“Bu, anak kelas II dan III berantem, mereka gedor-gedor dinding!” lapor beberapamurid perempuan.
Dinding? Dalam hati saya berdoa, semoga mading kelas III tidak berantakan.
“Iya bentar lagi ibu ke sana,” jawab saya, segera menyelesaikan koreksi.
Anakku, anakku…
Lima meni tkemudian, beberapa anak kelas III (saya wali kelasnya) datang ke kantor guru.
“Bu Fauziah, Bu Fauziah..,”
“Ya?”memasang wajah marah, bersiap mendengar curhatan mereka kalau baru berantem.
“Bu, tadi kami pijat gratis!” teriak Hilmi.
“Pijat gratis?” tanya saya.
“Iya bu,tadi kan anak kelas II gedor-gedor dinding, lha kami nempelin punggung ke dinding,” tambah Hanafi.
“Enak bu, seperti dipijat,” Sahut Lana.
“Iya gratis lagi,” ujar Saif sambil tersenyum.
“Mas nggak balas kan?”
“Ndak lahbu, kan kata Bu Fauziah kalau ada yang nakal kita tidak boleh membalas dan harus membalas dengan kebaikan,” berbunga-bunga saya mendengar kalimatnya. Hehehe..
“Malah nikmatin bu, gratis soalnya,”
“Pingin lagi,”
“Hush kokpingin lagi?” tanya saya sambil tersenyum.
Geleng-geleng kepala, mendengar cerita mereka. Kelas III kelas III… makin lama makin kreatif saja. Maaf ya Nak, hampir saja ibu berprasangka yang tidak-tidak. Luv you all…
Pertengahan Maret 2013