10 Tips Travelling saat Bulan Ramadhan – Bagi pemilik hobi travelling, tentunya puasa tak jadi halangan untuk melakukan perjalanan wisata. Inilah yang saya lakukan bersama beberapa teman setelah UAS. UAS semester pertama kami ke Lombok, keliling ke Pantai Kuta, Pantai Seger, Gili Trawangan, Air Terjun Tiu Kelep, dan Air Terjun Sendang Gile.
Semester dua destinasi yang kami ambil adalah daerah yang tak terlalu jauh dari Surabaya. Kami jalan-jalan ke Mojokerto dan Kediri.
Sebenarnya bukan tanpa maksud kami di sini. Perjalanan ini bertepatan dengan bulan puasa dan merupakan langkah
awal kami untuk belajar Bahasa Inggris di Pare. Mumpung masih tugas belajar, kami berusaha upgrade diri. nanti kalau sudah kembali
ke aktivitas sekolah, pasti sulit mengaturnya.
awal kami untuk belajar Bahasa Inggris di Pare. Mumpung masih tugas belajar, kami berusaha upgrade diri. nanti kalau sudah kembali
ke aktivitas sekolah, pasti sulit mengaturnya.
Menahan lapar dan haus seharian bukanlah perkara mudah bagi kami ketika jalan-jalan. Namun, bukan berarti genda traveling harus berhenti total saat bulan suci bukan? Bagaimana tips wisata agar tetap asyik saat puasa? Berikut tips seputar jalan-jalan pada bulan Ramadhan.
Berikut 10 Tips Travelling saat Bulan Ramadhan
1. Pilih destinasi
Karena travelling kali ini kami lakukan di Bulan Ramadhan, kami mencari destinasi yang tidak terlalu jauh. Destinasi ini sebenarnya kami pilih yang sesuai dengan arah tujuan ke Pare. Ya tujuan utama adalah Kampung Inggris Pare, terkait destinasi lain adalah bonus. Bahkan kami baru menentukan destinasi lain saat sudah di dalam mobil hehehe.
Karena dari Surabaya ke Pare melewati Mojokerto, mampirlah kami ke Candi Minak Jinggo dan Patung Budha Tidur kemudian silahturahim ke salah satu teman di Jombang, lanjut ke Monumen Simpang Lima Gumul.
Candi Minak Jinggo dari luar (saat ke sana sudah tutup, jadi hanya bisa ambil gambar dari luar) |
Reruntuhan Candi Minak Jinggo |
Monumen Simpang Lima Gumul |
2. Siapkan google map.
Diantara kami tidak ada yang asli Surabaya. Ini membuat google map menjadi teman yang sangat berarti dalam perjalanan. Namun ada aja ulah google map yang bikin kami horor, meski beberapa pengalaman google map sangat berjasa untuk menunjukan arah.
Pengalaman horor ini saat kami menuju Candi Minak Jinggo. Kami mengikuti petunjuk yang diberikan oleh google map. Masuk gang kampung, jalan sempit, sampai jalan buntu! Lha pas jalan buntu inilah kami diarahkan ke makam. Piuh… mana saat itu mendekati adzan Maghrib, dari berbagai arah terdengar suara orang mengaji. Ehm.. serasa peringatan akan kematian.
Tak hanya itu, saat menuju ke rumah teman yang berada di Jombang, google map Bu Diah meminta belok kiri, sedang google map saya minta lurus. Saya coba memperkecil ukuran untuk melihat lebih jauh arah tujuan. Ternyata yang belok kiri adalah masuk gang kampung. Ingatan lewat makam terngiang. Ditambah Pak Ali cerita horor saat ke Jogja. Tak ayal lagi, karena google map suasana mobil berubah jadi mistis.
3. Mencari tempat untuk berbuka.
Sudah menjadi rahasia umum kalau kantong mahasiswa terbatas. Apalagi kalau beasiswa belum turun. Hehe. Namun
kondisi ini tak menghalangi kami untuk travelling dengan modal seadanya.
kondisi ini tak menghalangi kami untuk travelling dengan modal seadanya.
Salah satu cara pengiritan yang kami lakukan adalah menghubungi teman yang memiliki rumah dekat dengan destinasi wisata. Satu nama terbesit saat itu: Bu Hera. Rumah Bu Hera d Jombang. Pas banget jika kami mampir ke bliau. Hitung-hitung cari tempat
buka puasa gratis silahturahim. Alhamdulillah gayung bersambut. Bu Hera, teman sekelas menerima kedatangan kami.
buka puasa gratis
Bisa dipastikan bagaimana hebohnya Bu Hera menyiapkan menu buka. Terimakasih banyak Bu Hera atas jamuan nikmatnya.
“Kapan ke sini lagi?” tanya Bu Hera saat kami mau pulang.
Wah.. alhamdulillah Bu Hera tidak keberatan meski kami sudah merampok makanan berkunjung.
itadakimasu |
Kika: Pak Ali, Pak Yuli, Bu Hera, Pak Waib, Bu Nur, Bu Diah, dan saya |
welfe sebelum melanjutkan perjalanan |
4. Memperkirakan waktu sahur dan berbuka di destinasi tujuan
Saat merencanakan perjalanan, penting untuk mencari tahu waktu sahur (subuh) dan berbuka (maghrib) di destinasi wisata. Kalau berada di zona yang sama tak masalah, kalau berada di zona yang berbeda inilah yang perlu perhatian khusus.
Saat itu kami berangkat sore, kira-kira Maghrib sampai Jombang (sampai rumah Bu Hera, red).
Namun apa di kata, karena penasaran ma Candi Minak Jinggo dan Patung Budha Tidur, mendekati Isya kami barus sampai
rumah Bu Hera. Sambil menunggu buka, kami membei makanan ringan untuk takjil.
rumah Bu Hera. Sambil menunggu buka, kami membei makanan ringan untuk takjil.
5. Memilih makanan bergizi saat buka dan sahur
Bagaimana tidak bergizi kalau disambut hidangan di rumah teman. Hehe. Buka puasa beres, sahur bagaimana?
Sahur adalah waktu makan paling penting selama Ramadhan, termasuk saat travelling. Oleh karena itu, penting
untuk makan hidangan bergizi saat sahur.
untuk makan hidangan bergizi saat sahur.
Tidak sulit mencari makanan sahur bergizi. Selesai dari Simpang Lima Gumul kami mencari warung lalapan pinggir
jalan. Ada banyak tempat makan yang buka meski sudah lewat tengah malam.
jalan. Ada banyak tempat makan yang buka meski sudah lewat tengah malam.
Hal yang perlu diingat, jangan minum teh atau kopi secara berlebihan saat sahur. Kedua minuman itu akan memicu
pengeluaran urine sehingga kita akan lebih mudah haus. Minumlah banyak air putih, minimal lima gelas, saat sahur. Saat dalam perjalanan apalagi bulan puasa, usahakan tidak makan menu yang macam-macam, ntar kalau sakit di jalan bisa
berabe.
pengeluaran urine sehingga kita akan lebih mudah haus. Minumlah banyak air putih, minimal lima gelas, saat sahur. Saat dalam perjalanan apalagi bulan puasa, usahakan tidak makan menu yang macam-macam, ntar kalau sakit di jalan bisa
berabe.
6. Tetap harus ibadah
Jalan-jalan saat Ramadhan bukan berari kita tidak ibadah lo ya! Ibadah jalan terus tentunya. Bagaimana caranya?
Gampang, manfaatkan waktu ibadah sebagai jeda untuk istirahat di perjalanan atau menetapkan waktu ibadah
di destinasi yang kita tuju.
di destinasi yang kita tuju.
Lagi pula, kita di Indonesia, ada banyak masjid di pinggir jalan. So, saat adzan menyapa, baiknya langsung mampir ke masjid terdekat.
Atau ibadah di destinasi tujuan. Misalnya saat Maghrib kami mampir ke masjid dekat Candi Minak Jinggo, pas Isya dan terawih kami jamaah di rumah Bu Hera. Di manapun kita berada, ibadah tetap jadi nomor satu.
7. Cari destinasi ramah Muslim
Destinasi yang ramah bagi umat Muslim sangat penting saat kita traveling pada bulan Ramadhan. Sebagian besar wilayah Indonesia adalah destinasi yang wamah muslim.
Hal ini penting untuk kenyamanan saat travelling. Contohnya saat kami tak punya cukup uang untuk menginap di losmen. Kami mencari masjid besar di Kediri dan menginap di sana. Tak hanya menginap tapi juga bersih diri di sana. Kelihatan banget dananya tipis.
8. Tidak melakukan aktivitas berat
Untuk menghemat tenaga, sebisa mungkin jangan melakukan aktivitas berat selama berpuasa. Singkirkan dulu keinginan mendaki gunung, trekking, atau main arung jeram. Meski sebenarnya saya pingin naik gunung (gara-gara perjalanan ke Semeru cancel karena kurang orang).
Selain itu untuk mengurangi aktivitas jalan kaki dan ganti-ganti bis, kami patungan untuk sewa mobil. Kalau dihitung-hitung, patungan lebih murah dan lebih menyenangkan dibandingkan harus ganti bis berulang kali. Ini kebetulan kami berenam. Jadi pas sewa satu mobil.
9. Kunjungi masjid-masjid ikonik dan bersejarah
Saat traveling ke kota-kota di Indonesia, sempatkan mengunjungi masjid-masjid ikonik atau bersejarah. Manfaatkan bulan Ramadan untuk berwisata religi. Penting lagi, tak hanya mengunjungi, tapi juga menginap/itikaf di sana.
10. Jangan tergoda untuk berbuka sebelum waktunya!
“Saat traveling, makanan pinggir jalan pasti jadi godaan terbesar, apalagi kalau yang jual cantik,” ini kalimat teman saya saat melewati barisan penjaja makanan kecil.
Saya mengamati Mbak-mbak penjual. Cantik-cantik emang.. kalau tidak cantik, mana mungkin temna-teman hapal letaknya. Ups..
Itulah 10 Tips Travelling saat Bulan Ramadhan, semoga bermanfaat. Dimanapun kita berada, saat haus, atau saat lapar. Semoga kita bisa melewati godaan puasa dan menikmati perjalanan. Aamiin
2 Comments. Leave new
Mba orang lombok ya.. Kalau dari pantainya sih aku tebak begitu.. Maksudnya pantai kuta yang tanjung aan itu bukan? Hehehe.. *sotoy*
saya orang Malang Mbak.. kebetulan saat itu jalan-jalan ke Lombok.. pantai yang di atas pas ke GIli Trawangan. Pantai di Lombok keren-keren ya…