tempat istirahat terbaik, asal kita tahu apa yang membuatnya hangat.
Bagi saya, jawabannya sederhana yaitu suasana kamar yang menenangkan dan tempat tidur yang lembut. Karena ternyata, tidur berkualitas tidak harus mahal, hanya butuh perhatian kecil dan pilihan yang tepat.
Jadi, kalau Sobat Zie juga sering merasa sulit tidur, mungkin bukan tubuh yang lelah, tapi kamar yang belum memeluk dengan benar.
Coba ubah sedikit suasananya, beri sentuhan lembut di tempat tidur, dan biarkan tubuh tahu:
“Kamu sudah sampai di rumah.”
Kalau Sobat Zie juga ingin menghadirkan suasana itu di kamarmu, bisa cek di
👉 mylovebedcover.com.

Karena tidur nyenyak bukan kemewahan. Ia cuma butuh satu hal kecil yaitu sentuhan yang tepat.
Karena pada akhirnya, tidur nyenyak bukan sekadar rutinitas. Ia adalah bentuk kasih sayang sederhana, untuk dirimu sendiri

