Sabtu, 19 Maret 2016 merupakan hari yang ditunggu-tunggu para pecinta dan pengamat Sejarah. Mengapa? Karena pada tanggal tersebut digelar Seminar Nasional Sejarah oleh Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI).
Sebenarnya saya bukan bagian dari MSI dan merasa beruntung bisa ikut agenda yang bertema Menggali Potensi Bangsa Indonesia pada Awal Masehi guna Pembelajaran Sejarah & Pembentukan Karakter Bangsa (Dalam Rangka Reorganisasi MSI Jawa Timur) ini. Informasi dan undangan saya dapat dari Bapak Aminudin yang merupakan dosen UNESA sekaligus salah salah satu pemateri dalam acara.
Acara yang dimulai pukul 13.00 ini bertempat di Auditorium Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jawa Timur, Jalan Jagir Wonokromo No. 350 Surabaya ini menghadirkan pembicara: (1). Drs. Sumarno, M. Hum. Tema “Kondisi Perkembangan Internasional pada Abad Masehi dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Sejarah Indonesia”, (2). Dr. Ari Sapto, M.Hum Tema “Perkembangan Sosial, Ekonomi Budaya, dan Pemerintahan di Indonesia pada Awal Masehi, (3). Prof. DR. Drs. Aminuddin Kasdi, MS. Tema Unsur-Unsur Budaya Asing yang Masuk, Diterima, dan Diolah sebagai Kebudayaan Naaional.
Kegiatan seminar kurang lebih tiga jam, kemudian dilanjutkan dengan reorganisasi MSI Jawa Timur.
Selain ditunggu-tunggu karena menyampaikan tema yang berbobot dengan pemateri yang kece habis, acara ini ternyata juga menjadi event yang ditunggu oleh pengurus MSI. Karena menurut Bapak Sumarno, MSI vakum sejak tahun 2013. Padahal keberadaan MSI di Jatim sangatlah penting.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan MGMP, dosen, guru, dan sejarawan dari berbagai daerah ini dipandu oleh Bapak Ali Zainal, “Semoga guru Sejarah bisa menjadi agen perubahan, bukan hanya sebagai pencatat sejarah,” ucap beliau. Bapak Ali Zainal yang merupakan pejabat teras ini mengawal acara dengan komunikatif, ada saja joke sarat pesan yang beliau sampaikan untuk menghidupkan suasana.
“Kesulitan mencari sejarah sebenarnya karena terbatasnya sumber dan masih maraknya tradisi lisan di budaya masyarakat,” Pak Ari Sapto menjelaskan tentang perjalanan sejarah di Indonesia. Materi Pak Sapto mengingatkan saya akan pentingnya menulis. Sumber tulisan pasti lebih otentik dibanding sumber lisan. Coba para pahlawan atau beberapa orag pribumi yang saat iyu menjadi saksi sejarah memiliki buku harian. Pasti kita generasi kita saat ini tak bingung dengan permainan sejarah yang puluhan tahun ini digembar-gemborkan oleh pemilik kekuasaan. Sudah mejadi rahasia umum kalau sejarah yang diberitakan selama ini berhubungan dengan kepentingan pihak-pihak tertentu.
Diskusi bertambah seru ketika Prof. Amin menjabarkan sejarah Indonesia, Jawa Timur khususnya. Beberapa diantaranya tentang perjalanan Ken Arok mendapat kekuasaan. Cerita Ken Arok ini mengingatkan saya pada cerpen saya yang bercerita tentang salah satu jenis pohon beringin yang bersifat parasit. Apa hubungannya beringin dengan Ken Arok? Masih dalam proses penulisan ^_^.
Sesi tanya jawab tak kalah meriah. Ada pertanyaan yang sekaligus saran menarik dari peserta yaitu tentang pentingnya kerja sama MSI dengan tim kedokteran untuk menyelidiki manusia purba karena berdasar pengalaman penanya saat menemukan fosil di daerah Blitar-Kediri, beliau menemukan salah satu keturunan manusia purba yang masih hidup dan tinggal di daerah tak jauh dari tempat penemuan.
Semoga dengan diadakannya acara ini, masyarakat Indonesia bisa lebih menghargai dan merasa memiliki budaya dalam negeri dan tidak mudah kagum dengan budaya negara lain.
![]() |
majalah dari BAdan Arsip, Jurnal Sejarah, dan undangan |
![]() |
kika: Dr. Ari Sapto, M.Hum dan Ali Zainal |
![]() |
Prof. DR. Drs. Aminuddin Kasdi, MS. |
![]() |
bersama Prof. DR. Drs. Aminuddin Kasdi, MS. |
![]() |
makan siang |
2 Comments. Leave new
weeeh.. seminar sejarah 😍 #anakSejarahMupeng
Yeaaai bikin Mbak Lina mupeng heheh