Mata Sehat, Liburan Nikmat: Wisata Favorit di Pulau Dewata

Bali, siapa yang tak kenal? Pulau dewata yang selalu berhasil mencuri hati siapa saja yang menginjakkan kaki. Sebagai travel blogger, saya ingin berbagi kisah penuh warna, mulai dari mengejar sunrise di Lovina hingga makan malam di Jimbaran.

1. Menyambut Pagi di Pantai Lovina
Langit mendung di ufuk timur
Mentari pagi tak menampakkan sinar
Lumba-lumba hadir membawa hibur
Hati kembali cerah dan segar
Perjalanan dimulai dari Pelabuhan menuju Pantai Lovina di Buleleng. Kami berangkat dini hari agar bisa sampai sebelum matahari muncul. Jalanan sepi, udara masih dingin.
Hari pertama di Bali saya awali dengan harapan menyaksikan sunrise yang memukau di Pantai Lovina. Namun, alam berkata lain.
Langit mendung menyelimuti ufuk timur, menghalangi cahaya mentari untuk menembus awan. Meski sedikit kecewa, harapan saya belum padam.
Perahu nelayan membawa kami ke tengah laut, mencari kawanan lumba-lumba yang terkenal di perairan ini.
Tak lama, kegembiraan pun hadir saat melihat beberapa ekor lumba-lumba melompat riang di kejauhan.
Mereka seakan menyapa, menghibur hati yang sempat murung karena gagal melihat sunrise.
Meskipun cuaca tidak bersahabat, pengalaman melihat lumba-lumba di habitat aslinya tetap menjadi momen berharga dalam perjalanan ini.
Dalam benak, saya bertanya-tanya bagaimana perasaan lumba-lumba ketika banyak perahu yang mengejar. Apakah mereka senang atau sebaliknya?
Semoga kedatangan kami tidak mengganggu, semoga mereka hepi ketika melihat kami takjub dengan lompatan indahnya.













Selesai dari Lovina, perjalanan saya lanjutkan menuju Alas Harum di Ubud.
2. Alas Harum Ubud: Petualangan, Alam, dan Kopi dalam Satu Tempat
Alas Harum di Ubud adalah destinasi agrowisata menakjubkan yang memadukan alam, petualangan, dan budaya Bali. Dikelilingi oleh sawah terasering yang hijau, tempat ini menawarkan aktivitas seru seperti Bali Swing, sky bike, dan flying fox dengan latar pemandangan hutan yang memukau.
Kita juga bisa menjelajahi perkebunan kopi luwak tradisional, belajar proses pembuatannya, serta mencicipi berbagai kopi lokal. Terdapat banyak spot foto menarik seperti patung besar dan jembatan kaca yang instagramable. Dengan suasana yang hidup dan panorama yang indah, Alas Harum menjadi destinasi wajib bagi pencari ketenangan dan adrenalin di tengah Ubud.
Perjalanan cukup jauh, sekitar 2,5 jam. Tapi semua rasa lelah langsung sirna begitu melihat hamparan sawah bertingkat dan arsitektur artistik di Alas Harum. Ingin rasanya mencoba sky swing—ayunan besar yang menantang adrenalin sambil menikmati lanskap hijau di bawah. Tapi tidak berani. Jadinya hanya keliling dan dokumentasi saja.








3. Makan Siang dengan Panorama Gunung Batur yang Memukau
Hari mulai siang, saya menuju Kintamani untuk makan siang.
Sampai di Kintamani, udara dingin menyambut. Kabut tipis menyelimuti kaki Gunung Batur.
Udara sejuk menyapa lembut saat saya melangkah masuk ke Grand Puncak Sari. Restoran ini menawarkan makan siang all you can eat, dengan pemandangan indah Gunung Batur yang menjulang megah dan Danau Batur yang tenang membentang di kejauhan.
Meja-meja penuh dengan sajian khas Bali: ayam betutu, sate lilit, ikan goreng, lawar, hingga aneka sup hangat yang menggoda selera.
Saya mengambil sepiring nasi dan memilih lauk dengan antusias. Setiap suapan terasa istimewa, berpadu sempurna dengan sejuknya angin pegunungan.
Duduk di teras restoran, saya menikmati makanan sambil memandangi lanskap alam yang luar biasa.
Gunung Batur tampak kokoh, seolah menjadi penjaga suasana makan siangku yang damai. Asap tipis dari dapur dan aroma bumbu Bali terasa akrab, menambah kehangatan di tengah udara dingin.
Setelah kenyang, saya tak menyia-nyiakan momen. Kamera pun diangkat, dan mulai berpose dengan latar belakang gunung yang megah.
Makan siang di Grand Puncak Sari bukan hanya mengisi perut, tapi juga mengisi album kenangan yang indah.






4. Toya Devasya: Air Panas Alami dengan Pemandangan Gunung dan Danau Batur
Mumpung masih di Kintamani, saya ke Toya Devasya. Toya Devasya adalah destinasi pemandian air panas alami di Kintamani, Bali, yang menawarkan pengalaman relaksasi dengan pemandangan menakjubkan Gunung dan Danau Batur. Terletak di Desa Toya Bungkah, tempat ini memiliki delapan kolam air panas, termasuk infinity pool yang langsung menghadap danau, menciptakan suasana tenang dan damai
Begitu kaki menyentuh air hangat, rasa lelah perjalanan pun perlahan menghilang. Uap tipis mengepul dari kolam, menciptakan suasana magis yang menenangkan jiwa.
Sambil berendam, mata saya dimanjakan oleh pemandangan megah Gunung Batur yang berdiri gagah di hadapan.
Langit biru cerah memantul di permukaan danau yang tenang, menyatu dengan kehangatan air yang memeluk tubuhku. Angin lembut berhembus, membawa aroma alam yang segar dan damai.
Di sekitar kolam, suara tawa pengunjung menambah keceriaan suasana. Beberapa orang sibuk mengabadikan momen, berfoto dengan latar belakang gunung dan danau yang menawan. Saya tak mau ketinggalan. Rasanya seperti mandi di atas awan, di antara langit dan bumi.
Pengalaman mandi air panas di Toya Devasya bukan hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga menyentuh hati. Ini adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam dan relaksasi. Tempat ini mengajarkanku satu hal yaitu terkadang, ketenangan sejati ditemukan dalam pelukan hangat bumi dan pandangan yang tak terlupakan.









5. Makan Malam di Jimbaran: Menyantap Lezatnya Seafood di Bawah Cahaya Bintang
Sore perlahan berubah menjadi malam saat saya tiba di Pantai Jimbaran, Bali.
Aroma laut berpadu dengan wangi asap bakaran dari deretan restoran seafood di tepi pantai. Meja-meja tersusun rapi di atas pasir, hanya beberapa langkah dari deburan ombak yang lembut menyapa.
Saya memilih tempat duduk paling dekat dengan laut. Langit senja masih menyisakan semburat jingga ketika pelayan menghidangkan menu andalan: ikan bakar, udang, kerang bumbu pedas, dan cumi goreng tepung.
Sambil menyesap kelapa muda, saya menikmati iringan musik akustik yang mengalun pelan.
Setiap suapan menghadirkan rasa laut
yang segar dan bumbu khas Bali yang menggigit.
Angin malam mengusap wajah, dan
gemerlap cahaya lilin menambah romantis suasana. Suara ombak jadi latar alami
yang menenangkan jiwa.
Makan malam di Jimbaran bukan
sekadar soal rasa, tapi juga tentang suasana: makan di bawah langit terbuka,
diiringi suara laut, dan cahaya bintang. Saat malam makin larut, saya merasa
benar-benar damai.
Sebuah pengalaman yang membekas, membuatku ingin kembali
lagi ke pantai ini, dan menikmati malam yang sederhana namun luar biasa.


Perjalanan seharian menjelajah Bali memang menyenangkan. Dari pagi menyaksikan sunrise di Pantai Lovina, lalu ke Ubud menikmati ayunan di Alas Harum, hingga malam menyantap seafood di Jimbaran. Namun, tanpa disadari, terlalu lama berada di luar ruangan, terpapar angin, debu, serta terlalu sering menatap ponsel dan kamera, membuat mataku mulai terasa tidak nyaman.
Awalnya hanya terasa sedikit perih. Lalu, perlahan muncul sensasi mata sepet dan lelah meski tubuh masih semangat untuk jalan-jalan. Saat itu saya baru sadar, ini adalah tanda-tanda mata kering yang sering diabaikan oleh para traveler. Aktivitas padat, perubahan cuaca, serta kurangnya kedipan saat menatap layar jadi pemicunya. Rasanya seperti ada pasir halus di kelopak mata, mengganggu setiap pandangan.
Dari sumber yang pernah aku baca, berikut Solusi Efektif Mengatasi Mata Kering Tanpa Harus ke Dokter:
Tetes mata ini dirancang untuk melembapkan mata kering dan mengurangi gejalanya secara cepat dan praktis. Aman digunakan kapan saja, bahkan saat perjalanan.
Gunakan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik.
Berkedip membantu menyebarkan air mata alami ke seluruh permukaan mata.
Saat bepergian, terutama di daerah berpasir atau berangin, ini sangat membantu mengurangi iritasi.
Tubuh yang terhidrasi membantu produksi air mata yang cukup untuk menjaga kelembapan mata.



Sebagai seorang yang aktif berpetualang, saya belajar satu hal: jangan pernah sepelekan kesehatan mata. Saat gejala mulai terasa, jangan ditunda. Segera ambil tindakan ringan yang bisa dilakukan sendiri, tanpa harus menunggu parah.
Beruntung, saya selalu sedia #InstoDryEyes di tas. Beberapa tetesnya mampu membuat pandangan kembali segar dan nyaman. Tetes mata ini jadi sahabat setia di setiap perjalanan, apalagi di tempat dengan cuaca panas, berdebu, atau saat berkegiatan padat.
Ingat, #MataKeringJanganSepelein. Karena kenyamanan mata menentukan bagaimana kita menikmati setiap momen indah dalam perjalanan. Mata yang sehat dan segar akan membuat pengalaman traveling jauh lebih menyenangkan dan berkesan.
15 Comments. Leave new
Samaan juga pake Insto Dry Eyes. Sudah lama saya pake Insto Dry Eyes karena faktor usia. Dokter mata saya menganjurkan untuk menggunakan obat tetes ini. Dan saya bawa kemana² semacam benda wajib selain HP
alhamdulillahnya bentuknya kecil y mb.. jadi nggak makan tempat.. semoga sehat selalu mb dyah 🙂
Mau dong ke Bali lagi, baru tahu daerah sekitar Kuta dan Renon aja. pengen ke Jimbaran dan Lovina.
iyaa kalau di Bali emang wajib sedia Insto dry eyes. biar berwisata lebih aman tanpa mata kering.
hu’um mb ada banyak destinasi yangg keren untuk dikunjungi..
yup.. betul, harus bawa insto untuk kenyamanan mata kita 🙂
Wah samaan nih pake insto juga, saya juga sering beraktivitas di depan layar, saya jadi lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan mata, terutama saat liburan di tempat seindah Pulau Dewata. Jadi pengen liburan juga
yuk mb..liburan untuk menyehatkan mata hehehe
wah keren. bawa insto pas perjalanan yaa. aku pernah mata merah pas lagi jalan-jalan ke Bali. sama bangettt.
selalu bawa dong hehhe.. praktis bisa ditaruh dimana-mana
Emang wajib bawa Insto Dry Eyes saat jalan-jalan begini, ngebantu banget saat mata lelah menjadi segar kembali
iyes apalagi sekarang banyak debu. wajib banget bawa insto deh
betul banget, sebagai orang yang suka traveling, jangan pernah menyepelekan mata. karena penting buat dijaga
betul Mb.. harus terus menjaga kesehatan mata
aku pas ke Jimbaran gak sempat dapat sunset, langsung makan malam karena kejebak macet. Emang penting bawa perlengkapan kesehatan termasuk obat tetes mata seperti Insto ini
Liburannya asikk banget mba…bener ya klu selalu di luar mata terpapar sinar matahari, debu dll bikin nggak nyaman penglihatan. Beruntung ada Insto Dry Eyes ya mba…jd bye bye mata perih dan kering..
perjalanannya asik banget tapi kalo keganggu mata perih dan kering pasti gak nyaman. untung ada Insto ya mbak