Resensi Buku Outliers, Rahasia Sukses oleh Malcolm Gladwell
Judul : Outliers: Rahasia Di Balik Sukses
No. ISBN :
9789792244762
Penulis : Malcom Gladwell
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman :
352
Mei 2015
seorang motivator merekomendasikan buku Outliers. Di bulan yang sama saya beli
dan membacanya. Di bulan yang sama satu tahun berikutnya, seorang teman mengajak saya ke acara Outliers di
Universitas Ciputra. Wooowww kok pas ya bulannya. Seketika itu ajakan teman saya iyakan. Setelah meengikuti acara ini, saya semakin penasaran dengan yang namanya outliers dan berusaha segera menghabiskan isi buku. Ya Allah, mengapa tidak segera menyelesaikan buku itu dari dulukala. Beneran nyesel deh.
Outliers adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu atau sebuah
fenomena yang terjadi diluar kebiasaan yang normal. Jika kita kaitkan dalam
ilmu sosiologi manusia, maka manusia bisa dikatakan seorang Outliers ketika ia menjadi seorang individu
yang berbeda/unik dibanding individu lainnya.
Masing-masing kita pasti ingin menjadi sukses dalam hidup, ingin kaya, sehat, hidup nyaman, keluarga tentram, dan berbagai mimpi lain. Biasanya
kisah-kisah tentang orang-orang yang sangat sukses menonjolkan faktor
kecerdasan. Buku ini lain, penemuan Malcolm Gladwell dalam bukunya: Outliers
(orang-orang yang sangat luar biasa) mengungkap kalau sukses tidak dikarenakan kecerdasan.
Di pembukaan,
Gladwell menulis contoh dari Outliers itu. Di tahun 1950-an, penyakit jantung
menjadi epidemi di Amerika Serikat. Penyakit jantung menjadi penyebab utama
kematian pria yang berusia di bawah 65 tahun. Namun di Roseto, Pennsylvania,
jarang sekali orang yang meninggal karena penyakit jantung. Inilah Outliers
itu. Fenomena Roseto bukanlah disebabkan kekuatan magis
atau mukjizat. Maka dilakukanlah penelitian. Pertama, mereka kebiasaan makan. Jika penduduk tersebut sehat, mereka menduga kalau
pola makan mereka sehat. Namun ternyata
keliru. Orang-orang Roseto adalah perokok berat dan jarang berolahraga. Nah lo! Terus kok bisa sehat-sehat?
Apa
yang menyebabkan Outlier? Ternyata, faktor utama yang membuat mereka terhindar
dari serangan jantung adalah karena
memiliki kehidupan sosial yang sehat. Masyarakat
Roseto memiliki kebiasaan saling berkunjung,
mereka saling bantu dan mereka saling menghormati.
Lagi, buku Outliers ini menjelaskan
mengapa semua pengacara New York memiliki riwayat hidup yang sama, dan alasan
mengapa orang-orang genius tidak selalu sukses. Semua ini berhubungan dengan
tahun lahir, generasi, timing,
upbringing, cultural legacy, lucky opportunities, dan 10.000 hours of practice.
Menurut Gladwell, sangatlah penting
tahun berapa kita lahir jika kita ingin menjadi miliarder dan sangatlah penting
di mana kita lahir jika ingin menjadi pilot yang sukses. Hidup para outlier
orang-orang yang pencapaian suksesnya di luar jangkauan normal mengikuti logika
yang aneh dan tak terduga. Sukses pada dasarnya adalah tentang kesempatan dan
warisan budaya. Ya, kita akan diberi lembaran yang tak terduga. Ternyata tiap
tahun lahir memiliki keterkaitan dengan kesempatan suksesnya. Ini bukan
paranormal yang menebak peruntungan lewat tahun lahir lo ya.. hehhe.. tapi
lebih kepada riset ilmiah.
“Cukup menarik bahwa di Belgia tenggat waktu untuk sepakbola dahulu adalah tanggal 1 Agustus dan saat itu hamper seperempat dari pemain utamanya dilahirkan di bulan Agustusdan September. Tetapi kemudian federasi sepak bola Belgia mengubahnya menjadi tanggal 1 Januari dan bisa dipastikan bahwa dalam beberapa tahun kemudian hamper tidak ada pemain sepak bola elit yang dilahirkan di bulan Desember dan sejumlah besar pemain dilahirkan di bulan Januari.” (hal 326)
Di Outliers
memberi kita tips agar bisa akselerasi dibanding dengan yang lain. Pertama yang
dilakukan adalah dengan berlatih atau praktik
minimal 10.000 jam. Poin sering didengungkan oleh
trainer di acara-acara seminar motivasi. Bukan tanpa alasan, setelah membaca
Outliers dan mempraktikannya. Saya merasakan sesuatu yang lain memang.
Bill Joy (pendiri
Sun Microsystems) yang mendapatkan kesempatan untuk menggunakan komputer di
Computer Center Michigan selama 24 jam penuh tanpa membayar rekening. Ia
menjadi ahli karena menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membuat program.
Melewati kaidah belajar selama 10.000 jam, ia berhasil menjadi ahli, hingga
program yang ia buat bisa digunakan sampai 30 tahun kemudian. Kesuksesannya
dalam bidang komputer setali tiga uang dengan Bill Gates (pendiri
Microsoft)
Contoh lain, The Beatles sebelum
menjadi band yang sukses telah tampil di klub di Hamburg selama 8 jam setiap
tampil setiap hari selama dua tahun. Sehingga permainan mereka menjadi begitu
baik dan terasah jiwa entertainmen nya. Coba bayangi tampil selama 8 jam
menghibur dengan lagu yang berbeda? Bagaimana mengatur acara agar tidak
membosankan? Dan The Beatles bisa melakukannya. Begitu juga dengan Mozart yang
berlatih terus sehingga terbiasa dan menjadi ahli.
Setelah praktik 10.000 jam, hal yang bisa menhadi pondasi kesuksesan adalah kesempatan yang sangat menguntungkan.
Orang-orang yang disebut di atas
memiliki kesempatan yang tidak dimiliki orang orang lainnya. Bill Gates adalah
anak orang kaya yang bersekolah di tempat yang bagus. Dan komputer? Adalah
barang langka dan sangat mahal pada tahun 1960 an. Bill Gates mendapat
kesempatan langka itu.
The Beatles? mereka dapat kesempatan
dari pemilik klub di Hamburg untuk tampil selama 8 jam tiap hari.
Dan kesempatan inilah yang
seringkali memisahkan antara si miskin dan si kaya. si miskin berkesempatan
mendapat pendidikan yang baik dengan jenjang yang jauh lebih tinggi. Si Miskin
tidak mendapat kesempatan itu. Dalam buku Outliers menceritakan Chris Langan, seorang
anak yang ber IQ jenius: 195 bandingkan dengan Einstein yang 150 (rata-rata
orang biasa 85-115). Sayang dia tidak lahir dari keluarga yang kaya. Dia lahir
dari keluarga yang miskin sekali, waktu kecil baju mereka cuma satu stel. Tinggal
di peternakan kuda dan tidak menjadi akademisi seperti yang diidam-idamkannya
meskipun ia menguasai teori matematika super rumit dan memiliki kefasihan
bahasa yang tanpa tanding. Ia bisa jadi berkali lipat lebih pintar daripada
Masatoshi Koshiba, peraih Nobel Fisika dari Jepang.
Benar kemampuan Chris Langan sama
dengan orang-orang sukses di “dunia manusia”, tapi dia hanya bisa mengarang
sebuah karangan yang tidak diterima oleh penerbit. Dia tidak memiliki
kesempatan pendidikan tinggi untuk mendapat Phd. Kredibilitasnya nol. Cerita
tentang Einstein tentu tidak semiris itu. Dan kesempatannya juga jauh lebih
baik. Ingatlah IQ Einstein 150 dan Langan 195. Kesempatan yang membedakan.
Nyesek saya baca bagian ini. Bagaimana Chris Langan berulang kali melobi dosen
agar bisa masuk kuliah.
Next poin tiga yang mempengaruhi
kesuksesan menurut buku Outliers
adalah warisan budaya
Gladwell menjelaskan fenomena budaya
berpengaruh pada kesuksesan. Kebanyakan ahli matematika
dari Asia lahir dan tumbuh dari tradisi pertanian. Bertanam padi
berarti bangun sebelum subuh dan berterik-terik di bawah sinar matahari dan
juga berarti melakukan kerja sekitar 3000 jam setiap tahun, bandingkan dengan
budaya petani Eropa pada jaman itu yang hanya bekerja selama 1200 jam
setahunnya.
Ketekunan dibutuhkan
dalam bertani, begitupula dalam dalam mempelajari matematika. Ada pula peran
keteraturan penomoran di Cina, Korea dan Jepang yang membuat anak-anak Asia
bisa melakukan fungsi dasar seperti penambahan secara logis dan cepat, dengan
jauh lebih mudah dibandingkan yang menggunakan bahasa Inggris.
Selain itu menanam padi adalah
pekerjaan yang menuntut perhatian penuh selama masa tanam, mulai dari kondisi
tanah, ketinggian air, suhu air, memberantas gulma, memperhatikan jarak tanam,
memilih varitas padi yang paling cocok di tanam pada musim trertentu dll, kalau
tidak memperhatikan hal tersebut tentu hasil panen sedikit atau gagal dan itu
berarti kelaparan di musim dingin atau bahkan mati.
Budaya kerja keras, ulet, dan
efisien dalam memanfaatkan lahan, kerjasama dengan warga dalam bertani ini
menjadi budaya yang diwariskan ke anak-anak mereka sehingga lebih berhasil
dalam dunia pendidikan. Di sekolah-sekolah di Eropa, orang-orang Asia cenderung
lebih lama di perpustakaan dari pada orang Eropa. Dan dalam pelajaran
Matematika orang Asia lebih hebat dari orang Eropa, dikarenakan orang Asia
bersedia belajar lebih keras.
Contoh budaya yang lain adalah budaya
senioritas (junior patuh kepada senior) mempengaruhi tingkat keselamatan pada
maskapai penerbangan. Budaya ini membuat para junior (asisten pilot) ragu-ragu
dalam mengingatkan senior (pilot) jika ada kesalahan yang sang senior lakukan.
Keragu-raguan ini membuat kecelakaan pesawat terbang pun terjadi.
“Tempat dan kapan kita tumbuh besar memiliki pengaruh yang cukup besar. Kebudayaan tempat kita besar dan warisan yang diturunkan oleh para pendahulu kita membentuk berbagai pola keberhasilan kita dalam cara yang tidak bisa kita bayangkan. Dengan menanyakan asal usul mereka, kita bisa mengungkapkan logika di belakang orang-orang yang meraih kesuksesan dan kegagalan.” (hlm. 18)
Buku ini adalah usaha kolektif yang sangat besar
manfaatnya. Malcolm
Gladwell dapat mendeskripsikan rahasia
sukses yang kadang
tidak terungkapkan bahkan terpikirkan. Ditambah pengemasan
yang menarik yaitu dengan kisah-kisah
yang sangat menggugah dan penuh logika membuat kita enggan untuk melepas buku
ini dari pandangan mata.
Saking menggugahnya, buku ini menginspirasi anak-anak muda membuat TEDx. TEDx sudah menyebar ke beberapa negara. Bila teman-teman butuh inspirasi bisa coba browsing TEDx, seru-seru videonya. Selain nambah wawasan juga bisa buat belajar speaking.
Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sujiwo Tejo, Rhenald Kasali, Handry Santriago, Yohanes Surya, Donny Dhirgantoro adalah beberapa nama-nama yang pernah tampil di panggung TEDx.
Buku berbobot, layak untuk dibaca. Lalu aku jadi kepo Tedx 😂
ReplyDeleteIya Mbak.. penelitian yang jadi buku ini nginspirasi banget.. 😉
DeleteTempat dan kapan kita tumbuh besar memiliki pengaruh yang cukup besar. --> setuju banget sama yang ini.
ReplyDeleteYuuuk.. bener banget. Buah bisa jatuh jauh dari pohonnya. Tergantung dimana ia jatuh.
DeleteBukunya bagus ya mba? Nyari ah..
ReplyDeleteIya Mb.. ada banyak inspirasi di dalamnya..
DeleteBuku itu aku punya kyknya. Dulu disaranin dosenku buat membacanya.
ReplyDeleteSayangnya terjemahan jd bacanya kudu bener2 khusyuk. TFS :D
Sama.. ini buku versi Indonesia Mb.. yg versi Inggris kagak beli.. belum dapet. Terjemahan lumayan bisa dipahami.. lumayan kagak buka kamus heheh
DeleteBuku ttg budaya, penting banget ya mb di masa skrg
ReplyDeleteiya Mbak...
DeleteSemoga bisa mengaplikasikan segala hal yang baik untuk bisa menjadi insan bermanfaat dan lebih baik selalu .. Amin
ReplyDelete