Marketing Strategy untuk Generasi Millennial & Gen Z di Bulan Ramadan Bersama IDN Creativa – Ramadan, seperti yang kita tahu Ramadan adalah bulan kesembilan di kalender Islam. Bulan Ramadan adalah bulan yang spesial karena bulan ini adalah bulan turunnya Al-Qur’an. Tak hanya moment istimewa tapi juga berpengaruh pada kehidupan religius masyarakat.
Bulan Ramadan berpengaruh pada pola perilaku masyarakat pada umumnya. Di bulan ini kita dianjurkan untuk berbagi, bersedekah. Karena bulan ini dilipatgandakan pahala. Bisa diamati, biasanya pada bulan ini pengeluaran cenderung meningkat.
Namun dengan pandemik yang belum berlalu, pasti keterbatasan mobilitas akibat anjuran pemerintah untuk melaksanakan aktivitas dari rumah, waktu luang yang dimiliki oleh masyarakat pun jadi kian melonjak. Waktu luang tersebut biasanya mereka gunakan untuk melakukan online surfing dan shopping.
Perubahan pola perilaku ini selain ditemukan di kalangan generasi Y, juga terjadi pada generasi millennial dan Z. Brand berlomba-lomba mencuri perhatian kelompok usia dengan daya beli tertinggi di antara generasi yang lain ini.
Lha untuk membantu brand ataupun para pelaku bisnis lainnya berikut adalah beberapa insight yang dibagikan oleh IDN Creative, agensi digital multi-platform yang fokus pada brand storytelling, kreasi konten, dan aktivasi online. Apa saja, ya?
Berikut Tips Marketng Strategy untuk Generasi Millennial & Gen Z di Bulan Ramadan
-
Speak their language
Ramadan saat pandemi atau di rumah saja diperkirakan akan membawa beberapa perubahan pada perilaku konsumsi digital generasi millennial dan Z di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kemampuan brand dalam menyampaikan brand message adalah hal pertama yang harus diperhatikan.
Bagi IDN Creative, brand harus memberi perhatian khusus pada topik-topik yang sesuai dengan karakter mereka dan secara aktif selama Ramadan.
Jadi brand perlu menghubungkan topik yang sedang hype ke dalam brand message produk mereka. Harus diikuti dengan penyesuaian konten yang disajikan: relevansi antara konten dengan minat audiens tentu akan menghasilkan output yang lebih optimal.
Menurut penelitian IDN Creative, konten yang bersifat ringan rupanya 2x lebih banyak dicari oleh generasi millennial dan Z di Indonesia. Selain itu pencarian konten dengan topik hiburan juga meningkat sebanyak 6x dari biasanya.
Dalam case IDN Media, artikel yang berjudul “5 Alasan Jangan Nonton Drama ‘World of Marriage’ Pas Puasa” tentu menjadi bacaan yang pas untuk menemani mereka saat menunggu waktu berbuka.
-
Go hyper-local, go hyper-relevant
Ramadan di rumah saja tentunya membuat kita punya lebih banyak waktu untuk menyiapkan sajian buka puasa yang beragam. Hal ini dapat dilihat dari data pencarian konten menu dessert yang meningkat secara signifikan.
Data tersebut tentu harus diikuti dengan penyesuaian konten yang disajikan: relevansi antara konten dengan minat audiens tentu akan menghasilkan output yang lebih optimal.
Misalnya pengalaman dalam membantu campaign Indomilk pada Ramadan tahun lalu, IDN Creative menghubungkan brand susu kental manis tersebut dengan Yummy, salah satu unit bisnis IDN Media yang fokus pada konten kuliner, untuk menstimulasi eksplorasi resep menggunakan produk Indomilk dari para audiens. Sambil tetap memenuhi keingintahuan audiens.
Selain itu IDN Creative juga mendorong munculnya ide-ide inovatif nan unik. Misalnya susu kental manis tak hanya bisa diolah menjadi makanan manis, tapi juga gurih. Pada intinya, brand harus mampu menyampaikan cerita yang tepat, kepada orang yang tepat, melalui media yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
-
Tailor-made your stories
Salah satu yang perlu diingat adalah bahwa generasi millennial dan Z memiliki perilaku dan preferensi yang berbeda. Untuk itu, mengaplikasikan pendekatan personal pada konten yang diproduksi akan lebih menyentuh mereka secara lebih dalam.
Hal ini juga perlu diamplifikasi secara masif dengan menerbitkan konten tersebut di beberapa publisher sekaligus.
Menurut IDN Creative, terlalu banyak generalisasi pada konten tak akan menghasilkan output yang optimal.
Misalnya topik konten yang sama mengenai menu berbuka puasa bisa disajikan dalam bentuk berbeda sesuai dengan karakter audiens di masing-masing publisher.
Seperti Text-based content berjudul “5 Resep Takjil yang Bikin Ingat Masa Kecil” yang dipublikasikan di IDN Times dan kemudian diolah menggunakan perspektif keluarga untuk ditayangkan di Popmama.com.
Kemudian untuk memberikan output yang optimal, konten juga disajikan dalam bentuk video-based content di Yummy. Dengan begitu, pesan yang dibawa oleh brand dapat menjangkau audiens dengan persona yang lebih beragam. menciptakan kedekatan tersendiri dengan target audiens.